Makna Batik dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan adat Jawa (Sumber: ayeey.com)

Batik dalam upacara pernikahan adat Jawa memiliki tempat yang tidak tergantikan. Sejak zaman kerajaan hingga masa modern, batik digunakan dalam rangkaian upacara pernikahan adat Jawa. Hal itu terkait dengan simbol dan makna yang dikandung dalam sebuah batik bagi kehidupan masyarakat Jawa.

Sudah seharusnya, simbol dan makna yang dikandung itu tidak terus terjaga dan lestari. Namun, kebanyakan masyarakat modern kurang mengenal pakem dan arti pemakaian batik.

Padahal, arti dan makna dari batik yang digunakan, mengandung doa dan harapan untuk masa depan ketika menjalani bahtera rumah tangga.

Artikel ini mengulas pakem pemakaian batik dalam upacara pernikahan adat Jawa.

Diharapkan pengetahuan ini terus lestari dan membawa pemahaman bagi calon-calon mempelai ketika memakai batik saat prosesi upacara pernikahan adat Jawa.

Sebelumnya, Rachnasandika.com telah menuliskan artikel tentang pakem pemakaian batik dalam upacara kelahiran adat Jawa.

(Artikel lengkap mengenai pemakaian batik dalam upacara kelahiran adat Jawa!)

Serangkaian Upacara Pernikahan Adat Jawa

Masyarakat Jawa mengenal serangkaian upacara untuk menyambut dan mempersiapkan generasi mereka menuju mahligai rumah tangga.

Serangkaian upacara tersebut mempunyai makna yang mendalam bagi masa depan kedua mempelai, orang tua, keluarga, dan hubungan dengan Tuhan YME.

Beberapa serangkaian upacara pernikahan adat Jawa terbagi dalam 3 sesi besar:

  1. Sesi perkenalan dan lamaran
  2. Sesi persiapan pernikahan
  3. Sesi akad dan pernikahan

Sesi perkenalan dan lamaran

Pada sesi perkenalan dan lamaran mencakup beberapa tahapan penting, di antaranya:

Cangkog adalah tahapan paling awal. Acara ini bertujuan mencari informasi tentang calon mempelai perempuan. Seorang wakil keluarga diutus untuk mencari informasi tentang calon keluarga mempelai perempuan dan menanyakan status calon mempelai perempuan.

Salar adalah jawaban dari keluarga atau perwakilan keluarga calon mempelai perempuan saat acara Cangkog. Jawaban pada sesi ini sangat krusial karena penentuan tahap selanjutnya berdasarkan jawaban ini.

Nontoni adalah tahap di mana calon mempelai pria bersama keluarganya dipertemukan dengan keluarga calon mempelai putri. Pada tahap ini baru lah kedua calon mempelai saling melihat dan mengenal.

Pada zaman modern mungkin sudah jarang orang melakukan tahap ini karena pergaulan antara anak laki-laki dan perempuan sudah agak longgar dan dapat mengenal masing-masing lewat pertemanan.

Prosesi lamaran modern. Kedua calon mempelai menggunakan batik Sidomukti. (Sumber:thebridedept.com)

Prosesi lamaran modern. Kedua calon mempelai menggunakan batik Sidomukti. (Sumber:thebridedept.com)

Nglamar. Ketika merasakan kecocokan antara kedua keluarga, tahap selanjutnya adalah melamar calon mempelai perempuan. Keluarga calon mempelai pria memberikan tanda kepada calon mempelai perempuan sebagai pengikat. Pada zaman dahulu, tanda yang diberikan berupa pakaian lengkap yang disebut sandangan sapangadek.

Pada tahap ngalamar pembicaraan ke arah pernikahan menuju keseriusan. Biasanya jadwal serangkaian upacara pernikahan adat ditentukan pada tahap ini, orang Jawa menamakan sesi ini sebagai gethok dino.

Gethok dino dilakukan oleh orang yang mempunyai pengetahuan tentang weton Jawa. Orang Jawa percaya dengan hari baik yang menjadi landasan tanggal-tanggal mengadakan suatu upacara yang sakral, termasuk upacara pernikahan.

Srah-srahan yang juga disebut serah-serahan adalah sesi pemberian hadiah perkawinan kepada calon mempelai putri. Pada zaman dahulu serah-serahan bisa berupa hasil bumi, alat-alat rumah tangga, hewan ternak, dan sejumlah uang.

Pada zaman sekarang, serah-serahan biasanya kebutuhan perempuan pada masa kini, seperti baju, kosmetik, tas, dan sejenisnya.

Pemberian utama dalam tahap srah-srahan di antaranya:

  • Peningsetan, Lambang ikatan dan keseriusan hubungan, biasanya ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon pengantin;
  • Asok Tukon, Pemberian berupa uang untuk keluarga mempelai perempuan yang sifatnya membantu pelaksanaan resepsi pernikahan;
  • Pasaksen, permohonan doa restu kepada kedua keluarga. Biasanya ada beberapa orang yang ditunjuk menjadi saksi dan diberikan tembaga miring dari pihak keluarga mempelai perempuan.

Biasanya muda-mudi zaman sekarang, keseriusan hubungan mereka dimulai pada tahap ini.

Setelah sesi lamaran, pada masa dahulu calon mempelai perempuan akan dipingit selama 40 hari sebelum hari pernikahan.

Sesi Persiapan Pernikahan

Sesi persiapan pernikahan dimulai dengan menyiapkan kelengkapan-kelengkapan upacara pernikahan dan penyiapan diri calon mempelai perempuan dan mempelai pria.

Tahapan-tahapan di atas dapat dilihat di bawah ini:

Sedhahan adalah proses mengurus pembuatan surat undangan dan menyebarkannya.

Kumbakarnan adalah pembentukan panitia kecil untuk mengelola berbagai aspek pesta pernikahan.

Jenggolan adalah proses mengurus kelengkapan berkas admnisitrasi ke KUA

Pasang Tarub. Dua hari atau sehari sebelum pernikahan berlangsung dipasang sebuah tanda akan mengadakan hajatan pernikahan. Tanda tersebut di pasang pada gerbang kediaman calon mempelai perempuan dan biasanya terdiri dari:

  • Dua pohon pisang dengan setandan buah pisang di sisi kanan dan kiri gerbang. Ini melambangkan harapan calon suami menjadi pemipin rumah tangga yang baik dan mengayomi;
  • Tebu wulung atau tebu merah, sebagai simbol harapan ketika membina rumah tangga dilandasi dengan pikiran yang sehat;
  • Cangkir gading atau buah kelapa muda, lambang harapan calon keluarga ini selalu diliputi kasih sayang, saling mengasihi dan merawat;
  • Dedaunan seperti daun beringin, daun mojo koro, dadap serep dan alang-alang, sebagai simbol harapan keluarga ini terus dilindungi dan diberikan keamanan.

Slametan. Ketika malam sebelum pernikahan berlangsung, diadakan selamatan, memohon doa kepada Tuhan YME untuk kelancaran dan masa depan rumah tangga calon kedua mempelai.

Segala kelengkapan pesta telah diurus oleh tahapan di atas. Calon mempelai juga dipersiapkan dalam menyambut hari pernikahannya.

Persiapan calon mempelai dilakukan sehari sebelum upacara pernikahan, di antaranya:

Sesi siraman pada upacara adat Jawa. Sang Ibu calon mempelai menggunakan batik bermotif Cakar Garuda. (Sumber: weddingku.com)

Sesi siraman pada upacara adat Jawa. Sang Ibu calon mempelai menggunakan batik bermotif Cakar Garuda. (Sumber: weddingku.com)

Siraman. sesi siraman adalah memandikan calon pengantin perempuan dengan kembang telon/setaman yang terdiri dari bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga.

Tata cara siraman adalah pertama dilakukan oleh orang tua dari keluarga calon mempelai perempuan, dilanjutkan oleh sesepuh, dan terakhir ibu dari mempelai perempuan.

Ketika ibu calon mempelai peremuan memandikan dengan kendi, tanda air telah habis. Kendi itu dibanting sambil mengucapkan “Saiki wis pecah pamore!” yang artinya “sekarang telah pecah pamornya!”

Sesi Adhol Dhawet pacara ernikahan adat Jawa. Kedua orang tua yang menjual es dawet menggunakan batik motif truntum. (Sumber tovavanjava.wordpress.com)

Sesi Adhol Dhawet pacara ernikahan adat Jawa. Kedua orang tua yang menjual es dawet menggunakan batik motif truntum. (Sumber tovavanjava.wordpress.com)

Adhol Dhawet. Ketika prosesi siraman telah selesai. Ibu calon pengantin perempuan menjual es dawet kepada tamu-tamu. Tamu-tamu itu membeli es dawet dengan pecahan kendi yang dibanting pada saat prosesi siraman.

Paes atau Ngerik. Setelah proses siraman, calon pengantin perempuan dikerik untuk membersihkan bulu di bagian-bagian tubuhnya seperti dahi, kuduk, tengkuk dan pipi. Tahap ini juga mendandani calon mempelai perempuan.

Malam Midodareni. Prosesi ini dilakukan semalam sebelum ijab qobul dan pesta pernikahan. Sang calon mempelai perempuan ditempatkan pada sebuah kamar dan ditemani oleh kerabat-kerabat perempuannya.

Pada malam ini, sang calon mempelai perempuan diberikan makan yang terakhir kali oleh kedua orang tuanya karena keesokan malamnnya akan diberikan oleh suami.

Hal itu sebagai simbol dari beralih status dan tanggung jawab sebagai anak putri dari sebuah keluarga, menjadi seorang istri yang membina rumah tangga.

Sesi akad dan pernikahan

Hari H pernikahan telah tiba. Ini adalah saat-saat yang paling mengharukan dan membahagiakan dari serangkaian proses pernikahan.

Hari ini, juga merupakan hari bersejarah bagi kedua calon mempelai dan kedua keluarga besar.

Tahapan baru kehidupan dimulai pada hari ini, segala hak dan tanggung jawab bertambah dan mematangkan sebuah pribadi.

Sedangkan, bagi keluarga berarti melepas seorang anak untuk membina rumah tangga sendiri.

Pada sesi ini, memiliki tahapan sebagai berikut:

Prosesi Ijab Qobul. Terlihat orang tua di tengah mempelai memakai batik motif truntum. (Sumber nurcholishnomajid.wordpress.com)

Prosesi Ijab Qobul. Terlihat orang tua di tengah mempelai memakai batik motif truntum. (Sumber nurcholishnomajid.wordpress.com)

Ijab Qobul. Ijab Qobul adalah sesi paling sakral. Seorang ayah memberikan tanggung jawab merawat dan membahagiakan putrinya kepada seorang calon suami/menantunya dan seorang laki-laki yang siap memikul tanggung jawab sebagai seorang suami yang membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah.

Prosesi ini berlandaskan dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh kedua mempelai. Masing-masing agama mempunyai tata caranya sendiri.

Panggih, Upacara ini dilakukan ketika kedua calon telah melakukan ijab qobul. Upacara ini memiliki tahapannya sendiri, di antaranya:

  • Liron Kembar Mayang atau saling menukar kembar mayang. Kembar mayang  atau
    Sekar Kalpataru Dewandaru adalah sebuah kumpulan bunga-bunga sebagai simbol kebahagiaan dan keselamatan;
  • Gantal atau lempar sirih. simbol dari menghilangkan godaan saat berumah tangga;
  • Ngidak endhog atau menginjak telur ayam. Mempelai pria menginjak telur lalu dibersihkan oleh mempelai perempuan. hal ini adalah tanda dari lambang seksual kedua pengantin telah pecah pamornya;
  • Minum air degan. Simbol dari meminum air kehidupan;
  • Sindur. Proses ini menyampirkan kain sindur ke pundak kedua mempelai dan menuntunnya ke pelaminan  oleh ayah atau wali dari mempelai prempuan. Simbol dari pantang menyerah dan siap menghadapi tantangan hidup;
  • Timbangan atau pangkon. Setelah naik di pelaminan, kedua mempelai dipangku oleh ayah atau wali yang membawa ke pelaminan pada sesi sindur.

Prosesi kacar-kucur. (Sumber: Bintang.com)

  • Kacar-kucur . Mempelai pria mengucurkan uang receh beserta kelengkapannya kepada mempelai perempuan yang telah siap menampung uang itu di atas selembar kain.
  • Dulangan atau kembul dahar. Kedua mempelai saing menyuapi. Ini mengandung lambang perpaduan kasih laki-laki dan prempuan.

Babak kawah. Sesi ini khusus bagi keluarga yang baru pertama kali menyelenggarakan pernikahan putrinya. Dilaksanakan dengan membagi harta benda seperti uang receh, bahan makanan, beras kuning dan lainnya.

Tumplek punjen. Sesi ini khusus bagi keluarga yang telah menikahkan semua anak putrinya. Diaksanakan dengan menumpahkan punjen. Artinya adalah telah lepas semua darma orang tua kepada anak.

Sesi sungkeman pada upacara pernikahan adat Jawa. Sang orang tua mempelai menggunakan batik motif truntum. (Sumber perutjogja.wordpress.com)

Sesi sungkeman pada upacara pernikahan adat Jawa. Sang orang tua mempelai menggunakan batik motif truntum. (Sumber perutjogja.wordpress.com)

Sungkeman. Kedua mempelai memohon restu dan doa dari kedua orang tua.

Kirab. Setelah melakukan semua prosesi di atas. Pengantin berganti baju dan siap menuju pelaminan untuk melaksanakan resepsi pernikahan

Pernikahan adat Jawa (Sumber: ayeey.com)

Pernikahan adat Jawa. Kedua pengantin memakai kain batik Sidomulyo. (Sumber: ayeey.com)

Setelah mengetahui seluruh prosesi upacara pernikahan adat Jawa. Selanjutnya mari mencermati pemakaian batik dalam upacara pernikahan adat Jawa.

Batik dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa

Batik mempunyai makna tersendiri dari prosesi pernikahan adat bagi masyarakat Jawa. Tidak hanya simbol-simbol yang tercermin dari prosesi upacara. Batik dengan motif dan ragam hiasnya juga mempunyai makna dan doa bagi kedua mempelai.

Pemakaian motif dan ragam hias batik dalam upacara pernikahan adat Jawa di antaranya:

Motif batik Wahyu Temurun, sering digunakan pada malam Midodareni

Motif batik Wahyu Temurun, sering digunakan pada malam Midodareni. sumber: batiktulissekarlangit.blogspot.com

  • Motif batik Wahyu Temurun

Motif batik Wahyu Temurun mempunyai arti restu atau wahyu yang turun dari Tuhan YME. Motif ini juga sebagai simbol sebagai murah rejeki dan makmur.

Motif batik cakar. Cakar yang dimaksud adalah cakar ayam atau burung. Cakar pada motif ini dapat dilihat di dalam pola kotak-kotak yang bergambar tiga titik yang mengelilingi bulatan di tengah. Sumber: jejakbatik.blogspot.com

Motif batik cakar. Cakar yang dimaksud adalah cakar ayam atau burung. Cakar pada motif ini dapat dilihat di dalam pola kotak-kotak yang bergambar tiga titik yang mengelilingi bulatan di tengah. Sumber: jejakbatik.blogspot.com

  • Motif batik Cakar

Motif ini adalah motif batik dalam upacara pernikahan yang sering digunakan oleh kedua orang tua mempelai. Motif ini menyimbolkan kemampuan dan semangat mencari rejeki.

Motif batik Grompol yang bergambar bunga-bunga yang tersusun seperti rantai. sumber: furniturebatik.wordpress.com

Motif batik Grompol yang bergambar bunga-bunga yang tersusun seperti rantai. sumber: furniturebatik.wordpress.com

  • Motif batik Grompol

Motif batik Grompol bermakna bersatu, maksudnya adalah bersatunya hal-hal baik pada saat pernikahan. Simbol bersatu dapat dilihat dari gambar berupa bunga-bunga yang saling berkaitan.

Motif batik Sidomukti yang mempunyai gambar utama bunga, meru, kupu-kupu, singgasana

Motif batik Sidomukti yang mempunyai gambar utama bunga, meru, kupu-kupu, singgasana. sumber: cet.co.id

  • Motif batik Sidomukti

Motif batik Sidomukti mempunyai gambar utama bunga, meru, sayap, dan singgasana. Keempat gambar ini mempunyai makna yang mendalam.

Gambar bunga berarti simbol kecantikan. Bunga tumbuh dari sebuah tanamanan yang memiliki akar yang menancap ke bumi. Dengan gambar ini diharapkan si pemakainya menjadi seusatu yang indah dan teguh pada prinsip hidupnya.

Gambar meru atau gunungan adalah simbol kemegahan dan keagungan.

Gambar sayap menyimbolkan hidup yang indah dan dapat terbang tinggi di angkasa.

Gambar singgasana berarti melambangkan pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi dan mulia.

Motif Sidomukti,, sidoluhur dan sidomulyo menggambarkan keempat gambar utama di atas. Namun yang membedakan isen-isen dan latar belakangnya.

Motif Sidomukti memiliki isen-isen (ornamen pengisi) titik-titik dan garis-garis  diagonal.

Motif batik Sidoluhur

Motif batik Sidoluhur. (sumber: mtbatikyuuuk.wordpress.com)

  • Motif batik Sidoluhur

Motif batik Sidoluhur mempunyai makna yang sama dengan Sidomukti dan Sidomulyo. Namun, memiliki isen-isen dan latar belakang yang berbeda.

Motif batik Sidomulyo

Motif batik Sidomulyo. (Sumber: batikdan.blogspot.com)

  • Motif batik Sidomulyo

Motif batik Sidomulyo mempunyai makna yang sama dengan motif batik Sidomukti dan Sidoluhur. Namun, perbedaannya pada isen-isen dan latarbelakangnya.

  • Motif batik Truntum

Motif batik truntum pada upacara pernikahan dipakai oleh orang-orang tua karena truntum yang mempunyai gambar utama bunga-bunga kecil yang bermekaran di seluruh kain bermakna ketentraman dalam hidup berumahtangga.

Makna lainnya dari motif ini bahwa truntum berasal dari kata tumaruntum yang berarti saing menuntun.

Kain motif truntuk Srikuncoro dapat pembaca dapatkan melalui halaman batik Solo.

(Produk batik Solo kami dapat dilihat melalui artikel ini!)

Penutup

Makna yang terkandung oleh batik dalam upacara pernikahan sangat banyak. Makna-makna batik tersebut tergambar dari motif-motif batik yang menyimbolkan suatu harapan dan doa untuk masa depan sang pengantin.

Semoga, dengan mengetahui makna motif-motif batik dalam upacara pernikahan adat Jawa.Menambahkan wawasan dan kekhusyukan sang pengantin dan penonton dalam mengikuti serangkaian upacara pernikahan adat Jawa.

 

 

Sumber “Makna batik dalam upacara pernikahan Jawa”:

Atmojo, Heriyanto (2008) Batik Tulis Tradisional Kauman, Solo. Solo: Ti

ga Serangkai

www.cara.pro/pernikahan-adat-jawa/

www.batikdan.blogspot.com

www.seputarpernikahan.com/rangkaian-dan-tahapan-lengkap-pernikahan-adat-jawa/

www.ulyasalon.com/pernikahan/prosesi-tatacara-pada-pernikahan-adat-jawa-beserta-filosofi-dan-maknanya/

Pesan, saran dan kritikmu turut membangun website ini!

error: Maaf, konten terproteksi.
%d bloggers like this: