Sejarah Batik Kampung Kauman: Ikon Industri dan Wisata Batik di Kota Solo

Gerbang Kampung Batik Kauman (Sumber:Ceritasondha.wordpress.com)

Sejarah batik di Kampung Kauman tidak lepas dari peran abdi-abdi dalem keraton Kasunanan Surakarta dan perkembangan kota Solo. Diawali pada 1757, ketika Paku Buwono III membangun masjid Agung. Para santri dan abdi dalem keraton tinggal di sekitar masjid Agung.

Para abdi dalem yang tinggal di sana juga membatik dan  menjual batik-batiknya. Seiring dengan pertumbuhan pasar-pasar di sekitar Kota Solo, seperti pasar Klewer membuat produksi semakin bertambah.

Bangunan semen tua yang dihiasi oleh batik-batik produksi di kampung serta becak-becak yang menjadi sarana berkeliling di sana.

Foto ini menggambarkan keseharian Kampung Kauman di Solo. Bangunan semen tua yang dihiasi oleh batik-batik produksi di kampung serta becak-becak yang menjadi sarana berkeliling di sana. (Sumber: Yogyakarta.panduanwisata.id)

Pertumbuhan itu menimbulkan banyaknya pengrajin dan saudagar batik. Hal itu membuat Kampung Kauman memiliki bangunan-bangunan khas para saudagar batik. Bangunan khas saudagar yang megah dan luas.

Tata letak bangunan di daerah ini juga unik dengan banyaknya bangunan-bangunan bergaya Jawa, Art Deco, Tionghoa dan Timur Tengah yang dilalui oleh gang dan jalan-jalan sempit.

Sampai saat ini pun, geliat industri batik di kampung Kauman masih berjalan. Beberapa tempat pembuatan baik membuat sesi workshop bagi wisatawan yang sekadar mampir atau mencari batik di kampung ini. Bahkan, hingga memiliki museum sendiri.

Mari kita simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Sejarah Batik Kampung Kauman

Perkembangan daerah kampung Kauman tidak lepas dari pembangunan Masjid Agung pada 1757. Para abdi dalem pengurus masjid membangun perkampungan di sekitar Masjid Agung. Kampung ini lama-lama disebut Kampung Kauman karena kampung ini tempat berkumpulnya abdi dalem pengurus masjid dan ulama.

Foto Masjid Agung Surakarta dan tempat sekitarnya. Tanggal foto diambil tidak diketahui

Foto Masjid Agung Surakarta dan tempat sekitarnya. Tanggal foto diambil tidak diketahui. (Sumber: Wikipedia.org)

Pada awalnya pembuatan batik dibuat oleh istri-istri abdi dalem untuk kebutuhan keraton. Namun, dengan perkembangan pasar di sekitar Kota Solo membuat kebutuhan batik semakin meningkat. Produksi semakin bertambah dan menyerap banyak tenaga pembatik.

Seiring dengan banyaknya penjualan batik, membuat para saudagar batik semakin kaya raya. Sehingga mereka saling membuat bangunan megah pada sekitar tahun 1800 – 1900an.

Ciri khas produksi batik Kampung Kauman menguatkan citra sebagai penyedia batik bagi keraton. Hal tersebut sama seperti Kampung Laweyan. Pada zaman itu daerah-daerah lain juga memiliki ciri khas karena hasil produksi.

Foto yang diambil dari sebuah koran atau buku ini menggambarkan gerbang Kampung Kauman. Terlihat lambang Muhammadiyah di atas gerbang. Selain penghasil batik, Kampung Kauman tempat tumbuhnya ajaran Muhammadiyah

Foto yang diambil dari sebuah koran atau buku ini menggambarkan gerbang Kampung Kauman. Terlihat lambang Muhammadiyah di atas gerbang. Selain penghasil batik, Kampung Kauman tempat tumbuhnya Muhammadiyah. (Sumber: tomy-go-blog.blogspot.com)

Misalnya, Kampung Gerjen yang menyediakan kebutuhan jahitan bagi keraton, Kampung Bladan yang menyediakan kebutuhan kue bagi keraton, dan Kampung Blodiran yang menyediakan kebutuhan bordiran untuk keraton.

Nama-nama pengusaha batik yang hidup di Kampung Kauman dapat kita lihat dari tulisan yang terpampang di dinding bangunan. Seperti rumah yang cukup megah dengan tulisan “Dasoeki”di salah satu dinding dan di bawahnya terdapat tulisan tahun “1828”.

Foto gang di Kampung Kauman. Bangunan di gambar ini adalah rumah kuno pengusaha batik di Kauman tempo dulu. (

Foto gang di Kampung Kauman. Bangunan di gambar ini adalah rumah kuno pengusaha batik di Kauman tempo dulu. (Sumber:Yogyakarta.panduanwisata.id)

Beberapa pengusaha batik yang telah membuat batik sejak tahun 1800an  masih memiliki generasi yang  menggeluti bidang itu. Seperti Bapak Gunawan Setiawan yang merupakan cicit dari Haji Abu Umar, salah satu produsen batik di Desa Kauman.

Kekhasan Batik Solo

Motif atau ragam hias batik Solo memiliki dua jenis yang dibedakan dari geometris gambar. Jenis motif geometris adalah motif benji, ceplok, kawung, nitik dan garis miring. Motif non geometris adalah motif semen, buketan dan terang bulan.

Ciri khas batik Solo tradisional dapat dilihat dari penggunaan warna dalam pembuatannya. Batik Solo tradisional menggunakan pewarna yang berbahan dasar kulit pohon Soga yang menghasilkan warna hitam, cokelat, cokelat kemerahan. Lebih lanjut mengenai pewarna batik dapat mengunjungi artikel ini.

Motif-motif batik yang telah dikenal sejak zaman dahulu mengandung makna dan harapan. Makna dan harapan si pembatik disimbolkan oleh gambar-gambar seperti sayap burung, ayam betina, bunga, alat musik, dan lain-lain.

Berikut, makna motif-motif batik khas Solo:

Motif Wahyu Temurun. (Sumber: nlyliyani.wordpress.com)

  • Motif Wahyu Temurun bermakna harapan menerima wahyu dari Tuhan YME, mendapatkan kenaikan pangkat atau penghargaan atasan, kehidupan yang lebih baik dan rezeki yang melimpah;

Motif Batik Sidomulyo. (Sumber: batikdan.blogspot.com)

  • Motif Sidomulyo bermakna mendapatkan kebahagiaan, batin yang tentram dari Tuhan YME. Motif ini cocok digunakan pada saat upacara pernikahan dan kelahiran;

(Pemakaian batik pada upacara pernikahan dapat dilihat di tautan ini)

Motif batik Srikaton. (Sumber:Nlyliyani.wordpress.com)

  • Motif Sri Katon bermakna kesuburan dan kemakmuran. Seperti yang terlihat dari gambar tangkai dengan bulir-bulir padi;
Motif Batik Semen Rante

Motif Batik Semen Rante. (Sumber:Bajumodelbaru.biz)

  • Motif Semen Rante bermakna lmbang ikatan yang kokoh dan kuat;
Motif Satrio Manah

Motif Satrio Manah. (Sumber:tipsperawatancantik.com)

  • Motif Satrio Manah bermakna seseorang/kesatria yang bekerja untuk mencapai sasaran atau tujuan. Gambar burung dan bunga diibaratkan sebagai sasaran sang kesatria;
Motif Batik Raturatih

Motif Batik Raturatih (sumber:nlyliyani.wordpress.com)

  • Motif Ratu Ratih bermakna kesetiaan seorang istri kepada suami yang mengandung harapan, pesan, niat dan iktikat yang baik serta luhur;
Motif Batik Gajah Birowo (Sumber:Jejakbatik.blogspot.com)

Motif Batik Gajah Birowo (Sumber:Jejakbatik.blogspot.com)

  • Motif Gajah Birowo bermakna kepemimpinan. Motif ini dipakai oleh para Bupati di lingkungan Mangkunegaranl;
Motif atau ragam hias pisang bali yang berkembang di Surakarta.

Motif atau ragam hias Pisan Bali yang berkembang di Surakarta.

  • Motif Pisan Bali mempunyai gambar utama sebuah gendhing dari Bali menurut K.R.T. Hardjonagoro. Motif ini memiliki makna keselamatan dan kebahagiaan abadi;

(Biografi singkat KRT Hardjonagoro dapat dilihat di tautan ini!)

Motif Batik Tambal Pamiluto

Motif Batik Tambal Pamiluto. (Sumber:umzaragallery.wordpress.com)

  • Motif Tambal Pamiluto bermakna sumber kehidupan. Corak ini hanya dipakai oleh orang-orang tertentu;
Motif Batik Udan Liris (Sumber:Pinterest.com)

Motif Batik Udan Liris (Sumber:Pinterest.com)

  • Motif Udan Liris yang mempunyai arti hujan gerimis dan simbol dari harapan untuk mendapatkan kesuburan dan kemakmuran;
Motif Batik Wirasat Delimo. Terlihat ragam hias Cakar, Ceplok, Sidomulyo dan Sidomukti. (Sumber: nisyacin.blogdetik.com)

Motif Batik Wirasat Delimo. Terlihat ragam hias Cakar, Ceplok, Sidomulyo dan Sidomukti. (Sumber: nisyacin.blogdetik.com)

  • Motif Wirasat Delimo yang berisikan berbagai motif seperti Truntum, Cakar, Sidomukti dan Sidoluhur bermakna keadaan yang menjadi dambaan manusia;
  • Motif Wirasat Buntal juga memiliki arti yang sama dengan motif Wirasat Delimo;
Motif Batik Babon Angrem (Sumber: barangtempodoeloe.com)

Motif Batik Babon Angrem (Sumber: barangtempodoeloe.com)

  • Motif Babon Angrem yang memiliki gambar utama seekor ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Motif ini mengandung harapan kesuburan, keturunan, kemakmuran danal kehidupan. Motif ini sering digunakan pada upacara kelahiran adat Jawa;

(Pemakaian batik dalam upacara kelahiran adat Jawa dapat dilihat di tautan ini!)

  • Motif Kantil bermakna kesetiaan pada janji dan teguh pada iman dan prinsip;
Motif Batik Satria Wibowo. (Sumber. tokopedia.com)

Motif Batik Satria Wibowo. (Sumber. tokopedia.com)

  • Motif Satrio Wibowo memiliki harapan membawa kemuliaan, kemasyhuran, keluruhan dan kekuasaan dari Tuhan YME;
Motif Batik Canthel. Digambar ini canthel yang ada di atas. gambar ini juga menggunakan warna-warna selain warna dari pewarna Sogan.

Motif Batik Canthel. Digambar ini canthel yang ada di atas. gambar ini juga menggunakan warna-warna selain warna dari pewarna Sogan. (Sumber:pintrest.com)

  • Motif Canthel bermakna arti terkait dan ikatan;
Batik cap colet motif Truntum Srikuncoro

Batik cap colet motif Truntum Srikuncoro

  • Motif Truntum bermakna ketentraman dalam hidup berumah tangga dan saling menuntun. Gambar utama motif ini adalah bunga-bunga kecil yang memenuhi seluruh kain batik;
Motif Batik Parang Kusuma (Sumber: Nlyliyani.wordpress.com)

Motif Batik Parang Kusuma (Sumber: Nlyliyani.wordpress.com)

  • Motif Parang Kusuma bermakna keharuman nama;
Motif Batik Cakar (Sumber: batikdku.blogspot.com)

Motif Batik Cakar (Sumber: batikdku.blogspot.com)

  • Motif Cakar bermakna kerja keras dalam mencari nafkah;
Motif Batik Cakar Garuda. (Sumber.imgrum.com)

Motif Batik Cakar Garuda. (Sumber.imgrum.com)

  • Motif Cakar Garuda bermakna mencari nafkah dan keselamatan;
Motif Batik Semen Rama (Sumber:batikdan.blogspot.com)

Motif Batik Semen Rama (Sumber:batikdan.blogspot.com)

  • Motif Semen Rama bermakna 8 ajaran hidup yang lengkap, yaitu hastabrata atau delapan sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang raja atau penguasa.

Wisata di Kampung Kauman

Kampung Kauman yang dekat dengan masjid sangat mudah dijangkau dari Kota Solo. Kampung Kauman memiliki pengalaman berbelanja batik sambil melihat-lihat bangunan-bangunan tua. Menjelajah daerah dengan jalan-jalan sempit yang kaya dengan toko dan galeri batik serta bangunan-bangunan kuno.

Di Kampung Kauman, pengunjung dapat mudah menjelajah karena ada sebuah peta yang menunjukan galeri-galeri batik di setiap gang masuk.

Mading dan Peta Wisata di Kampung Kauman. (Sumber:kecoamonolog.blogspot.com)

Mading dan Peta Wisata di Kampung Kauman. (Sumber:kecoamonolog.blogspot.com)

Wisatawan juga dengan mudah melihat rumah-rumah produksi batik. Bahkan mencoba sendiri mempraktikannya.

Dalam artikel di kompas.com yang terbit pada tahun 2011, kegiatan membatik ini libur pada hari minggu karena seluruh pembatik juga libur pada hari itu.

Batik-batik yang dijajakan di toko dan galeri dibedakan menjadi tiga jenis yang dibedakan dari proses pembuatannya. Pertama batik tulis, batik cap dan batik kombinasi (yang dibuat melalui proses cap dan tulis).

Berbelanja batik di sini dan di Pasar Klewer terasa bedanya karena selain dapat berbelanja, wisatawan juga menikmati suasana sekitar.

Sebuah tugu membatik di dekat toko batik Gunawan Setiawan, Kauman Solo. (Sumber: klikhotel.com)

Sebuah tugu membatik di dekat toko batik Gunawan Setiawan, Kauman Solo. (Sumber: klikhotel.com)

Sekitar 40 total home industry batik tumbuh di kampung ini. Pelanggan mereka selain dari wisatawan domestik juga dari wisatawan mancanegara seperti Jepang, Eropa, Asia Tenggara dan Amerika Serikat.

Kondisi perdagangan batik telah ajeg saat ini sebelumnya pernah mengalami pasang surut. Pada 1939 – 1970an pernah mengelami masa yang sulit karena masuknya batik print. Namun pada 1995 – 2000 industri batik mulai bangkit lagi atas dukungan Pemerintah Kota Solo.

Kampung Kauman juga menawarkan homestay yang menyajikan pengalaman bagai saudagar batik tempo dulu. Salah satu homestay di sini adalah homestay Cakra yang beralamat di Jalan Cakra II Nomor 15 Kauman, Solo.

Bangunan Cakra Homestay di Kampung Kauman

Bangunan Cakra Homestay di Kampung Kauman. (Sumber: intaninchan.wordpress.com)

Homestay ini menyajikan ruangan-ruangan khas tempo dahulu di sertai furniture dan kelengkapan rumahnya. Tidak hanya di kamar tapi juga di ruang keluarga dan ruang tengah.

Sungguh menarik jika berwisata ke Kota Solo menginap di homestay Kampung Kauman.

Review homestay Kampung Kauman by intannchan.wordpress.com

Museum Batik Kauman

Museum yang terletak di sudut kampung Kauman ini menyimpan perjalanan industri batik di Kauman. Kain-kain batik yang berumur di atas 35 tahun dan alat-alat produksi zaman dahulu terpajang di sini, tidak terkecuali ratusan cap batik.

Koleksi-koleksi itu bisa langsung dapat dilihat ketika memasuki ruang museum. Ruangan ini menggambarkan kejayaan industri batik Desa Kauman.

Ruang utama museum ini dipenuhi dengan lemari kayu yang terukir menambah kesan klasik museum ini. Lembaran kain batik tertata di dalam lemari-lemari tersebut.

“Museum ini lebih dimaksudkan nguri-uri budaya, yaitu batik Solo. Di sini masyarakat dapat melihat dan mempelajari sejarah batik Kauman khususnya, dan batik Solo serta turunannya,” kata pengelola Museum Batik Kaoeman, Gunawan Setiawan. Dikutip dari aengaeng.com.

Penutup

Sejarah Batik di Kampung Kauman memberikan kita gambaran mengenai pasang-surut industri batik yang terjadi di sana. Perkembangan industri rumahan batik Kauman yang pada saat ini sudah baik harus terus dikelola dengan baik dengan melihat prinsip pelestarian budaya, memakmurkan pembatik dan merawat lingkungan jika ada limbah-limbah produksi yang harus diolah.

Keseluruhan aspek tersebut harus terus dipraktikan agar kemajuan batik Kauman bersama dengan ekosistem budayanya. Melupakan salah satu aspek dapat berakibat buruk pada masa depan.

Kampung Kauman sungguh kaya dengan produksi batik serta dikemas dengan wisata yang menawarkan belanja batik berbeda.

Sumber:

Atmojo, Heriyanto (2008) Batik Tulis Tradisional Kauman Solo: Pesona Budaya nan Eksotik. Solo: Penerbit Tiga Serangkai.

“Kampung Kauman: Surga Batik Solo”

http://nasional.kompas.com/read/2011/06/07/14552045/kampung.kauman.surga.batik.solo

“Napak Tilas Sejarah Kampung Kauman Solo”

http://solodejava.blogspot.co.id/2011/03/napak-tilas-sejarah-kampung-kauman-solo.html

“Kampung Batik Kauman: Tempat Abdi Dalem Keraton Menulis Batik”

(aengaeng.com)

“Kampung Batik Kauman”

http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/wisata/kampung-batik-kauman

Pesan, saran dan kritikmu turut membangun website ini!

error: Maaf, konten terproteksi.
%d bloggers like this: