Koleksi Pilihan Museum-Museum di Sumatera

Dari sekian banyak koleksi museum di Sumatera, ada beberapa yang masuk ke dalam list koleksi pilihan di buku Koleksi Pilihan 25 Museum di Indonesia yang diterbitkan oleh Kemdikbud. Koleksi Pilihan Museum-museum di Sumatera terdiri dari beragam koleksi, ada yang berbentuk sebilah pedang, cap atau stempel kerajaan, kain tenun, patung dan arca, bahkan alat memasak. Artikel ini diharapkan menjadi pelengkap informasi buku yang tertera di atas.
Benda-benda koleksi menjadi koleksi pilihan bukan karena tanpa alasan. Dalam kata pengantar buku di atas, Prof. Agus Aris Munandar membagi dua dasar penetapan suatu koleksi di museum.
Secara umum dasar penetapan suatu koleksi yang dipamerkan di museum, di antaranya:
- Semua relia yang dikoleksi mempunyai makna dalam ilmu pengetahuan;
- Benda yang dikoleksi berhubungan dengan satu disiplin ilmu;
- Benda yang dikoleksi menjadi ikon kebudayaan penting di wilayah tertentu.
Sedangkan, secara khusus dasar penetapan suatu koleksi yang dipamerkan di museum, seperti:
- Bentuknya unikum, tidak ada lagi duanya;
- Berhubungan dengan pencapaian peradaban tertentu di suatu wilayah;
- Berkaitan dengan peristiwa sejarah;
- koleksi tersebut merupakan karya terunggul (masterpiece) yang bersifat adikarya;
- Mewakili domain tertentu yang telah menjadi umum di wilayah tersebut.
Artikel ini akan membahas beberapa koleksi pilihan museum-museum di Sumatera, seperti:
- Museum Negeri Provinsi Nangroe Aceh Darussalam;
- Museum Sigenje/Negeri Provinsi Jambi;
- Museum Sang Nila Utama/Negeri Provinsi Riau;
- Museum Negeri Provinsi Bengkulu;
- Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan;
- Museum Pemerintah Kabupaten Belitung;
- Museum Goedang Ransoem Sawahlunto.
Mari kita lihat satu per satu:
Koleksi Pilihan Museum Negeri Provinsi Nangroe Aceh Darussalam:
Museum Negeri Provinsi Nangroe Aceh Darussalam beralamat di jalan Alaidin Mahmudsyah No. 12. Pengunjung dapat mengunjungi museum ini pada Hari Minggu – Selasa pukul 08:00 – 12:00 dan 14:00 – 16:15 dengan harga tiket bervariasi antara Rp. 1.000 – Rp. 5.000. Keterangan lebih lanjut dapat melihat tautan berikut: website resmi Museum Negeri Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
Berikut koleksi-koleksi pilihan dari Museum Negeri Provinsi Nangroe Aceh Darussalam:
Mata uang
Dahulu ada dua kerajaan besar di Aceh, yaitu Samudera Pasai dan Kerajaan Islam Aceh Darussalam. Keduanya telah mengenal alat pembayaran berupa mata uang emas yang disebut dirham.
Keduanya berbahan dasar emas, namun memiliki perbedaan ukuran. Dirham Kerajaan Samudera Pasai berukuran diameter 10 – 13 mm dengan ketebalan 0,6 – 1,8 mm. Sedangkan, dirham Kerajaan Aceh Darussalam berukuran diameter 11 -14 mm dengan ketebalan 0,58 – 0,98 mm. Keduanya sama-sama menggunakan tulisan Arab-Jawi.
Menurut penelitian J. Kremmer, nilai tukar mata uang Kerajaan Aceh Darussalam pada masanya ditetapkan sebagai berikut:
- 1 Tail = 4 Pardu
- 4 Pardu = 4 Dirham
- 1 Dirham = 4 Kupang
- 1 Kupang = 400 Keueh.
Pedang Aman Nyerang
Pedang Aman Nyerang adalah pedang yang pernah dimiliki oleh pejuang Aceh yang bernama Aman Nyerang. Aman Nyerang adalah pejuang Aceh yang pernah hidup di hutan belantara selama 20 tahun. Namun, perjuangannya terhenti karena sebuah serangan yang dilakukan tentara Kolonial Belanda di markasnya pada 3 Oktober 1922.
Sang pemimpin penyerangan, Letnan Jordans menyimpan pedang itu hingga membawanya ke negeri Belanda. Namun setelah berpulang, anaknya menjalankan wasiatnya untuk menyerahkan pedang ini kepada Gubernur Aceh Abdullah Puteh melalui Pengurus Yayasan Dana Peucut pada 14 Maret 2013.
Pedang Aman Nyerang menjadi koleksi pilihan karena menyimbolkan suatu perjuangan yang tidak mengenal lelah untuk mengusir penjajah.
Stempel Kerajaan Cap Sikureung
Stempel ini adalah stempel kebanggan Kesultanan Aceh Darussalam. Disebut Cap Sikureung karena di stempel ini tertera sembilan lingkaran yang berisi nama-nama sultan yang pernah memerintah Kesultanan Aceh. Setiap masa pemerintahan, mempunyai capnya sendiri. Cap ini berbentuk lingkaran dengan satu lingkaran besar bertuliskan nama sultan yang sedang memerintah dan delapan lingkaran kecil yang mengelilingi lingkaran besar yang bertuliskan 4 nama sultan di luar dan 4 nama sultan di dalam dinasti.
Cap ini melambangkan empat dasar hukum, yaitu Al Quran, Hadis, Ijma Ulama dan Qias. Juga empat jenis hukum, yaitu hukum, adat, qanun dan reusam bagi masyarakat Aceh.
Koleksi Pilihan Museum Sigenjei/Negeri Provinsi Jambi
Dahulu Museum Siginje bernama Museum Negeri Provinsi Jambi. Namun, pada tahun 2012 namanya diubah dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan, Hasan Basri Agus. Museum ini beralamat di Jalan Urip Sumohardjo No. 1 Kota Jambi. Jadwal buka dari Minggu – Kamis pukul 08:00 – 15:00, Jumat pukul 08:00 – 11:00. Laman resmi mengenai museum ini dapat dilihat di sini.
Berikut adalah koleksi pilihan Museum Sigenjei/Negeri Provinsi Jambi:
Arca Avalokiteswara
Arca ini pertama kali ditemukan oleh petani pada 3 Februari 1991 di situs Rantaukapastuo. Berbentuk dewa bertangan empat, namun ada sedikit kerusakan di bagian belakang dan bawah. Berbahan utama Perunggu yang dilapis emas. Diperkirakan berasal dari zaman kerajaan Sriwijaya.
Kalung
Kalung berbentuk jalinan kawat lengkap dengan gespernya. Berbahan dasar emas 18 karat dengan sebuah medalion kecil yang terikat diujungnya. Ditemukan oleh petani yang sedang membersihkan ladangnya di dalam timbunan abu gambut pada tahun 1994 di Desa Lambur I, Kabupaten Tanjungjabung Timur.
Medali Turki
Medali ini diberikan oleh Kesultanan Turki sebagai tanda persahabatan dengan Sultan Taha Saifuddin dalam perjuangan melawan Belanda di Jambi.
Tanduk Bertuliskan Incung
Koleksi ini berbentuk tanduk kerbau yang dituliskan kalimat-kalimat tentang memanggil roh leluhur, petuah-petuah dan syarat-syarat menjadi pemimpin.
Koleksi Pilihan Museum Sang Nila Utama/Negeri Provinsi Riau
Museum Sang Nila Utama atau Negeri Provinsi Riau beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 194, Tangkerang Selatan, Pekanbaru. Museum ini buka setiap hari pukul 08:00 – 14:00.
Berikut koleksi pilihan di museum Sang Nila Utama/Negeri Provinsi Riau:
Batu Siput

Koleksi Rumah Siput yang telah menjadi batu, Museum Riau, Pekan Baru. Sumber: museumku.wordpress.com
Batu siput yang dipamerkan adalah peninggalan pra sejarah di provinsi Riau. Batu ini beratnya hingga mencapai 1000 ton.
Stempel Kerajaan
Stempel Kerajaan yang menjadi koleksi Museum Riau. sumber: riaudailyphoto.com
Stempel yang ditampilkan di museum ini adalah stempel Kerajaan Riau Lingga yang berlaku pada 1237 H atau 1822 M.
Uang Petik

Uang Petik yang menjadi koleksi pilihan Museum Jambi. Sumber: Koleksi 25 Pilihan Museum-museum di Indonesia
Koleksi ini sangat unik. Uang Petik adalah uang yang berbentuk seperti dahan yang diujung-ujungnya terdapat koin-koin. Uang ini digunakan dengan cara memetik pada tangkainya. Berbahan dasar timah dan berasal dari Kepulauan RIau dengan ukuran 19 cm.
Koleksi Pilihan Museum Negeri Provinsi Bengkulu

Museum Negeri Provinsi Bengkulu. sumber: initempatwisata.com
Museum Negeri Provinsi Bengkulu beralamat di Jalan Pembangunan No. 8 Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka. Buka dari Minggu – Selasa pada 08:00 – 13:00. Tutup setiap hari Senin dan libur nasional.
Berikut koloksi pilihan Museum Negeri Provinsi Bengkulu:
Naskah Kuno
Naskah kuno yang ditemukan di Bengkulu bertuliskan huruf Kaganga. Biasanya tertulis di lembaran kulit kayu, bambu dan tanduk kerbau. Naskah ini berisi pesan dan wasiat kepada generasi selanjutnya.
Kerambit

Senjata tradisional Kerambit. Senjata ini mirip dengan senjata yang digunakan salah satu tokoh di The Raid 2. sumber:twitter.com
Kerambit adalah senjata tradisional masyarakat Bengkulu. Bentuknya melengkung seperti arat tapi hampir setengah lingkaran. Berbahan dasar besi dan dilapisi kayu pada gagangnya.
Meriam Kecepek
Meriam ini termasuk senjata masyarakat Bengkulu ketika melawan penjajahan Belanda. Bahan utama meriam ini adalah tiang telepon atau tiang listrik. Peluru yang digunakan adalah pecahan kaca dan sisa-sisa paku yang ditambah dengan belerang.
Koleksi Pilihan Museum Balaputera Dewa/Provinsi Sumatera Selatan
Museum ini beralamat di Jalan Sriijaya I No.288 KM 5.5, Alang Alang Lebar, Sukaramai, Srijaya, Alang Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Buka pada hari Selasa – Minggu pukul 08:300 – 15:00. Tutup setiap hari Senin dan hari libur
Berikut koleksi pilihan Museum Balaputera Dewa/Provinsi Sumatera Selatan:
Tepak Giwang

Tapak Giwang, salah satu koleksi pilihan di Museum Balaputera Dewa, Palembang. Sumber: eastindiesmuseum.com
Tepak Giwang atau yang disebut juga pekinangan adalah barang yang digunakan pada waktu adat upacara perkawinan atau upacara menyambut tamu.
Tepak Giwang yang menjadi koleksi museum ini berbentuk persegi panjang yang dihias dengan motif tumpal, kertas tempel dan bunga-bunga. Berbahan dasar kayu mahoni dan kulit lokan (giwang).
Pekinangan ini terbagi atas tiga bagian, yaitu atas, bawah dan dalam.
Arca Batu Gajah
Arca ini berukuran cukup besar dengan panjang 217 cm x tinggi 147 cm x tebal 127 cm.
Dinamakan batu gajah karena arca ini berbentuk sebuah batu yang berukir gajah dikedua sisinya. Di kedua sisigajah digambarkan seorang prajurit yang berpakaian cawat, memakai ikat kepala dan gelang-gelang pada betisnya sambil membawa nekara dan pedang.
Rumah Adat Palembang/Rumah Limas
Rumah adat Palembang ini sangat terkenal karena terpampang di uang pecahan Rp. 10.000. koleksi ini terletak di halaman belakang gedung museum. Suasana sekitarnya cukup asri dan teduh.
Koleksi Pilihan Museum Tanjung Pandan/Pemerintah Kabupaten Belitung
Museum ini beralamat di Jalan Melati No. 41A, Tanjung Pinang, Belitung. Buka setiap hari pada pukul 08:00 – 17:00. Informasi mengenai lebih lengkap dapat mengunjungi website resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bangke Belitung.
Berikut koleksi pilihan Museum Tanjung Pandan/Pemerintah Kabupaten Belitung:
Lokomotif Kereta Timah
Lokomotif dibuat di Ipswich pada 1908 ini digunakan sebagai sarana untuk menyemprot tumpukan tanah/batu timah yang dialirkan melalui kan.
Pertambangan timah di Kepulauan ini menjadi salah satu latar novel karya Andrea Hirata yang berjudul Laskar Pelangi.
Stempel Keresidenan Belitung

Stempel Asisten REsiden Belitung, koleksi Museum Tanjung Pandan. sumber: Koleksi Pilihan 25 Museum di Indonesia
Stempel ini adalah miliki asisten residen Belitung pertama, A.L.M Clignett yang menjabat pada 1924 – 1933. Namun, pada 1933 Keresidenan Belitung digabung dengan Keresidenan Bangka. Stempel ini bergambar dua buah singa yang mengapit sebuah perisai dan dipinggir atas dan bawahnya bertuliskan asistent resident van Billiton.
Stempel Dipati Cakraningrat

Stempel Dipati Cakraningrat yang menjadi koleksi Museum Tanjung Pandan. sumber: Koleksi Pilihan 25 Museum di Indonesia.
Stempel ini merupakan stempel Kerajaan Balok yang pernah berkuasa di Pulau Belitung. Depati Cakraningrat adalah gelar kebangsawanan Kerajaan Balok. Stempel ini digunakan pada periode 1618 – 1873.
Koleksi Pilihan Museum Goedang Ransoem Sawahlunto
Museum Goedang Ransoem Sawahlunto beralamat di
Berikut ini adalah koleksi-koleksi pilihan di museum Goedang Ransoem Sawanglunto:
Kompresor
Kompresor ini adalah benda yang digunakan untuk menarik uap panas dari tungku pembakaran melalui pipa-pipa bawah tanah untuk menyalurkannya ke tungku masak.
Benda ini berukuran 5 meter dengan diameter 86 cm. Pada kompresor ini terdapat tuas kontrol panas dan sebuah tangga untuk mencapai tuas tersebut.
Batu Nisan Orang Rantai
Orang rantai adalah para tahanan yang ditaruh di Sawahlunto untuk bekerja di tambang batubara. Mereka tidak memiliki nama dalam pembukuan administrasi kolonial. Namun, disetiap tubuhnya di tatto angka yang membedakan dan menjadi identitasnya.
Sewaktu mereka meninggal, hanya ada nomor angka yang menjadi tanda di batu nissan mereka.
Tungku Memasak
Tungku ini dipergunakan untuk memasak nasi bagi keperluan pekerja tambang.
Benda ini dibuat pada 1894 dan mulai beroperasi pada 1918. Berukuran cukup besar dengan diameter mencapai 1,32 meter dan tinggi mencapai 60 cm dengan ketebalan 1,2 cm. Tungku ini terdiri dari lapisan luar, periuk ketel, langsang dan penutup periuk. Di atas penutup periuk disambungkan dengan rantai yang menggunakan sistem katrol
Penutup
Mengetahui informasi melalui tulisan di atas tidak cukup tanpa mengunjungi museum-museum karena akan ada perbedaan rasa saat melihat langsung benda tersebut, di tambah pengaturan tata letak museum yang sangat baik. Membuat kita seakaan terbawa kepada sebuah perjalanan sejarah suatu peradaban. Ayo kunjungi museum-museum di sekitar kita.