Banda Neira: Surganya Wisata Alam dan Situs bersejarah

Indonesia adalah surganya penjelajah. Dari zaman penjelajah Eropa hingga modern saat ini, seakan-akan tidak pernah habis wilayah yang dapat dijelajah di sini. Tidak hanya keelokan alamnya yang menawan hati, Indonesia juga memiliki kekayaan situs-situs bersejarah. Namun, tidak banyak tempat yang memiliki keindahan alam dan kekayaan situs bersejarah. Satu-satunya tempat yang paling kaya adalah Banda Neira.

Peta Banda Neira
Banda Neira atau yang juga biasa disebut Banda adalah kepulauan kecil yang terletak di sebelah tenggara Pulau Ambon. Kepulauan ini hanya terdiri dari beberapa pulau kecil, yaitu Pulau Banda Besar, Banda Neira, Gunung Api, Pulau Hatta, Pulau Syahrir, Pulau Ai, dan Pulau Rhun.
Tidak banyak yang tahu Banda adalah surga wisata. Faktor utamanya mungkin karena sedikitnya bahan bacaan. Padahal, Banda sendiri menyimpan kisah yang sangat panjang, sejak zaman kompeni hingga zaman kemerdekaan. Tidak hanya itu Banda memiliki Gunung Api, trumbu karang, dan pantai yang sangat indah.
Sejarah Singkat Banda
Banda sejak zaman dahulu terkenal sebagai penghasil pala. Pala adalah rempah-rempah khas Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat, penghangat tubuh, bumbu masak, hingga mengawetkan mummy. Sekitar abad ke-15 hingga ke-19, rempah-rempah adalah komoditas utama perdagangan global.

Peta Kuno Banda Neira
Penjelajah Eropa mulai memasuki wilayah nusantara pasca jatuhnya Konstantinopel ke tangan muslim Ottoman pada abad ke-15. Saat itu Konstantinopel adalah pelabuhan utama perdagangan ke Eropa. Sejak di bawah kekuasaan muslim, terjadilah penutupan pelabuhan itu kepada pedagang Eropa. Karena kebutuhan akan rempah-rempah dan ditemukannya berbagai penemuan-penemuan, dimulailah era penjelajahan bangsa Eropa ke dunia timur.

Ilustrasi Perang Laut abad ke-18
Didahului oleh Bangsa Portugis dan Spanyol, lalu bangsa Inggris dan Belanda mereka berbondong-bondong ke Nusantara untuk berdagang rempah. Persaingan di antara mereka tidak dapat dihindari. Bahkan hingga melebar menjadi pertikaian dan perang. Salah satu persaingan yang paling keras di antara mereka terjadi di Banda.
Pada Abad ke-17 terjadi perselisihan antara Inggris dan Belanda terhadap perdagangan pala di Banda. Kedua bangsa itu saling menumpahkan darah di tanah Banda. Sehingga terjadilah perjanjian yang bersejarah di Breda pada 1667. Bangsa Inggris yang saat itu memiliki kekuasaan atas Pulau Ruhn menukarkan Pulau itu dengan Pulau yang sekarang bernama Manhattan yang dahulu bernama Niew Amsterdam karena dimiliki Bangsa Belanda.

Pembantaian yang dilakukan tentara sewaan dari Jepang. Hal ini dilakukan untuk menguatkan posisi monopoli Belanda atas perdagangan pala.
Konflik tidak hanya terjadi sesama bangsa Eropa. Pada awal keinginan Belanda memonopoli pala, masyarakat pribumi sudah melawannya. Masyarakat pribumi beberapa kali memukul mundur armada-armada Belanda. Hingga suatu hari kedatangan Jan Pieterzoon Coen membawa kekuatan penuh dari Batavia untuk menghabisi semua orang kaya pemilik kebun pala di Banda. Sejak saat itu, tidak ada lagi perlawanan yang berarti dari masyarakat Banda.
Tahun demi tahun, abad berganti abad. Rempah-rempah tidak menjadi primadona perdagangan dunia lagi. Banda menjadi tempat yang terasing. Sehingga fungsinya pada awal abad ke-20 hanya untuk membuang para pejuang kemerdekaan. Bung Hatta, Bung Syahrir, Cipto Mangunkusumo dan Iwa Kusuma Soemantri pernah dibuang di sini. Menjadikan Banda tempat berkumpulnya Bapak Bangsa.

Potret Bung Hatta dan Bung Sjahrir.
Setelah Indonesia merdeka, Banda hampir terlupakan. Tidak banyak orang yang tahun Kepulauan ini. Namun, ada anak asli Banda yang selalu mencoba membawa Banda kepada perkembangan dan kemajuan. Ialah Des Alwi. Des Alwi yang menjadi anak angkat dari Bung Hatta dan Syahrir pernah mengundang tokoh-tokoh dunia mengunjungi Banda, seperti Lady Diana, Mick Jagger, dan berbagai tokoh dunia lainnya. Didorong perhatian dan kepiawaiannya, beberapa situs di Banda dikonservasi tentunya dengan sokongan berbagai pihak.

Des Alwi saat muda
Saat ini, Banda masih menjadi seperti harta karun. Walaupun menyimpan kekayaan wisata alam dan wisata sejarah ,masih belum banyak orang yang tahu keberadaannya. Sayang sekali rasanya jika sudah mengelilingi beberapa negara tanpa pernah mengunjungi Banda. Padahal, di sini sudah cukup berkembang. Ada beberapa hotel yang nyaman untuk ditinggali. Wifi dan konetivitas 4G juga sudah menjangkau Kepulauan ini.
Wisata Alam di Banda
Banda memiliki banyak jenis wisata alam, terutama wisata laut dan pantainya. Wilayah terumbu karang di Banda adalah salah satu terumbu karang yang terkaya di dunia. Terumbu karang di sini sangat terkenal di mancanegara. Beberapa media asing yang meliput seperti Brisbanetimes, originaldiving.com, dan banyak lainnya. Jangan heran kalau berada di sini lebih banyak wisatawan mancanegara yang berlalu-lalng.
Tempat penyewaan alat selam juga banyak di sini. Dengan Rp. 50.000, sudah dapat bersnorkel ria. Tidak perlu jauh-jauh mencari tempat yang bagus. Untuk menjajal saja bisa dilakukan di dermaga dekat hotel Maulana. Tapi yang paling bagus ada di sekitar Gunung Api yang mengarah ke Pulau Ai. Sangat indah. Ikannya banyak sekali. Tidak butuh roti untuk membuat ikan-ikan berkumpul.
Hampir di setiap pulau di Banda memiliki pantai yang indah. Pasir putih terhampar memanjang, dengan air laut yang sangat jernih. Seakan-akan jauh dari keriuhan kota. Kemungkinan hanya anda dan rombongan yang bersantai di pantai. Paling bekal harus dibawa sendiri karena tidak ada pedagang yang setiap hari berjualan di pantai. Tapi semua itu bisa didapatkan di toko di Pulau Banda Neira. Mudah sekali.
Banda juga memiliki Gunung Api. Gunung Api yang masih aktif ini, dapat kita jelajahi. Sejak zaman Belanda, Gunung Api ini sudah pernh dijelajahi. Beberapa penjelajah Belanda menuliskan kisah pendakian Gunung Api di catatan hariannya. Catatannya masih dapat kita baca di Jstor.org. Rasanya tidak banyak perbedaan kondisi yang dituliskan pada abad ke-19 itu dengan hari ini. Mungkin pada hari ini sudah ada sisa lava karena sekitar tahun 1980an gunung ini meletus.
Ada sebuah penghargaan jika ada orang yang berhasil mencapai puncak Gunung Api. Melihat catatan dari mantan Dubes Belanda untuk Indonesia yang berada di dalam buku Des Alwi, Dari Banda menjadi Indonesia, beliau mendapatkan sertifikat karena mencapai puncak Gunung Api. Sertifikatnya saat itu ditandatangani oleh Des Alwi langsung.

Buah Pala. Bagian di tengahnya bernama fuli, itu yang digunakan sebagai rempah-rempah.
Bagi yang penasaran dengan pala. Kalian juga dapat melihatnya di kebun pala langsung. tidak sulit menemukan pohon pala di sini. Walaupun, saat ini pala tidak bergitu bernilainya pada masa lampau. namun masih dapat kita rasakan manfaatnya. Manfaat yang membuat orang-orang Eropa bertualang ke tempat yang tidak diketahui dengan mengorbankan harta dan nyawanya.
Wisata Sejarah di Banda
Banda adalah salah satu tempat yang jauh dari ibukota namun sarat akan tempat bersejarahnya. Di sini hampir dapat ditemukan benteng di setiap pulau. Pulau yang paling banyak menyimpan situs sejarah adalah Pulau Banda Neira. Di Banda Neira sendiri memiliki berbagai museum, benteng, monumen, dan bangunan bersejarah.
Mari kita runut peninggalan yang ada dari zaman yang paling tua, yaitu zaman kompeni. Pada zaman ini, benteng-benteng banyak didirikan di Banda. Di Banda Neira sendiri yang dapat kita lihat langsung jika berjalan-jalan adalah benteng Belgica dan benteng Nassau. Benteng-benteng ini didirikan oleh Belanda.

Benteng Nassau yang belum dipugar. Jika diperhatikan, benteng ini dahulu pernah dikelilingi oleh parit.
Benteng Nassau umurnya lebih tua dibandingkan benteng Belgica. di halaman Benteng Nassau tempat terjadinya pembantaian sadis yang dipimpin oleh Jan Pieterzon Coen terhadap 40 Orang Kaya Banda. Pada tahun 2016, Benteng ini masih dalam proses pemugaran. Benteng Nassau Terlihat tidak terawat jika dibandingkan dengan benteng Belgica, yang pernah dipugar sekitar pada 1990an . Benteng Belgica berbentuk pentagon, terlihat kokoh dan menjulang karena berada di atas perbukitan. Letak kedua benteng ini cukup dekat.
Di dekatnya ada bangunan Istana Mini dan Societat Harmonie. Kedua bangunan ini sangat penting pada masanya. Istana Mini adalah kediaman Gubernur Jenderal VOC ketika singgah di Kepulauan Banda. Bangunan ini cukup luas dan memiliki halaman yang juga luas. letaknya langsung menghadap ke laut. Saat ini Istana Mini menjadi rumah dinas Camat.
Ada berbagai kisah di Istana Mini, salah satunya kisah horor yang sampai saat ini masih dapat dirasakan jika mengunjungi bangunan ini. Pada suatu siang, beberapa orang teman yang mendapatkan tugas observasi singkat sedang berada di sekitar halaman Istana Mini. Saat itu Istana Mini sangat kosong dan seperti tidak dihuni. Mereka beristirahat di dekat bangunan. Lewatlah sekelompok anak sekolah yang cukup berisik di dekat mereka. Tanpa ada angin, ada suara bantingan yang keras di salah satu jendela bagian kanan rumah. Sangat mengagetkan.
Beberapa teman yang pernah melihat informasi di salah satu website, mengenai kisah horor bangunan itu menjadi penasaran. Tulisan di website tersebut menceritakan bahwa ada seorang Prancis yang bunuh diri karena sangat merindukan rumahnya. Ia bekerja sebagai koki di sini. Namun tidak betah akan kondisi pulau. Sebelum memutuskan bunuh diri, ia menuliskan sebuah catatan di salah satu kaca jendela dengan menggunakan mata cincinnya yang terbuat dari intan.

Ruang tengah Istana Mini yang megah
Teman kami menyempatkan diri untuk menengok masuk bangunan itu. Mereka mencari-cari di setiap kaca jendela. Sampai suatu saat mereka berada di kamar yang udaranya agak lembab dan dingin. Membuat perasaan mereka tidak tenang. Di kamar itu mereka menemukan kaca yang bertuliskan bahasa Prancis. Sontak mereka takut, karena dikisahkan tuan yang menuliskan tulisan itu bunuh diri di tempat ia menuliskan kalimat terakhirnya dengan cara gantung diri.

Tulisan berbahasa Prancis yang terukir di salah satu kaca Istana Mini.
Mereka langsung buru-buru keluar dan sesampainya di luar. Mereka kembali mengingat bahwa jendela yang dibanting itu adalah jendela yang persis di mana tulisan itu berada. Hingga sampai ke hotel pun, beberapa di antara mereka khususnya yang perempuan masih merasakan takut dan kapok mengunjungi Istana Mini.
Kembali ke bangunan bersejarah lainnya. Di dekat Istana Mini ada rumah Societiet Harmonie. Bentuk bangunannya khas Eropa dan seperti dahulu tempat sosialisasi dan berdansa orang Eropa. Bangunan ini cukup megah. Walaupun tidak begitu terawat, tapi kita masih dapat merasakan atmosfir keramaian yang dulu pernah ada di sini.
Pada zaman pergerakan nasional, kita dapat menemukan bekas rumah Bung Hatta, Bung Syahrir, Dokter Cipto Mangunkusumo, dan Iwa Kusuma Soemantri. Menurut informasi, rumah yang sekarang berdiri bukanlah rumah asli yang pernah ditinggali. Namun, rumah hasil rekonstruksi saat tokoh-tokoh perjuangan tersebut tinggal di sana. sangat berkesan memasuki rumah Bapak Bangsa di tengah keterasingan. Terbayangkan bagaimana mereka hidup di tengah keterasingan tanpa mengetahui dapat bisa kembali sambil terus memikirkan masa depan bangsa.

Tempat Bung Hatta mengajar murid-muridnya.

Ruang tamu di kediaman Bung Hatta, Banda Neira.
Ada sebuah monumen pembantaian di Pulau Banda Neira. Letaknya dekat Benteng Nassau, dan persis di samping sebuah hotel yang bernama Cilu Bintang. Juga ada gereja tua, mungkin salah satu gereja yang didirikan pertama kali di nusantara. Gereja itu masih kokoh berdiri dan sampai saat ini masih diadakan ibadah di sana. Museum budaya Banda juga ada di sini. Letaknya dekat masjid tua dan dermaga. Koleksi museum ini cukup lengkap dan menggambarkan sejarah Banda dari masa ke masa.
Kekayaan wisata alam dan wisata sejarah di Banda sangat sayang untuk tidak dikunjungi. Penulis mempunyai beberapa tips untuk kalian yang ingin mengunjungi Banda. Dari transportasi, akomodasi, jajanan pasar, hingga restoran.
Transportasi ke Banda
Ada beberapa cara untuk datang ke Banda. Jalur terbaik adalah dengan menggunakan pesawat udara menuju Ambon. lalu dari Ambon kalian bisa memilih lewat jalur udara atau laut. Beberapa Informasi yang didapatkan selama berada di Banda di antaranya:
- Perjalanan melalui laut dapat menggunakan km Pangrango dan kapal Pelni.
Saat mengunjungi Banda saya sendiri menggunakan kapal Pelni. Kapal Pelni berangkat dari Ambon seminggu sekali sekitar pukul 9 malam. Tiket dapat dibeli pada sore hari. Jika ingin naik kapal Pelni lebih baik menginap beberapa jam di penginapan dekat pelabuhan atau bisa di masjid dekat pelabuhan karena naik kapal ini butuh tenaga ekstra.
Dimulai dari mengantre di pelabuhan yang cukup padat penumpang. Hingga mencari tempat ketika berada di atas kapal. Walaupun kalian membeli tiket kelas 2 hanya dengan hanya dengan keberuntungan kalian dapat menempati kabin kapal karena ketika berangkat ke Banda kami berhasil mendapatkan kabin, namun tidak untuk pulang ke Ambon.
Penulis hanya mendapatkan informasi mengenai KM Pangrango. Kapal ini cukup layak karena setiap orang mendapatkan tempat duduk. Namun, pada saat tertentu kapal ini tidak dapat beroperasi karena ketinggian ombak. Berbeda dengan kapal Pelni yang mempunyai jadwal yang tetap dan tahan dengan gelombang.
- Perjalanan melalui udara
Sewaktu tim berkeliling pulau dan mengunjungi Bandar udara, tim berbincang-bincang dengan narasumber mengenai transportasi udara ke Banda.
Menurut penuturan narasumber yg bekerja di BMKG Banda Neira, pesawat udara menuju Banda Neira biasanya penerbangan perintis.
Setiap tahun, maskapai pemenang tender penerbangan perintis inilah yang beroperasi. Jadi tiap tahun maskapai bisa berganti.
Biasanya jadwal penerbangan tidak ada pada awal dan akhir tahun. Penerbangan juga hanya dapat dilakukan jika kondisi cuaca sangat memungkinkan. Biasanya pesawat yang digunakan adalah pesawat yang bermuatan 20 orang.
Akomodasi di Banda
Banda memiliki beberapa hotel. Harganya berkisar dari Rp. 150.000 hingga Rp. 500.000. Tergantung oleh lokasi dan fasilitas hotel.
Beberapa informasi mengenai hotel, di antaranya: (diurut bukan berdasarkan peringkat)
The Maulana:
- Posisi dekat dengan Dermaga dan masjid
- Toko kelontong dekat dari sini (juga menyediakan beer)
- Kamar cukup banyak, mungkin lebih dari 10.
- Harga per malam Rp. 450.000
- Kamar cukup luas.
Nutmeg Tree:
- Posisi dekat dengan The Maulana
- Kamar ada 4 unit
- Kamar yang paling besar dengan pemandangan laut harganya 800 ribu permalam
- Kamar yang di dalam bangunan harganya 600 ribu permalam
- Tidak ada tv, semua sudah ber AC, kamar mandi bersih dan baik
- Nomor yang dapat dihubungi adalah bapak Reza Tuasikal (0823-9919-7798) dan ibu Melda (0822-3838-1132)
Baba Lagoon:
- Posisi agak sedikit di ujung jalan, dekat dengan Nutmeg Tree
- Kamar ada 11 unit
- Harga kamar bervariasi antara 300 ribu hingga 400 ribu
- Hotel ini tidak ada tv, ber AC, dan kamar mandi bersih dan baik
- Selain hotel tempat ini juga dive center
- Nomor yang dapat dihubungi adalah ibu Shafira Boften (0823-9933-0106) (shafiraboften@gmail.com & babalagoonbanda@gmail.com)
Bintang Laut:
- Posisi di dekat pasar Banda Neira, kondisi jalan agak kumuh dan sempit
- Kamar ada 12 unit, dengan AC di 10 unit dan 2 hanya dengan kipas angin
- Harga kamar bervariasi antara 250 ribu untuk yang ber AC, 200 ribu untuk yang hanya kipas angin
- Nomor yang dapat dihubungi adalah costumer service (0822-4830-7089)
Hotel Selecta:
- Posisi dekat dermaga, dekat toko dan café-café
- Kamar ada 14 unit, full AC
- Harga kamar 450 ribu untuk satu malam, kalau lebih dari 2 malam menjadi 350 ribu
Guest House Nassau Beach:
- Posisi agak sedikit jauh dari dermaga, namun dekat dengan ATM BRI
- Kamar ada 6 unit. Dengan AC di 4 unit dan 2 hanya dengan kipas angin
- Harga kamar bervariasi antara 300 ribu untuk yang ber AC dengan pemandangan laut, 250 ribu untuk yang ber AC di dalam, 200 ribu untuk yang hanya kipas angin
- Nomor yang dapat dihubungi adalah bapak Husni (0813-4326-6671)
Selain hotel, di Banda Neira banyak restoran yang memiliki menu internasional dan menu yang mudah didapatkan di Jakarta.
Harga yang ditawarkan juga tidak begitu mahal. Untuk makanan biasa, seperti nasi dengan ayam bakar atau goreng harganya sekitar Rp. 20.000. Bakso pun ada di sini. Untuk makan malam yang fancy harganya sekitar Rp. 125.000 untuk dua orang. Biasanya restoran yang kondisinya memadai juga menyediakan wifi.
Toko kelontong banyak di Banda Neira. Beberapa terletak di dekat pasar dan dermaga. Namun hanya toko kelontong yang di dekat hotel Maulana yang menyediakan beer. Harga barang-barang di toko juga standar.
Penjual pulsa ada di dekat dermaga. Hanya satu penyedia layanan jasa telekomunikasi yang aktif di sini, yaitu telkomsel. Bahkan telkomsel juga sudah 4G di sini.
ATM yang tersedia adalah BRI. Letaknya di dekat pasar ke arah Benteng Nassau. Di situ juga ada kantor cabang BRI.
Jajanan pasar yang ada setiap hari. Khusus untuk siang hari, ada tukang es campur di sejalan benteng benfica ke arah bandara. Harganya tidak mahal, sekitar Rp. 5.000. Khusus untukmalam hari. Di sana ada ikan bakar yang ditusuk seperti sate, nasi kuning dengan lauk tempe orek, ikan teri, dan sambal yang agak pedas. Harganya sekitar Rp. 10.000. Letak penjualnya ada di dekat pasar.
Bagi umat muslim, jangan takut tidak dapat shalat Junat di sini karena banyak masjid besar di sini. Salah satunya berada di dekat dermaga. Di dekat bandara juga ada.
Sewaktu menginap di hotel Maulana, kami dapat meminta sewa sepeda. Untuk harganya mungkin dapat dinegosiasikan langsung oleh petugas hotel.
Jika ingin yang tidak capek bisa mencoba naik becak. Dengan becak, kita bisa melihat-lihat Banda Neira lebih santai. Untuk harga juga bisa dinegosiasikan.
Tips berwisata di Banda Neira
Penulis berada di Banda kurang lebih selama 10 hari. Dari pengalaman tersebut, mencoba membuat tips untuk berwisata di Banda:
- Persiapkan uang dan perlengkapan yang cukup.
- Jika harus naik Pelni dan ingin berlayar dengan nyaman coba mencari tempat perwira kapal berada. Biasanya mereka akan menawarkan menyewa kamar pribadi mereka.
- Sewa hotel di Banda Neira yang dekat dermaga atau akses laut dan menghadap Gunung Api karena itu adalah spot terbaik.
- Makan malam murah adalah dengan makan jajanan pasar.
- Sewa kapal untuk snorkel atau menyelam juga bisa untuk mengunjungi pulau-pulau lainnya bersama wisatawan lain.
Sekian yang dapat penulis berikan. Mari berdiskusi dan perkenalkan Indonesia yang indah, aman, dan damai ke mata dunia.
Salam,
Rachasandika
sumber foto: Yoki Rendra Priyantoko, Dita Darfiyanti, presentasi Tanya Alwi dalam seminar Banda dan Jalu Rempah