Batik Indonesia: Lambang Identitas Kultural Bangsa

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Salah satu budaya yang dapat kita lihat hingga saat ini adalah batik. Kebanyakan orang tau jenis batik dari daerah mana seperti batik Solo, batik Madura, batik Cirebon. Batik-batik tersebut mempunyai ciri khas pada motifnya. Padahal, bangsa Indonesia sendiri mempunyai batik yang khas Indonesia. Batik itu bernama Batik Indonesia.
(Lihat koleksi batik-batik Solo kami!)
Secara etimologi kata batik berasal dari bahas Jawa yaitu ” amba” yang berarti menulis dan “tik” yang berarti titik/matik(membuat titik) . Pada awalnya, batik ditulis dengan bathik karena mengacu pada huruf jawa “tha” bukan “ta” seperti yang ditulis oleh KRT Dr. HC. Kalinggo Hanggopuro dalam Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan. Berdasarkan etimologis tersebut, batik identik dengan suatu teknik atau proses dari mulai penggambaran motif hingga pelrodan. Oleh karena itu, batik saat ini menjadi warisan budaya tak benda dunia (intangible heritage) UNESCO. Batik tidak hanya dilihat sebagai kain yang digambar, namun dilihat sebagai kekayaan budaya dalam proses pembuatannya.
(Lihat koleksi batik-batik Madura kami!)
Batik diperkirakan mulai muncul dan berkembang pada zaman Majapahit. Pada awalnya, batik hanya dapat dipakai oleh kalangan tertentu, khususnya keraton. Trowulan yang berada di dekat Mojokerto adalah Ibukota Kerajaan Majapahit. Dari sana batik mulai berkembang hingga ke seluruh wilayah Majapahit. Batik yang menyebar mulai mengalami akulturasi dengan budaya setempat sehingga mempunyai keunikan di setiap wilayah. Pada saat ini, kita dapat mengenal batik khas Solo, Yogyakarta, Cirebon, Madura, Tulung Agung, dan lain-lain.
(Lihat koleksi batik-batik Cirebon kami!)
Batik mulai dikenal oleh masyarakat Eropa melalui buku The History of Java karya Sir Thomas Stamford Raffles, seorang pemimpin EIC di Asia Tenggara yang pernah berkuasa pada 1811 – 1815 saat Inggris menguasai Nusantara. Dilanjutkan pada 1873, seorang saudagar Belanda van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam. Batik Indonesia semakin memukau publik dan seniman sewaktu dipamerkan dalam Exposition Universelle di Paris pada 1990.

KRT Hardjonagoro (sumber:tokohindonesia.com)
Pada sekitar tahun 1950an, Presiden Soekarno mendukung diciptakannya ragam batik tulis baru. Ragam batik ini disebut sebagai “Batik Indonesia” oleh Presiden Soekarno. Dibuat oleh KRT Hardjonagoro di Solo, batik ini memadukan warna-warna cerah khas batik pesisiran dengan ragam hias batik keraton Jawa Tengah. Batik ini mengandung makna persatuan dan dimaksudkan menjadi lambang identitas kultural bangsa.

Batik Indonesia karya KRT Hardjonagoro (Sumber: sojournerantique.blogspot.co.id)
Saat ini, batik tetap menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Indonesia. Hampir semua masyarakat Indonesia mengenal batik karena batik tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari. Batik sudah dikenalkan ketika anak-anak bersekolah. Pada hari tertentu diwajibkan memakai seragam batik. Hal tersebut adalah salah satu upaya untuk tetap melestarikan batik. Namun, tidak semua masyarakat Indonesia mengenal kekayaan dan nilai budaya yang ada di batik. Ini menjadi perhatian banyak pihak karena batik tidak hanya selembar kain yang digambar, namun mengandung nilai-nilai budaya dalam proses pembuatannya.