Kenali 10 Objek Pemajuan Kebudayaan

Objek Pemajuan Kebudayaan Kemdikbud

Ada 10 Objek Pemajuan Kebudayaan yang tercantum dalam UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Artinya, dari sekian banyak kebudayaan yang ada di Indonesia dicoba dikelompokan ke dalam 10 objek kebudayaan tersebut.

Untuk mendukung pemajuan kebudayaan Indonesia, kita semua harus berpartisi aktif. Langkah awalnya adalah dengan mengenali 10 objek kebudayaan yang tercantum dalam UU tersebut.

Definisi obek pemajuan kebudayaan yang akan disebutkan dalam artikel ini menggunakan definisi yang tercantum di UU tersebut.

Mari disimak.

Siapa tahu, apa yang sehari-hari kita lihat termasuk ke dalam objek pemajuan kebudayaan.

Tradisi Lisan

Tradisi lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, antara lain, sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun dan cerita rakyat.

Dari kelima contoh yang disebutkan di atas, ada satu yang menarik yaitu rapalan.

Umum diketahui rapalan dekat kaitannya dengan mantra.

KBBI daring yang diterbitkan Kemdikbud pun menyinonimkan rapal dengan mantra.

Lihat juga: Hasil KBBI dari Kemdikbud.

Lalu, mengapa rapalan termasuk ke dalam tradisi lisan?

Rapal erat kaitannya dengan baca, eja, lisan seperti yang tertulis di Tesaurus Bahasa Indonesia.

Lihat juga:Tesaurus Bahasa Indonesia.

Mungkin juga, rapalan adalah salah satu bentuk budaya yang ada di Nusantara.

Lagu dangdut populer yang berjudul Jaran Goyang adalah salah satu contoh penggambaran adanya mantra Jaran Goyang yang dikenal di kalangan masyarakat.

Tidak hanya itu, Semar Mesem juga disebut di dalam lirik lagu itu.

Dilihat dari namanya, sepertinya mantra itu berkembang di daerah masyarakat yang berbahasa Jawa.

Coba, mungkin jika pembaca ingin tahu lebih banyak mantra-mantra yang ada di Nusantara, bisa dicari di mbah Google.

Jika yang dimaksud rapalan itu mantra, bagaimana ya caranya memajukan objek pemajuan kebudayaan ini?

Manuskrip

Merujuk UU No. 5 tahun 2017, manuskrip adalah naskah beserta informasi yang terkandung di dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan sejarah, antara lain serat, babad, hikayat dan kitab.

Selain kaya dengan tradisi lisannya, Indonesia juga kaya dengan manuskrip.

Contoh-contoh yang terkenal di antaranya Hikayat Raja Raja Pasai, Bustanus Salatin, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah, Serat Centhini, Babad Tanah Jawi dan sebagainya.

Biasanya manuskrip di Indonesia ditulis di berbagai media, ada yang di daun lontar, kayu kulit batang daluang, kertas dan sejenisnya.

Bahasanya pun mengikuti bahasa daerah tempat manuskrip itu lahir.

Jenis hurufnya pun beragam dari huruf Arab, Jawa Kuno, Kaganga dan masih banyak lagi.

Hanya sebagian kecil orang yang dapat membaca dan mengetahui isinya.

Jika pembaca tertarik untuk dapat membacanya, pembaca bisa pertimbangkan menjadi seorang filolog.

Seperti apa karya-karya di bidang filologi?

Dapat diakses di sini

Lihat juga: List Skripsi, Tesis dan Disertasi bidang filologi di Universitas Indonesia

Lihat juga: List Skripsi, Tesis dan Disertasi bidang filologi di Universitas Gadjah Mada

Adat Istiadat

Berdasarkan UU No. 5 tahun 2017, adat istiadat adalah kebiasaan yanag didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, tata kelola lingkungan dan tata cara penyelesaian sengketa.

Apakah pembaca mengetahui adat istiadat yang mengatur tata kelola lingkungan?

Sudah pernah dengar tentang Sasi Lompa?

Menurut pemahaman penulis, Sasi Lompa adalah ritual yang mengatur saat yang tepat untuk mengambil ikan di suatu perairan.

Sasi Lompa dilaksanakan oleh masyarakat Haruku, Maluku Tengah.

Informasi lebih lanjut dapat di baca di artikel ini.

Lihat juga: Ritual Buka Sasi Ikan Lompa.

Selain Sasi Lompa, kalian dapat mencari lagi adat istiadat di Indonesia yang ramah dengan alam dan menyelaraskan harmoni kehidupan bermasyarakat di buku, artikel koran dan artikel internet lainnya.

Jika kalian menemukannya, betapa hebatnya bukan? para leluhur kita telah mempunyai pengetahuan yang dapat hidup selaras dengan alam dan lingkungannya.

Jika saat ini kita menghadapi kesulitan untuk hidup selaras dengan alam dan lingkungan, saatnya kita mempelajari pengetahuan yang telah ada dari generasi sebelumnya.

Ritus

Ritus adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya antara lain, berbagai perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian dan ritual kepercayaan beserta perlengkapannya.

Ritus sangat dekat kaitannya dengan upacara-upacara.

Biasanya di dalam ritus terkandung rasa syukur, harapan dan segala hal yang menjadi keinginan baik manusia agar terlaksana.

Contoh yang masih sering kita lihat sehari-hari adalah seperti syukuran 4 dan 7 bulan kehamilan.

Jika kita menghadiri pesta pernikahan, kemungkinan besar kita akan melihat prosesi adat pernikahan.

Hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki prosesi adat pernikahannya sendiri.

Untuk suku Jawa, selain prosesi seperti kacar-kucur, injak telur, dan lempar bunga. Ada juga bentuk lainnya yang tidak kalah sakral, seperti penggunaan batik dengan motif tertentu.

Lihat juga: Pakem penggunaan motif batik pada prosesi adat Jawa.

Pengetahuan Tradisional

Pengetahuan Tradisional adalah seluruh ide dan gagasan dalam masyarakat, yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya.

Apakah pembaca pernah membaca liputan khusus Kompas yang berjudul Ring of Fire?

Liputan yang terbit pada 2011 – 2012 menginformasikan kondisi geografis di Indonesia yang mengancam kehidupan penduduknya.

Yang menarik di sana adalah diceritakan pengetahuan tradisional tentang bencana besar yang pernah dialami oleh leluhur.

Salah satu pengetahuan tersebut adalah Smong.

Mak Rukiah, yang menjadi narasumber dalam liputan tersebut mengkisahkan bahwa ibunya meninggal karena dahsyatnya gelombang tinggi yang terjadi pada 1907.

Peristiwa itu ia kenal dengan “Smong Tahun Tujuh”.

Dari pengalamannya itu, ia mendapatkan nasihat dari neneknya, Mak Jadah, jika terjadi gempa, lalu air laut surut, segeralah naik ke bukit dan tinggalkan harta benda karena setelah itu akan datang Smong.

Lihat juga: Tsunami Hikayat Smong Penjaga Hayat

Teknologi Tradisional

Teknologi tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang atau cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan hidup manusia dalam bentuk produk, kemahiran dan keterampilan masyarakat sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya. antara lain arsitektur, perkakas pengolahan sawah, alat transportasi dan sistem irigasi.

Ada sebuah komunitas pegiat yang sudah lebih dahulu memajukan kebudayaan dalam bidang arsitektur sebelum adanya UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Komunitas tersebut adalah Rumah Asuh.

Rumah Asuh yang diinisiasi oleh Yori Antar telah berkiprah dalam melestarikan arsitektur tradisional Indonesia.

Kegiatan mereka yang sangat terkenal adalah sewaktu mereka merevitalisasi rumah tradisional di Wae Rebo.

Buku yang berisi kumpulan tulisan tentang Wae Rebo pun diterbitkan pada 2010 dengan judul Pesan Dari Wae Rebo:  Kelahiran Kembali Arsitektur Nusantara. Sebuah Pelajaran dari Masa Lalu untuk Masa Depan.

Atas dedikasinya, Gerakan Rumah Asuh telah mendapatkan Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi pada tahun 2018 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Seni

Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif atau komunal yang berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni antara lain seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, seni musik dan seni media.

Dari sepuluh objek pemajuan kebudayaan, seni adalah yang paling umum didengar.

Hampir masyarakat umumnya menganggap kebudayaan itu seni. Padahal, seni hanya menjadi bagian dari kebudayaan.

Ketenaran seni di masyarakat luas tidak lepas dari peranan media.

Setiap hari ada saja berita tentang selebritis, film, musik, serial televisi.

Bahasa

Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan, maupun isyarat, antara lain bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Umumnya, buku dari yang membahas ilmu hingga novel yang menghibur menggunakan bahasa Indonesia sebagai media penyampaiannya.

Pernahkah pembaca melihat buku yang diterbitkan menggunakan bahasa daerah?

Pembaca bisa mencari tahu karya-karya Almarhum Bapak Suparto Brata.

Almarhum adalah seorang sastrawan yang menggunakan bahasa Jawa untuk cerita-cerita detektifnya.

Dahulu Almarhum memiliki website pribadi www.supartobrata.com. Namun sayang, pada saat ini sudah tidak bisa diakses kembali.

Permainan Rakyat

Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya yang bertujuan untuk menghibur diri antara lain, permainan kelereng, congklak, gasing dan gobak sodor.

Permainan rakyat juga menjadi salah satu objek pemajuan kebudayaan.

Tahukah pembaca, dengan kata-kata “hompimpa alaium gambreng”?

Sepertinya tidak asing ditelinga kita karena sewaktu kanak-kanak kita sering mengucapkannya ketika sedang bermain.

Ternyata “hompimpa alaium gambreng” mempunyai arti yang sangat dalam.

dalam bahasa Sansekerta artinya adalah “dari Tuhan kembali ke Tuhan, mari kita bermain”.

Lewat permainan kita telah diajarkan untuk menyembah dan pasrah kepada Sang Kuasa.

Namun, kebanyakan dari kita tidak tahu bukan?

Sekarang saatnya kita mencari tahu.

Olah Raga Tradisional

Olah Raga Tradisional adalah berbagai aktivitas fisik dan/atau mental yang bertujuan untuk menyehatkan diri, peningkatan daya tahan tubuh, didasarkan pada nilai tertentu, dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain bela diri, pasola, lompat batu dan debus.

Kabar bahagia bahwa silat akan ditetapkan sebagai Warisan Budaya TakBenda Dunia oleh UNESCO pada 2019.

Apa arti penting dari hal itu?

Bahwa silat sekarang tidak hanya menjadi perhatian Indonesia, namun sudah mendunia.

Semoga dengan penetapan ini, silat semakin diperhatikan perkembangannya, dilindungi keberadaannya, dibina pegiatnya, dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan untuk mengetahui lebih banyak olah raga tradisional Pasola, pembaca dapat melihat buku di bawah ini.

Lihat juga: Budaya Sumba Jilid 2

Memajukan Objek Pemajuan Kebudayaan

Setelah kita mengenali sepuluh objek pemajuan kebudayaan, saatnya kita bersama-sama memikirkan langkah apa untuk memajukan kebudayaan kita.

Tidak perlu memikirkan langkah yang jauh ke depan karena sulit pastinya. Namun, kita bisa memulai dengan langkah yang kecil.

Munculkan inisiatif, ajak kawan sekitarmu, dan mulailah bergerak memajukan objek pemajuan kebudayaan ini.

Semoga dengan langkah-langkah kecil yang kita mulai dapat membuat manfaat yang lebih besar ke depannya.

Seperti peribahasa

Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.

Semoga apa yang kita mulai sekarang, menjadi batu pijakan untuk melangkah yang lebih jauh lagi.

Strategi Kebudayaan Indonesia

Strategi kebudayaan adalah puncak dari perjalanan panjang dari tingkat kab/kota, provinsi dan negara. Ini adalah hasil akhir dari proses pembicaraan di tingkat publik, tapi menjadi awal dari tugas negara menjalankan amanat dalam menjalankan kebijakan kebudayaan.

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan dalam Sidang Pleno Kongres Kebudayaan Indonesia.

Sudah sebulan Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) digelar di Kemdikbud, Jakarta. Banyak pula video streaming yang merekam rangkaian acara KKI . Namun, jika dilihat dari jumlah views-nya masih sangat sedikit jika dibandingkan kemeriahan acara tersebut.

Artikel ini bermaksud untuk menyarikan informasi pokok yang sudah ada di video streaming “Sidang Pleno Kongres Kebudayaan Indonesia” dengan mengubah menjadi informasi tertulis.

Tulisan ini merangkum dari video di atas, khususnya pada menit 40:00 – 1:03:00.

Semoga tulisan ini, memudahkan dan mempercepat pembaca untuk mendapatkan informasi daripada menonton video di atas yang durasi totalnya hampir 2 jam. Namun, penulis juga menyarankan untuk menonton video tersebut agar mendapat informasi dari sumber primer.

Harapan kedepannya agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dan tidak ragu berinisatif dalam memulai usaha untuk bersama-sama memajukan kebudayaan Indonesia.

Latar Belakang

Penyusunan strategi kebudayaan adalah amanat dalam melanjutkan usaha setelah tersahkannya UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Penyusunan ini melibatkan masyarakat melalui perantara para ahli dan dimulai dari tingkat Kabupaten/Kota, lalu Provinsi hingga ke tingkat nasional.

Dari tingkat kabupaten/kota telah tersusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten/Kota yang jumlahnya akan selalu up date. Sasarannya seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang jumlahnya 508 kabupaten/kota mengusulkan PPKD ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Di tingkat provinsi juga demikian. Saat ini jumlahnya akan selalu up date dan sasarannya seluruh provinsi yang berjumlah 34 provinsi mengusulkan PPKDnya.

Menurut paparan Bapak Direktur Jenderal Kebudayaan, proses penyusunan Strategi Kebudayaan ini melibatkan 7.000 orang yang tercatat dalam daftar hadir dalam 800 pertemuan.

Isu Pokok Pemajuan Kebudayaan

Bapak Direktur Jenderal Kebudayaan mengungkapkan, dari data yang masuk ditemukan 7 isu pokok Pemajuan Kebudayaan, ialah:

  1. Pengerasan primordial sentiment sektarian;
  2. Modernitas dan tradisi. Bagaimana tradisi sering kali dihadapkan dengan modernitas, seolah menjadi hambatan untuk maju;
  3. Disrupsi Teknologi Informatika;
  4. Ketimpangan relasi budaya dalam globalisasi;
  5. Pembangunan yang mengorbankan ekosistem alam dan budaya;
  6. Tata kelembagaan kebudayaan yang belum optimal; dan
  7. Design kebijakan yang belum memudahkan masyarakat untuk memajukan kebudayaan.

Visi Pemajuan Kebudayaan 20 Tahun Ke Depan

Indonesia Bahagia Berlandasksan Keanekaragaman Budaya yang Mencerdaskan, Mendamaikan dan Menyejahterakan

Direktur Jenderal Kebudayaan, dalam Sidang Pleno Kongres Kebudayaan Indonesia

Agenda Strategis Pemajuan Kebudayaan

  1. Menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif. Melindungi kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Meningkatkan upaya pelindungan cagar budaya sebagai bukti ekspresi keragaman budaya. Mendorong interaksi budaya lintas kelompok dan daerah dengan semangat persatuan dan kebersamaan.
  2. Melindungi dan mengembangkan nilai ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional untuk memperkaya kebudayaan nasional. Melindungi kebudayaan bahari yang menjadi watak budaya Indonesia. Melindungi dan mengembangkan nilai-nilai yang terkandung cagar budaya agar dapat dimanfaatkan untuk penguatan jati diri bangsa di masa kini maupun di masa yang akan datang. Meningkatkan pelindungan terhadap nilai ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional. Memperkuat kedudukan dan memberdayakan lembaga dan komunitas tradisional. Mempromosikan nilai ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional untuk berkontribusi bagi pengayaan kebudayaan nasional.
  3. Mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan budaya untuk memperkuat kedudukan Indonesia di dunia internasional. Memfasilitasi pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan untuk promosi kebudayaan Indonesia di dunia internasional. Meningkatkan dan memperkuat diplomasi budaya Indonesia.
  4. Memanfaatkan objek pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebudayaan sebagai investasi jangka panjang dengan mengoptimalkan teknologi informasi untuk pelindungan dan pemanfaatan objek kebudayaan. Memperkuat mekanisme pelindungan kekayaan intelektual khususnya yang berkaitan dengan kesenian, pengetahuan dan teknologi tradisional. Meningkatkan pariwisata berbasis pemanfaatan museum, cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan yang mengindahkan pelestarian.
  5. Memajukan kebudayaan yang melindungi keanekaragaman hayati dan memperkuat ekosistem. Mengembangkan tata ruang yang memperhatikan ketersambungan dengan agenda pelestarian alam, pelestarian cagar budaya, wilayah kebencanaan dan agenda pemajuan kebudayaan serta mengangkat ekspresi dan pengetahuan tradisional tentang geografi dalam rangka antisipasi kebencanaan.
  6. Reformasi kelembagaan dan penganggaran kebudayaan untuk mendukung agenda pemajuan kebudayaan. Reformasi kelembagaan di bidang kebudayaan. Mengoptimalkan anggaran di bidang kebudayaan. Menyelaraskan kebijakan pusat dan daerah untuk pemajuan kebudayaan.
  7. Meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator pemajuan kebudayaan. Membangun sistem data kebudayaan terpadu yang bersifat terbuka dan kredibel. Menjamin perluasan dan pemerataan akses publik kepada sarana dan prasarana kebudayaan, serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (sdm) di bidang kebudayaan.
Baju Tari Tradisional Indonesia
Rachna Sandika menyediakan baju tari tradisional Indonesia. Sila dicek!

Resolusi Kongres Kebudayaan Indonesia

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Nungki Kusumastuti, resolusi adalah turunan dari abstraksi agenda strategi kebudayaan yang diharapkan dapat langsung dilaksanakan pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Resolusi ini adalah langkah nyata apa saja yang akan dilakukan ke depan untuk menjawab isu pokok di atas.

Berikut penjabarannya:

  1. Melembagakan Pekan Kebudayaan Nasional sebagai platform aksi bersama yang memastikan peningkatan interaksi kreatif antarbudaya;
  2. Memastikan terjadinya alih pengetahuan dan regenerasi melalui pelindungan dan pengembangan karya kreatif untuk kesejahteraan para pelaku budaya serta pelibatan maestro dalam proses pendidikan dan pengajaran formal;
  3. Meningkatkan diplomasi kebudayaan dengan memperkuat perwakilan luar negeri sebagai pusat budaya Indonesia, meningkatkan jumlah dan mutu residensi untuk seniman, peneliti dan pelaku budaya dan menjadikan diaspora Indonesia sebagai ujung tombak pemajuan kebudayaan Indonesia di luar negeri;
  4. Membangun pusat inovasi yang mempertemukan kemajuan teknologi dengan warisan budaya di tiap daerah melalui sinergi pelaku budaya dan penggerak ekonomi kreatif guna memanfaatkan budaya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
  5. Membangun mekanisme pelibatan seniman dan pelaku budaya dalam kebijakan kepariwisataan berkelanjutan dan ekonomi kreatif yang berbasis komunitas, kearifan lokal, ekosistem budaya, pelestarian alam dan pemanfaatan teknologi sebagai jalan keluar dari pendekatan industri ekstraktif;
  6. Membentuk dana perwalian kebudayaan guna memperluas akses pada sumber pendanaan dan partisipasi masyarakat dalam pemajuan kebudayaan;
  7. Memfungsikan aset publik seperti gedung terbengkalai, balai desa, gedung kesenian dan fasilitas yang telah ada, taman budaya, dan museum sebagai pusat kegiatan dan ruang-ruang ekspresi kebudayaan guna memperluas dan menjamin akses masyarakat pada kebudayaan.

Penutup

Strategi kebudayaan telah disiapkan. Gong telah ditabuh.

Saatnya kita sebagai bangsa Indonesia berpartisipasi dan saling membantu demi terwujudnya pemajuan kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan yang menjadi saluran untuk bermuara kepada Indonesia yang Bahagia.

Tari Topeng: Ketahui Lebih Dalam dan Referensinya

Tari topeng adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Sesuai dengan namanya, tari ini ditarikan oleh penari yang menggunakan topeng.

Tari topeng di Indonesia sangat bervariasi. Setiap daerah memiliki kekhasannya masing-masing.

Beberapa yang terkenal adalah tari Topeng Cirebon, tari Topeng Betawi, Tari topeng Hudoq dan sebagainya.

Artikel ini akan menjelaskan lebih dalam keunikan, filosofi, dan nilai yang terkandung dari berbagai jenis tari topeng dengan referensi pilihan yang juga dapat dibaca kembali atau untuk penelitian lebih lanjut.

Mari kita simak satu per satu.

Tari Topeng Cirebon

Tari Topeng Cirebon mempunyai hubungan dengan tari topeng yang berkembang di Jawa Timur pada abad ke-10 masehi.

Tari ini menjadi salah satu pondasi dalam penyebaran Islam di Cirebon.

Sejarah Singkat

Seperti yang tertulis dalam Babad Cirebon Carang Satus yang ditulis Elang Yusuf Dendrabrata, tarian ini digunakan sebagai alat diplomasi dalam penyebaran Islam.

Sunang Gunung Jati, salah satu Wali Songo dan pemimpin di Cirebon, mendapat tantangan dari seorang pemimpin dari Krawang yang bernama Pangeran Welang.

Pangeran Welang sangat sakti karena memiliki pusaka yang bernama Curug Sewu.

Sunan Gunung Jati bersama Pangeran Cakrabuana mencari cara agar perselisihan dengan Pangeran Welang tidak menimbulkan pertumpahan darah.

Siasatnya adalah dengan mengadakan tari Topeng Cirebon dengan menampilkan Nyi Mas Gandasari yang saat itu menjadi primadona.

Pangeran Welang terpikat dengan pesona Nyi Mas Gandasari sehingga ia berniat menikahi penari itu.

Nyi Mas Gandasari mau menerima lamaran Pangeran Welang dengan syarat dilamar dengan pusaka Curug Sewu.

Pangeran Welang pun rela menyerahkan pusaka saktinya tersebut.

Ia pun menikahi Nyi Mas Gandasari. Perselisihan mereda dan akhirnya pun Ia memeluk Islam.

Tari Topeng Cirebon terus populer di khalayak umum pada masa setelahnya.

Sampai kedatangan VOC di Cirebon yang menimbulkan banyaknya variasi tari topeng Cirebon seperti yang kita kenal sekarang.

Lasmiyati mencatat dalam “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Tari Topeng Cirebon Abad XV – XX” bahwa beberapa penari keraton Cirebon mengasingkan diri dari keraton karena campur tangan VOC semakin hari semakin besar.

Kepergian para penari keraton Cirebon ke daerah luar keraton menimbulkan banyak variasi tarian, khususnya tari topeng Cirebon. Daerah-daerah tersebut, di antaranya:

  • Losari, Timur Cirebon. Keunikan tari topeng gaya Losari adalah adanya gerakan melenting ke belakang, seperti orang yang akan melakukan geraka breuh.
  • Palimanan, Barat Cirebon. Gaya tari topeng Palimanan adalah gaya yang ditarikan oleh Ibu Suji, maestro tari topeng yang telah tampil keliling dunia.
  • Desa Slangit, Palimanan. pertunjukan tari topeng gaya Slangit disajikan dengan diawali tarian Panji, kemudian tarian Samba/Parmindo, lalu Rumyang/Temenggung dan terakhir tari Klana.
  • Gegesik, daerah ini menjadi salah satu daerah persebaran tari topeng Cirebon. Masa emas tari gaya Gegesik ini terjadi pada 1934 hingga 1939 karena hampir setiap minggu para seniman melakukan pentas.

Busana Tari

Sebagai salah satu bentuk penyebaran Islam, busana tari Topeng Cirebon menutupi aurat penarinya.

Bahkan penarinya juga menggunakan kaus kaki hingga selutut.

Busana Tari Topeng Cirebon

Busana Tari Topeng Cirebon (sumber: Nurul Fitri. yang diambil dari Sanggar Sekar Pandan, Cirebon)

Penjelasan perlengkapan tari secara lengkap sebagai berikut:

  • Sobrah, adalah penutup kepala ciri khas tari Topeng Cirebon. Ia juga dikenal dengan nama tekes. Sobrah memiliki rawis yang terbuat dari beanng wol yang diuntai panjang dan disimpan di samping kanan dan kiri depan takes.
  • Kedok/Topeng. Topeng pada tari Topeng Cirebon memiliki bermacam jenis dan memiliki karakternya masing-masing. Akan dijelaskan pada sub tema selanjutnya.
  • Sumping, untaian panjang tempat menempelnya kembang melok
  • Baju kutung
  • Dasi, untuk peran Tumenggung dan Patih. Selain keduanya menggunakan panekek atau kalung wulan Tumenggung
  • Badong/Ikat pinggang, biasanya terbuat dari logam
  • Kain ules
  • Tapi/Sinjang
  • Sontog
  • Soder/Sampur/Selendang, dengan panjang 2,5 m dan lebar 40 cm, dibelitkan melalui sabuk hingga kedua ujungnya menguntai di sebelah kiri dan kanan depan penari

Rachnasandika.com juga menyediakan busana tari tradisional Indonesia, dapat dilihat ditautan berikut. Menyediakan busana tari tradisional Indonesia.

Filosofi dan Makna Topeng

Terdapat lima karakter topeng dasar yang berbeda berdasarkan pada wataknya.

Setiap karakter topeng memiliki gaya geraknya sendiri-sendiri.

Kelima karakter tersebut dinamakan Panca Wanda.

Ialah

Topeng Panji Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Panji Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Pertama, Panji dengan wanda lemah lembut dan penyantun berwarna putih.

Topeng Panji bermata sipit dengan alis tipis dan mulut sedikit terbuka.

Ia ditarikan dengan gerakan yang paling halus.

Melambangkan kesucian, seperti manusia yang baru lahir.

Topeng Samba Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Samba Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Kedua, Parmindo atau Samba dengan wanda satria, putra mahkota dengan warna cat telur asin.

Topeng ini memiliki hiasan melilit di kening topeng dengan bentuk mata kecil dan alis tipis.

Mulut agak terbuka sehingga terlihat giginya.

Bentuk hidung agak kecil dan mancung.

Karakter topeng ini menggambarkan kegembiraan dan kemudaan.

Topeng Rumyang Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Rumyang Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Ketiga, Rumyang dengan wanda berbudi lincah dengan warna cat merah jambu.

Topeng ini menyerupai topeng Samba/Parmindo, namun memiliki hiasan berbentuk rambut ikal.

Ia melukiskan watak halus dan terbuka

Topeng Tumenggung Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Tumenggung Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Keempat, Tumenggung dengan wanda satria warna cat merah muda.

Topeng ini memiliki mata yang besar dan membelalak dengan alis sedang dan mulut besar yang terbuka lebar.

Di atas bibirnya juga memiliki kumis yang lebat sampai ujung mulutnya.

Topeng ini menggambarkan gagah dan berani.

Topeng Klana Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Klana Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Kelima, Kelana dengan wanda danawa warna cat merah.

Topeng Klana memiliki karakteristik mata besar, hidung mancung, kumis lebat, jenggot dan pada dahi dan pelipisnya ada hiasan rambut ikal.

Ia berwatak kasar, congkak, galak dan pemarah.

Filosofi Gerakan Tari

Tidak hanya busana yang tertutup, gerakan tarian ini pun bernapaskan ajaran agama Islam dan nilai-nilai lokal.

Ada sembilan gerak dasar tari ini.

  • Adeg-adeg yang bermakna berdiri dengan kokoh
  • Pasangan yang bermakna menjadi tauladan bagi orang lain
  • Capang yang bermakna ringan tangan untuk menolong
  • Banting Tangan yang bermakna bekerja keras
  • Jangkung Ilo yang bermakna pandai mengukur kemampuan dan keinginan
  • Godeg yang bermakna selalu memperhatikan sekitar khususnya yang sedang kesusahan
  • Gedut yang bermakna selalu berbagi dengan sesama
  • Kenyut yang bermakna kepincut, atau tertarik dengan hal-hal positif
  • Nindak yang bermakna tindak atau berbuat. Apa yang kita kerjakan selalu mengharap ridho Allah SWT.

Tari Topeng Betawi

Tanah Betawi juga memiliki jenis tari topeng tersendiri.

Saat ini tokoh yang masih melestarikan tari ini adalah Ibu Kartini Kisam.

Sejarah Singkat

Perkembangan tari ini masih memiliki hubungan tari topeng yang berkembang di Cirebon.

Kartini menulis, seperti yang dicatat oleh Rizky Putri Astuti,

Tari Kedok/Topeng yang berkembang di wilayah budaya Betawi pinggiran merupakan penyederhanaan dari tarian topeng kecil Cirebon yang biasa terdiri dari enam sampai delapan topeng.

Tarian ini adalah tari tunggal yang dilakukan oleh penari perempuan.

Tidak seperti tari topeng Cirebon yang dapat ditarikan oleh laki-laki atau perempuan.

Tari ini juga mengenal tiga jenis topeng, yaitu topeng Panji, topeng Samba dan Topeng Jingga.

Pada awalnya tarian ini menjadi salah satu bagian dari pertunjukan Topeng Betawi.

Pertunjukan Topeng Betawi adalah pertunjukan gabungan antara drama, tarian dan nyanyian, seperti pertunjukan teater.

Biasanya, tari Topeng Betawi dipentaskan pada sesi pembuka atau penutup pertunjukan Topeng Betawi.

Rizky Putri Astuti juga mencatat bahwa tarian topeng khas Betawi ini diciptakan oleh pasangan suami istri.

Mak Kinang dan Kong Djioen pada 1930an.

Saat ini, tari ini menjadi sebuah pertunjukan tersendiri.

Pertunjukan tari ini biasanya pada acara pesta pernikahan atau sunatan.

Dalam perkembangannya, ada beberapa jenis tari topeng betawi, di antaranya tari Topeng Tunggal, tari Enjot-enjotan dan tari Topeng Putri.

Busana Tari

Busana tari Topeng Betawi memiliki suasana yang juga tertutup.

Ia menggunakan warna-warna cerah yang menggambarkan kelincahan.

Busana dan perlengkapannya di antaranya:

  • Kembang Topeng
  • Baju Kurung
  • Ampereng
  • Toka-toka
  • Kutang Nene
  • Selendang
  • Kain Tumpal Tombak
  • Aksesoris (kalung, gelang anting dan sabuk)

Filosofi dan Makna Topeng

Ada tiga jenis topeng yang digunakan dalam tari topeng tunggal Betawi.

Perwatakannya menyerupai perwatakan topeng Cirebon.

Pertama, Topeng Panji.

Ia digambarkan dengan warna putih dan mempunyai gerakan yang halus.

Kedua, Topeng Samba.

Ia digambarkan berwarna pink dan mempunyai gerakan yang agak sedikit gagah dan energik.

Ketiga, Topeng Jingga.

Ia digambarkan berwarna merah dan mempunyai gerakan yang berani dan garang.

Menurut Nur Rizqiyah.

Topeng Jingga memiliki makna mitos penciptaan semesta yang berdasarkan sistem kepercayaan pra Islam di Indonesia dan penuh pesan terselubung.

Gerak Tari

Gerak tari tarian ini mengikuti karakteristik topeng yang digunakan.

Gerakannya mempunyai ritme yang diawali dengan gerakan halus lalu semakin gagah dan garang.

Ketika sang penari menggunakan topeng Panji, terdapat empat susunan gerakan, di antaranya:

  1. Tindak/Nindak,
  2. Tindak Selancar,
  3. Goleng,
  4. Sembah Bedeku

Setelah habis semua gerakan topeng Panji, sang penari mengganti topengnya dengan topeng Samba, yang mempunyai susunan gerakan:

  1. Sembah Bedeku,
  2. Puter ditempat,
  3. Kiwir-kiwir,
  4. Gonjingan.

Sang penari pun mengganti topengnya dengan topeng Jingga, dengan gerakan:

  1. Gonjingan,
  2. Nindak empat,
  3. Gagahan,
  4. Puter selampe,
  5. Goyang pundak,
  6. Sembah deku.

Tari Hudoq

Tari Hudoq termasuk tari yang menggunakan topeng sebagai propertinya.

Hudoq sendiri dalam bahasa Dayak berarti topeng.

Tari Hudoq adalah tarian ritual yang dilaksanakan pada saat-saat tertentu.

Tidak seperti kedua tari topeng sebelumnya

Setiap pagelaran tari Hudoq memiliki makna dan fungsinya tersendiri.

Sejarah Singkat

Menurut F. Jiu Luwai yang dicatat oleh Risna Herjayanti dalam skripsinya,

Terciptanya tari Hudoq bagi masyarakat Dayak Ga’ay Loong Glaat, sub suku Dayak Kayan, berasal dari sebuah legenda.

Zaman dahulu kala, terjadi pernikahan antara manusia, Heleang Habeung, dengan putri dari kerajaan di pusaran sungai, Selau Sen Yeang.

Dari pernikahan tersebut lahirlah anak yang bernama Buaq Selo.

Pada saat Heleang Hebeung hidup di dasar sungai, istrinya meminta kepada warga dasar sungai untuk menari.

Warga sungai pun menari dengan meriah hingga lama kelamaan muncullah bentuk aslinya.

Heleang Hebeung, yang sebelumnya merasa terhibur menjadi takut.

Membuatnya ingin pulang ke dunia manusia.

Terlebih, dirinya juga rindu dengan sanak keluarganya.

Dengan berat hati, Selau Sen Yeang merestui kepulangan suaminya ke Bumi.

Sebelum suaminya pergi, ia berpesan.

Dengan rela saya melepas kepergianmu. Kita memang hidup di alam yang berbeda, namun kasih sayangku tidak mengenal dan terhalang oleh alam yang berbeda. Bila engkau ingin kembali berhubungan dengan kami, panggil dan buatlah upacara adat. Kami akan membantu dalam berbagai keperluan. Hubungan ini tidak akan terputus sampai kapanpun, Buaq Selo dan keturunannya kelak akan memelihara sampai kapan pun tidak akan berakhir.

Seorang diri Heleang Hebeung kembali ke Bumi.

Sesampainya di tengah-tengah sanak saudaranya, ia bercerita tentang pengalamannya.

Untuk mengenang istri dan anaknya, ia mengajak rakyat Leham Kejin untuk membuat topeng-topeng dengan ekspresi dan wujud yang dilihatnya waktu itu dan menari.

Kampung Leham Kejin saat ini dikenal sebagai suku Long Gelaat.

Fungsi Tari Hudoq

Tari Hudoq pada masyarakat Long Gelaat ditarikan dalam rangkaian upacara Bekudung, upacara panen.

Risna Herjayanti mencatat ada lima fungsi tari Hudoq:

  1. Sebagai sarana komunikasi kepada roh-roh gaib;
  2. Sebagai sarana pengungkap rasa syukur;
  3. Sebagai pengikat rasa solidaritas dan kebersamaan masyarakat;
  4. Sebagai sarana meminta kekuatan, perlindungan dan keberhasilan pada usaha perladangan;
  5. Sebagai sarana hiburan.

Busana Tari

Busana yang dipakai para penari Hudoq cukup sederhana.

Para penari menggunakan baju lengan panjang dan celana.

Lalu memakai Hudoq Chum Tai, berbentuk seperti mantel yang terbuat dari daun pisang berumbai-rumbai yang masih hijau.

Daun pisang yang berwarna hijau bermakna kehidupan yang terus tumbuh dan berkembang.

Pada bagian kepala, penari menggunakan topi yang dihiasi bulu burung Rangkong atau bulu burung Ruwai, namun sebagian suku dayak tidak mewajibkan topi ini.

Selanjutnya topeng yang menjadi perlangkapan utama.

Topeng berbentuk penggambaran roh-roh yang hidup di alam. Ada yang berbentuk seperti hewan darat, hewan laut, dewa-dewa atau raja-raja.

Topeng-topeng itu berwarna merah dan hitam dengan warna dasar putih.

Merah menyimbolkan keberanian.

Hitam menyimbolkan keagungan.

Putih menyimbolkan kesucian.

Filosofi dan Makna Topeng

Mengutip Fauzia Latif, Hudoq dalam masyarakat Dayak Bahau menyiratkan unsur dualisme dan tripartit.

Dualisme yang dimaksud adalah laki-laki dengan perempuan.

Penjabaran Analisis Unsur Dualisme pada topeng tari Hudoq (Sumber: Fauzia Latif)

Penjabaran Analisis Unsur Dualisme pada topeng tari Hudoq (Sumber: Fauzia Latif)

Jika dibuat garis tengah topeng secara vertikal, akan membuat pembagian yang serupa namun saling berlawanan.

Melambangkan adanya dualisme yang mempresentasikan laki-laki dan perempuan.

Penjabaran Analisis Unsur Tripartit pada topeng tari Hudoq (Sumber: Fauzia Latif)

Penjabaran Analisis Unsur Tripartit pada topeng tari Hudoq (Sumber: Fauzia Latif)

Selanjutnya, unsur tripartit terproyeksikan dengan menggambar dua garis horizontal.

Bentuk dan lukisan bagian atas Hudoq yang mengarah ke atas melambangkan Sang Pencipta.

Bagian tengah Hudoq yang mengarah kesamping melambangkan transenden/penghubung antara kedua dunia.

Bagian bawah yang mengarah ke bawah mendekati bumi melambangkan manusia dengan kehidupan sosialnya dan hasil usaha agrarisnya.

Jenis topeng dan maknanya dapat dibaca lebih lengkap di skripsi Risna Herjayanti.

Gerak Tari

Gerakan pada tari Hudoq melibatkan kaki, tangan dan kepala.

Gerakannya terpola dalam tatanan ritmis

Tari Hudoq memiliki gerakan Jiak, Jiak Lut, Jiak Dong yang memfokuskan gerakan pada kaki.

Sedangkan, gerak Kuwai adalah gerakan yang mengkombinasikan gerak kaki dan tangan.

Gerak kepala mengikuti karakteristik topeng Hudoq yang dipakai.

Jika penari menggunakan topeng berkepala burung, gerakan kepalanya seperti mengangguk dan patah-patah sambil mengikuti irama musik.

Penutup, Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut

Tiga tari topeng di atas adalah kekayaan budaya Indonesia.

Tari Topeng Cirebon dan Betawi pada masa sekarang bersifat tari pertunjukan yang dipentaskan pada acara pernikahan, sunatan atau pembukaan acara resmi lainnya.

Sedangkan,

Tari Hudoq adalah tari ritual. Tari ungkapan rasa syukur pada serangkaian upacara panen.

Kami mengelompokan setiap referensi ke dalam pembahasan tari yang sudah dijelaskan di atas.

Sumber-sumber ini berisi informasi yang lebih lengkap daripada artikel ini dan dapat ditelusuri melalui tautan yang tertera.

Semoga memudahkan para pembaca.

Tari Topeng Cirebon

Lasmiyati “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Tari Topeng Cirebon Abad XV – XX” dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 3 No. 3 Tahun 2011 https://tinyurl.com/yb26ctey

Lesmana Nugraha, Diky “Fotografi Esai Tari Topeng Cirebon Melalui Nilai Islam” https://tinyurl.com/ydbnxwee

Fitri, Nurul “Tari Topeng Cirebon Kesenian Yang Diislamkan” https://tinyurl.com/ydygwuxf

Website Sanggar Seni Sekar Pandan, Cirebon https://tinyurl.com/yavxdoys

Tari Topeng Betawi

Astuti, Rizky Putri “Tari Topeng Tunggal Khas Betawi di Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur” https://tinyurl.com/y7nyprdb

Nur, Rizqiyah “Pemaknaan Topeng Jingga Pada Tari Topeng Betawi” https://tinyurl.com/yalxll2x

Tim Penulis Telisik Tari DKJ: Tari Betawi Topeng dan Cokek https://tinyurl.com/y84cr5yz 

Tari Hudoq

Latif, Fauziah “Tarian dan Topeng Hudoq Kalimantan Timur: Suatu Kajian Filsafat Seni” https://tinyurl.com/yarlg7qx

Herjayanti, Risna “Makna Simbolik Tari Hudoq pada Upacara Panen Bagi Masyarakat Suku Dayak Ga’ay Kabupaten Berau Kalimantan Timur” https://tinyurl.com/y7kkakbj

 

Sahidah: Penjaga Tenun Songket Sambas

Sahidah, pelestari tenun songket Sambas, di umurnya yang menginjak 73 tahun ia masih bersemangat melestarikan kain tenun songket Sambas. Ia adalah salah satu penenun yang gigih dan membuat kain tenun songket Sambas semakin terkenal hingga ke negara tetangga, Malaysia. Saat ini, produksinya tidak hanya berupa kain, namun sudah dikombinasikan menjadi kemeja, peci, tas dan sebagainya.

Kiprahnya dalam menggeluti tenun berbuah manis. Tidak hanya dapat menghidupi keluarganya, ia juga pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Kebudayaan untuk Kategori Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada 2008. Harian Kompas pun pernah menerbitkan artikel khusus dirinya di kolom Sosok yang terbit pada Kamis, 23 April 2015.

Papan penanda Rumah Sahidah

Sahidah lahir pada 5 Mei 1945 di Dusun Simbarang, Kota Sambas, Kalimantan Barat. Sejak dahulu, Dusun Simbarang terkenal dengan banyaknya penenun songket dengan kualitas produk yang baik. Beruntung, ibunya, Hasinah, memiliki kemampuan menenun dan mengajarinya. Sewaktu muda, ia diajari bahwa keahlian menenun sama pentingnya dengan keahlian menanak nasi bagi gadis.

Ia belajar menenun tahap demi tahap, dari yang sederhana seperti mengenali dan memintal benang, menghubungkan benang, menattar, mencual hingga dapat menenun sehelai kain tenun songket Sambas. Seiring bertambah umur dan pengalaman, ia semakin pandai dalam menenun hingga mendisain motif tenun songketnya sendiri.

Pada awalnya, sehelai kain tenun buatannya tidak selalu dibayar dengan uang, namun barter dengan hasil pertanian seperti beras. Terkadang, ia juga harus menjual beras untuk bisa memiliki modal untuk pembuatan kain tenun berikutnya. Usaha ini ia geluti dengan ibundanya hingga berumur 26 tahun karena pada 1970, ia harus merantau ke Kota Singkawang karena usaha songket di Kota Sambas sedang lesu.

Berselang empat tahun merantau di Singkawang, ia harus kembali ke Sambas karena diboyong oleh suaminya. Di Sambas, Ia kembali membuka usaha tenun songket Sambas. Usahanya harus tutup pada 1980 karena Ia ingin fokus mengurus keluarganya. Ia sadar bahwa usahanya akan kembali ke titik nol, namun tekadnya sudah bulat.

Setelah 15 tahun vakum, kerinduannya pada dunia menenun tidak dapat tertahan lagi. Saat itu, anak-anaknya sudah besar dan sudah mulai berkuliah. Ia kembali menghidupkan usahanya dengan modal dua helai kain songket yang dibelinya di Dusun Simbarrang. Saat itu, kondisi perdagangan kain songket Sambas telah banyak berubah, terdapat motif-motif baru. Selama lima tahun pertama, Ia menjual kain dengan mengunjungi rumah ke rumah.

Dari waktu ke waktu, pesanan kain tenun songket Sambasnya meningkat. Ia menggunakan ruang tamu di rumahnya sebagai galeri kecil untuk menjual kain-kainnya. Penenun kemitraannya pun semakin bertambah, dari 5 orang menjadi 30 orang. Ia mengajak gadis-gadis muda di sekitar rumahnya untuk belajar menenun. Seperti yang telah diajarkan kepadanya, menenun sama pentingnya dengan menanak nasi.

Dalam mencari mitra penenun, tidak jarang ia harus menghadapi medan jalan yang menantang demi mengunjungi penenun di dusun-dusun sekitar Kalimantan Barat.  Dari jalan becek dan berlumpur, hingga mendayung sampan ia lakoni. Selain medan yang berat, ia juga menghadapi tantangan lain. Saat itu, banyak anak-anak muda yang mencari kerja ke negeri tetangga atau menenun untuk pedagang asing. Sahidah tidak henti-hentinya berusaha meyakinkan bahwa menenun songket dapat menghidupi sekaligus menjaga kelestarian budaya.

Sahidah menunjukkan pola motif buatannya.

Keuletannya mengarungi dunia tenun menciptakan motif-motif khas kain tenun songket Sambas produksinya. Salah satunya adalah motif daun gali. Saat ini, ia memfokuskan diri untuk mendisain motif-motif dan menggambar polanya di kertas. Ia memiliki banyak disain motif kain tenun songket Sambas.

Motif daun gali

Sejak 2000-an, Sahidah dibantu oleh anaknya yang bernama Alfian dalam mengembangkan dan melestarikan kain tenun songket Sambas.Bersama anaknya, ia terus melebarkan sayap agar minat masyarakat terhadap kain tenun songket Sambas meningkat. Upayanya dalam pelestarian budaya ini sangat bersungguh-sungguh.

Miniatur alat tenun songket Sambas yang menjadi koleksi galeri Sahidah.

Kegigihannya itu dibuktikan dengan mengadakan beberapa kali kegiatan pengenalan proses membuat kain tenun, mengenali alat-alat pembuatannya, dan mengikuti kegiatan pameran kerajinan tangan Indonesia bertaraf nasional. Ia juga memiliki keinginan untuk mendirikan museum kain tenun songket Sambas. Barang-barang antik yang berkaitan dengan kain tenun dan kain-kain tenun kuno songket Sambas ia kumpulkan satu demi satu.

Sampai saat ini, beliau masih mempunyai semangat yang tinggi untuk pelestarian songket Sambas. Semoga apa yang telah dikerjakan oleh beliau, dapat menimbulkan minat pada pemuda-pemudi untuk melanjutkan perjuangan beliau. Semoga.

Sumber

Alfian (2017) Profil Kerajinan Tenung Songket Sambas. tanpa penerbit: Sambas

Erwin Edhi Prasetya “Sahidah: Pelestari Tenun Songket Sambas” Kompas 23 April 2015

“Biografi Ibu Sahidah Sebagai Pengusaha dan Pelestari Tenun Songket Sambas”

 

 

Tari Pendet: Unsur Tari dan Kondisi Terbaru

Bagi siapa saja yang melihat tari Pendet, pasti langsung terbayang Pulau Dewata. Tarian ini telah eksis sejak zaman lampau dan masih terkenal hingga saat ini. Karena keterkenalannya, tari pendet pernah disertakan dalam iklan pariwisata negara Malaysia.

Tentu saja hal itu langsung menjadi sorotan media Indonesia kala itu.

Setiap orang Indonesia harus aktif dalam melestarikan dan memajukan kebudayaannya.

Sejalan dengan pernyataan Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan RI, yang dikutip dari Koran Republika, Rabu 15 Agustus 2018.

Kita harus bekerja keras untuk menegakkan klaim budaya. Jadi, bukan melarang orang mengklaim budaya kita

Artikel ini akan mencoba menjelaskan unsur tarian ini dan kondisi terbaru diseputarnya dengan berdasarkan sumber-sumber yang dapat diverifikasi/diperiksa kembali oleh para pembaca.

Jenis Tari Pendet

Menurut Buku Seni Tari untuk SMA yang disusun oleh Alien Wariatunnisa dan Yuli Hendrilianti, tari pendet terbagi menjadi tiga jenis.

Pertama adalah tari Pendet upacara.

Tari Pendet upacara tergolong sebagai tari religius. Tarian ini hanya boleh ditarikan pada upacara keagamaan. Ia berfungsi sebagai sarana upacara/ritual keagamaan. Biasanya tarian ini dipentaskan di halaman pura.

Kedua adalah tari Pendet penyambutan.

Jenis tari ini dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu agung atau kenegaraan. Pelaksanaannya sering kali di Bandara Internasional Ngurah Rai, tempat penyelenggaraan kegiatan dan hotel.

Ketiga adalah tari Pendet seni pertunjukan.

Tari pendet yang dimainkan pada tempat-tempat wisata biasanya termasuk ke dalam kategori ini. Tarian ini dibuat untuk menghibur para wisatawan lokal dan mancanegara.

Gerak Dasar Tari Pendet

Sebelum belajar menarikan tari Pendet.

Penting untuk mengetahui gerakan dasar tari ini.

Gerakan dasar tari Pendet mengacu pada gerak umum tari Bali, yaitu tangkep, agem dan tandang.

Referensi sebelumnya berisi data cukup lengkap tentang gerakan dasar yang biasa dilakukan saat menarikan tarian ini.

Gerakan dibagi ke dalam empat bagian tubuh.

Gerak kaki

Gerak kaki melingkupi tujuh gerakan yang terdiri dari sikap berdiri hingga ngider (berputar).

Sikap berdiri penari Pendet mengambil sikap kaki kembang pada, bahu didatarkan, punggung dilengkungkan, dada dibusungkan dan perut dikempiskan

Perut dikempiskan dengan mengambil napas perut secara berulang-ulang.

Selanjutnya adalah gerakan tapak sirang dada.

Paha dan betis direnggangkan dengan kedua kaki mengarah keluar dan tumit membentuk sudut.

Gerakan betis dan paha ini sangat penting untuk mendapatkan sikap yang lebih tegas.

Berikutnya adalah gerakan ngeed (sikap jongkok menekuk).

Ketika kedua kaki melakukan gerakan tapak sirang dada, kedua lutut ditekuk.

Berikutnya gerakan membuka agem.

Gerakan ini berfokus pada telapak kaki. Gerakan agem adalah membuka satu tapak dan jarinya ditarik ke atas (nyelengking).

Gerakan ini dilakukan berganti-gantian oleh kedua kaki.

Ketika sikap berdiri sudah menguasai, selanjutnya gerakan berjalan.

Ada tiga gerakan di antaranya ngumbang (berjalan di tempat lambat), ngumbang/milpil/malpal (berjalan cepat), dan ngider (berputar).

Ngumbang dilakukan dengan mengangkat paha dan betis dalam kondisi ngeed secara bergantian dan hitungan ajeg 1 sampai 8 (sesuai lagu pengiring).

Ngumbang/milpil/milpal gerakan ini sama dengan ngumbang namun dilakukan lebih cepat.

Ngider dilakukan dengan sikap kaki dalam posisi agem lalu kaki yang dibelakang diangkat sedikit dan berputar ke arah kanan belakang dan diikuti kaki yang depan sampai posisi tubuh berputar 360 derajat.

Gerakan lengan dan tangan

Gerakan lengan adalah gerakan yang paling banyak di antara gerakan tubuh yang lain.

Gerakan lengan dan tangan melingkupi gerakan ngeseh (ngejat pala) hingga gegirahan.

Ngeseh adalah gerakan menggetarkan pangkal lengan dengan cepat.

Gerakan ini berguna untuk melemaskan otot-otot yang berada di sekitar pangkal lengan.

Gerakan ini dilakukan dalam posisi ngeed dan perut dikempiskan.

Selanjutnya gerakan ngombak ngengkel.

Gerakan ini adalah gerakan siku menekuk.

Berikutnya gerakan ngombak rangkep.

Gerakan ini adalah gerakan yang mengkombinasikan gerak tangan dan kaki.

Selanjutnya gerak agem.

Ketika posisi kaki sedang melakukan gerak agem, satu tangan melakukan gerakan sepat pala dan yang lainnya ugel sirang susu.

Berikutnya sikap tangan jeruji.

Gerakan ini merapatkan jari-jari tangan selain ibu jari, sedangkan ibu jari ditempelkam pads telapak kanan.

Terdapat pula sikap tangan nyumprit.

Sikap tangan nyumprit adalah melekatkan ibu jari pada ujung jari tengah.

Berikutnya sikap tangan ngeletik.

Sikap ngeletik diawali dengan sikap tangan jeruji lalu semua jari yang merapat meniltil/berkedip secara bergantian.

Selanjutnya adalah sikap tangan jeriring.

Sikap ini juga diawali dengan sikap tangan jeruji, namun semua jari digetarkan sedikit dengan beriringan dari kelingking hingga ibu jari.

Yang terakhir adalah gerakan gegirahan.

Gerakan ini melebarkan semua jari tangan lalu seluruhnya digetarkan bersamaan. Biasanya gerakan ini digunakan oleh penari yang memakai kuku panjang seperti jauk, aring rangda dan sejenisnya.

Gerak leher

Terdapat dua gerak leher utama pada tari pendet.

Pertama gerak memutar dan yang kedua gerak menengok.

Kedua gerakan ini harus dilakukan dengan tubuh yang tegak.

Gerak mata

Umumnya, gerak mata pada tari Bali sangat beragam berdasarkan fungsinya.

Artikel ini akan menuliskan dua contoh gerak mata.

Pertama adalah nyeledet.

Nyeledet adalah gerakan melirik. Gerakan ini dilakukan selaras dengan gerakan tubuh yang lain.

Kedua adalah nelik/dedeling.

Nelik atau dedeling adalah gerakan yang membelalakan kedua mata.

Komposisi Gerak Tari Pendet

Buku Seni Tari: Untuk Kelas X, XI, dan XII juga menjelaskan komposisi gerakan dalam menarikan tari Pendet.

Namun, sebelum menarikan tari Pendet, disarankan untuk:

  1. Mengetahui setiap frase gerak dalam irama cepat dibagi ke dalam 8 (delapan) hitungan. Setiap hitungan keempat jatuh pukulan kenong dan hitungan kedelapan jatuh pukulan gong.
  2. Mengetahui setiap frase gerak lambat dibagi ke dalam 16 (enam belas) hitungan. Setiap hitungan delapan jatuh pukulan kenong dan hitungan keenam belas jatuh pukulan gong.

Contoh komposisi tari yang dapat dipraktikan sebagai berikut:

  1. Ngumbang luk penyalin (berjalan ke depan dengan berbelok-belok) dengan irama cepat.
  2. Gerak peralihan dari irama cepat ke lambat: diawali ngombak-rangkep (hitungan 1 -2), lalu tapak sirang pada-ngesed (hitungan 3-4), miles kaki kanan/gerakan peralihan (hitungan 5-6), luk ngagastru-ngagem kanan (hitungan 7-8).
  3. Ngagem kanan dengan irama lambat: diawali dengan sikap ngagem kanan, ngeed, jeriring ngenjent (hitungan 1-4), Luk nagastru-ngilek (hitungan 5-6), nyeledet kanan (hitungan 7-8), ngenjet-luk nerudut (hitungan 9-12), luk nagastru-ngilek (hitungan 13-14) dan nyeledet kanan (hitungan 15-16)
  4. Gerak peralihan dalam irama lambat dan dua kali pukulan gong: Sikap ngagem kanan, ngeed, jeriring (hitungan 1-4), kaki menutup/kedua kaki sejajar tapak sirang dada (hitungan 5-6), ngombak ngangkel (hitungan 7-8), ngombak rangkep (hitungan 9-10), tapak sirang pada-ngeseh (hitungan 11-12), miles kaki kiri (hitungan 13-14), luk nagastru-ngilek (hitungan 15), ngagem kiri-nyeledet kiri (hitungan 16)
  5. Gerak peralihan dalam irama lambat dan dua kali pukulan gong: sikap ngagem kiri, ngeed, jeriring ngenjet (hitungan 1-4), luk nagastru-ngilek (hitungan 5-6), nyeledet kiri (hitungan 7-8), ngenjet-luk nerudut (hitungan 9-12), luk nagastru-ngilek (hitungan 13-14), nyeledet kiri (hitungan 7-8)

Tata Rias dan Busana

Tata rias dan busana untuk tari Pendet dibagi menjadi dua yang dibedakan ke dalam jenisnya.

Pertama tata rias dan busana untuk tari upacara keagamaan

Tata rias untuk tarian ini sifatnya tidak terlalu wah, seperti riasan dalam keseharian.

Make up pada wajah dengan garis tipis pada alis, mata dan bibir

Busana yang dikenakan adalah kain hendek atau batik dan stagen, baju kebaya, kamen cerik, setangkai bunga berbahan metal berwarna emas dan ditambah bunga kamboja dan mawar.

Pada tari Pendet Wali, penari dilengkapi dengan canang sari (sesajian janur dan bunga yang tersusun rapi), pesepan (perapian) dan tetabuhan.

Kedua tata rias dan busana untuk tari pertunjukan.

Tata rias untuk tari pertunjukan sangat wah dan memperindah wajah, garis mata, alis dan mulut yang dibuat lebih tebal.

Rambut penari juga dibentuk pusung tegel atua pusung gonjer.

Busana tari untuk pertunjukan lebih beragam seperti kemben prada, sabuk prada, kamen carik prada, beberapa tangkai bunga berbahan metal berwarna emas, bunga kamboja dan bunga mawar.

Sang penari juga dilengkapi oleh bokor yaitu tempat bunga tabur yang terbuat dari bahan metal.

Sedang mencari busana tari Pendet? Menyediakan Baju Tari Tradisional Indonesia.

Musik Pengiring

Pertunjukan tari Pendet biasanya diiringi musik yang dihasilkan dari seperangkat alat musik tradisional.

Alien Wariatunnisa dan Yuli Hendrilianti mencatat ada empat belas alat musik pengiring, di antaranya:

  1. Sepasang kendang, lanang dan wadon
  2. Terompet satu tungguh
  3. Riyong satu tungguh
  4. Giying dua tungguh (ngumbang dan ngisep)
  5. Pemade empat tungguh (2 ngumbang dan 2 ngisep)
  6. Kantil empat tungguh (2 ngumbang dan 2 ngisep)
  7. Jublag dua tungguh (1 ngumbang dan 1 ngisep)
  8. Jagogan dua tungguh (1 ngumbang dan 1 ngisep)
  9. Kenong satu tungguh
  10. Kempul satu tungguh
  11. Kajar satu buah
  12. Ceng-ceng satu set
  13. Gong satu pasang
  14. Suling beberapa buah

Tokoh Tari Pendet

Tari Pendet pada awalnya adalah tari keagamaan yang dipentaskan hanya di pura.

Tari Pendet yang dapat kita nikmati sekarang, tidak lepas dari peran seniman-seniman di Bali.

Beberapa di antaranya adalah

I Wayan Rindi berada di tengah (sumber: penakecil.com)

I Wayan Rindi berada di tengah (sumber: penakecil.com)

I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng

Menurut I Wayan Dibia, I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng adalah pelopor pembaruan tari pendet menjadi tari penyambutan tamu.

I Wayan Rindi dilahirkan pada 1917 di Banjar Lembah, Denpasar ini belajar menari dari maestro-maestro Bali, seperti I Wayang Lotering, I Nyoman Kaler dan I Regog.

Mereka bersama-sama menggubah tari Pendet dengan ditarikan oleh empat penari untuk ditampilkan dalam acara penyambutan tamu di hotel-hotel.

Tari Pendet yang digubah tidak lepas dari pakem tari Pendet Wali.

Gerak dasar dan busananya masih mengikuti pakem dengan beberapagerak  yang ditambahkan seperti pelemparan bunga kepada tamu sebagai bentuk penghormatan.

Sampai akhir hayatnya, telah ada ratusan penari yang dapat menarikan tari Pendet.

Ia wafat pada 1976 dan tidak pernah mematenkan tarian gubahannya ini.

Potret I Wayan Beratha dalam buku biografinya. (sumber:balebengong.net)

I Wayan Beratha

I Wayan Beratha adalah seorang empu seni tari dan tabuh Bali.

Perannya dalam perkembangan tari Pendet adalah menciptakan pola baru yang sampai sekarang kita kenal pada 1961.

Tari Pendet gubahannya ditarikan oleh lima penari.

Ia juga berperan dalam mempromosikan tari Pendet ke dunia Internasional.

Salah satunya dengan memimpin tari Pendet massal yang dilaksanakan pada upacara Asian Games ke-4 di Jakarta pada 1962.

Banyak sumber mencatat bahwa tarian massal ini ditarikan oleh 800 atau 1000 penari.

Namun, kesimpangsiuran jumlah penari bukanlah menjadi masalah yang utama.

Karena tari Pendet telah berhasil dalam memeriahkan pesta olah raga terbesar di Asia dan menjadi kebanggaan Indonesia.

Informasi Seputar Tari Pendet

Tari Pendet Massal

Tari Pendet telah beberapa kali ditarikan secara massal.

Pada 1962, tari Pendet massal sukses memeriahkan pembukaan Asian Games ke-4 di Jakarta.

Kala itu tari Pendet dipimpin oleh I Wayan Beratha.

Tari Pendet Massal terbaru ditarikan oleh 1.000 penari pada 9 Agustus 2018.

Menurut Bendasa Adat Sading, I Ketut Sudiarsa, tarian massal kali ini bertujuan untuk menyatukan pikiran masyarakat dan melestarikan tarian ini.

Rekor terbesar tari pendet massal melibatkan 1.650 penari.

Penari-penari Pendet tersebut terdiri dari siswi taman kanak-kanak hingga mahasiswi.

Pertunjukan tari pendet massal terbesar ini ditampilkan untuk memeriahkan pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXIII yang dilaksanakan pada Juli 2010 di Pulau Bali.

Pernah Masuk ke Dalam Iklan Pariwisata Malaysia

Ketenaran tari Pendet, membuat Malaysia menjadikannya sebagai salah satu objek di iklan pariwisatanya.

Iklan” Enigmatic Malaysia” tersebut juga memunculkan beberapa kesenian Indonesia, termasuk wayang kulit.

Peristiwa ini sempat ramai diperbincangkan khalayak ramai pada Agustus 2009.

Banyak warga negara Indonesia protes terhadap hal tersebut.

Protes juga dilontarkan oleh penari yang menjadi bintang iklan tersebut.

Kedua penari tersebut adalah penari asli Bali yang bernama Lusia Ni Made Lidia Merianti  dan Wiwiek.

Menurut Lusia, pengambilan gambar untuk video tersebut bertujuan untuk pengajaran tari Pendet.

Bukan untuk ditampilkan sebagai iklan pariwisata.

Tidak hanya protes, beberapa orang Indonesia mengambil sikap yang cukup keras.

Seperti pembakaran bendera Malaysia, mempersiapkan diri untuk berperang, dan sebagainya yang menunjukkan rasa nasionalisme.

Atas reaksi yang terjadi di Indonesia, iklan tersebut akhirnya dicabut.

Penutup

Tari Pendet menjadi terkenal hingga saat ini tidak lepas dari peran seniman yang sangat gigih dalam melestarikan dan memperbaruinya. Sebagai generasi penerus, kita harus mempunyai etos kerja yang sama dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan yang telah mereka wariskan.

Semoga usaha kecil yang kita kerjakan, jika terus menerus dilakukan dapat memiliki manfaat untuk kemajuan budaya kita.

Referensi

Buku

Wariatunnisa, Alien dan Yuli Hendrilianti (2010) Seni Tari: Untuk SMA/MA Kelas X, XI, dan XII. Kementerian Pendidikan Nasional: Jakarta. (Link buku dapat diunduh di Seni Tari: Untuk SMA/MA Kelas X, XI, dan XII)

Artikel online

“Biografi I Wayan Beratha Seniman Bali Kelas Dunia Diluncurkan” (sumber: http://lifestyle.bisnis.com/read/20141222/219/385077/biografi-i-wayan-beratha-seniman-bali-kelas-dunia-diluncurkan)

“Discovery Channel Cabut Iklan Tari Pendet Malaysia” https://news.detik.com/berita/d-1188688/discovery-channel-cabut-iklan-tari-pendet-malaysia-

“Pendet Tergolong Tarian Tertua di Bali” (sumber: https://www.liputan6.com/news/read/241524/pendet-tergolong-tarian-tertua-di-bali)

“Pendet Tergolong Tarian Tertua di Bali” (sumber: https://nasional.kompas.com/read/2009/08/23/00513652/pendet.tergolong.tarian.tertua.di.bali

“Penghormatan Terakhir Empu Seni Wayan Beratha” (sumber: http://metrobali.com/penghormatan-terakhir-seni-wayan-beratha/)

“Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang Bali” (sumber: https://travel.kompas.com/read/2009/08/24/10554764/penari.pendet.di.iklan.visit.malaysia.orang.bali)

“Penari Pendet dalam Iklan Pariwisata Malaysia protes”(https://www.liputan6.com/news/read/241836/penari-pendet-dalam-iklan-pariwisata-malaysia-protes)

“Pewnari Pendet Dalam Iklan Malaysia Protes” https://www.viva.co.id/berita/nasional/85435-penari-pendet-dalam-iklan-malaysia-protes

“Tari Pendet Massal Raih Muri” (sumber: https://nasional.kompas.com/read/2010/07/22/01470012/tari.pendet.massal.raih.muri)

Thomas Benmetan “I Wayan Rindi, Sosok Legendaris Pencipta Tari Pendet yang Mendunia” diakses pada 16 Agustus 2018 (Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/12/01/i-wayan-rindi-sosok-legendaris-pencipta-tari-pendet-yang-mendunia)

I Komang Agus Aryanta ” 1.100 Penari Bawakan Tari Pendet Massal, Turut Peringati Hari Kemerdekaan Indonesiana” (Sumber: http://bali.tribunnews.com/2018/08/13/1100-penari-bawakan-tari-pendet-massal-turut-peringati-hari-kemerdekaan-indonesia)

W.B. Padmawiryanta “Perspektif Hindu Dalam Tari Bali dan Tari Pendet” (Sumber: https://bola.kompas.com/read/2009/09/18/01583199/Perspektif.Hindu.dalam.Tari.Bali.dan.Tari.Pendet)

 

Resensi Buku Batik Belanda

Buku Batik Belanda Terbit 1993

Tidak banyak tulisan yang disajikan mengenai Batik Belanda di Internet buku mengenai batik Belanda juga agak sulit ditemukan. Buku Batik Belanda karya Harmen C. Vledhuisen ini bagaikan oasis di tengah kehausan.  

“Menggali Sejarah Kekayaan Batik Belanda”

Judul : Batik Belanda 1840 – 1940: Dutch Influence in Batik from Java History and Stories

Penulis: Harmen C. Vledhuisen

Tahun terbit: 1993

Penerbit: Gaya Baru Press

Kota terbit: Jakarta

Jumlah halaman: 155 hlm

Dapat ditemukan: Perpustakaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud Ged. E, lt. 6, Jalan Jenderal Sudirman 10270 dengan nomor panggil 746.662 HAR b

Batik Belanda mungkin sangat jarang kita dengar pada saat ini. Kebanyak batik yang kita dengar seperti batik Solo, batik Yogyaksrta, batik pesisir, batik Cirebon. Tahukah bahwa batik pun mempesona orang Belanda sehingga mereka ikut berpartisipasi dalam pengembangan batik di Indonesia?

Batik Belanda adalah sebutan untuk batik yang diciptakan pengusaha batik Belanda dan memiliki motif khas budaya Eropa, seperti buketan, hewan, hingga cerita rakyat.

Produksi-produksi batik Belanda sangat unik dan bagus, walaupun tidak dikerjakan langsung oleh sang pengusaha. Namun, keseluruhan produksinya diawasi langsung oleh mereka.

Veldhuisen dalam buku ini cukup baik menjelaskan latar belakang para pengusaha batik serta kondisi-kondisi yang menjadi faktor pasang surutnya usaha batik pada era 1840 – 1940.

Ternyata, pada era kolonial, globalisasi telah terjadi. Ketika di Amerika Serikat terjadi perang saudara 1860 – 1865, di Hindia Belanda terjadi krisis kain dasar yang digunakan untuk membatik.

Hal itu berkaitan dengan kelangkaan kapas untuk membuat kain. Seperti yang kita ketahui kapas adalah salah satu komoditas utama di Amerika Serikat bagian selatan.

Fashion di Hindia Belanda yang pada saat itu juga mulai menjadi salah satu faktor ekonomi juga dibahas di sini.

Veldhuisen membagi 100 tahun menjadi beberapa periode. Masing-masing menggambarkan kondisi industri batik, khususnya batik Belanda di beberapa kota Besar. Walaupun pembahasan seperti terpusat di Kota yang paling banyak memiliki produsen batik Belanda, Kota Pekalongan.

Setiap periode-periode itu, dituliskan kondisi pengusaha sang batik. Bagaimana pada periode awal hanya dituliskan kondisi dua pengusaha batik yang sedang merintis lalu pada periode selanjutnya lebih banyak lagi pengusaha batik yang dituliskan.

Rekaman kondisi pengusaha batik dapat ditelusuri rekam jejaknya antara bab ke bab. Bagaimana kondisinya pada awal masa perkembangaan industri, lalu perubahan apa yang terjadi pada periode kejayaan industri.

Namun, yang cukup disayangkan buku batik belanda ini kurang menyajikan data penjualan antara masing-masing pengusaha batik Belanda juga data perbandingan

penyebaran dan penjualan batik Belanda dengan batik yang dibuat oleh pribumi dan Tionghoa. Agar kita dapat tahu sejauh mana batik Belanda dapat bersaing dengan batik-batik yang lain.

Walaupun begitu, kondisi persaingan antarpengusaha batik dapat dilihat ketika mereka saling mengadopsi motif-motif khas satu dengan yang lainnya.

Buku ini cukup baik dalam mengenal batik Belanda. Banyak gambar batik Belamda yang disajikan di sini. Penjelasannya pun cukup jelas. Informasi yang disajikan di teks disempurnkan melalui gambar-gambar yang relevan. Sehingga memudahkan pembaca mengenali dan memahami informasi yang disajikan melalui tulisan.

Buku batik Belanda ini sangat direkomendasikan bagi para pembaca. Mau untuk penelitian atau riset, buku ini cukup memperkaya pengetahuan tentang batik Belanda. Salah satu tempat yang menyediakan buku ini adalah Perpustakaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud Ged. E, lt. 6, Jalan Jenderal Sudirman 10270 dengan nomor panggil 746.662 HAR b.

Kami juga memiliki artikel mengenai batik Belanda. Artikel tersebut ringkasan dan intisari yang ada dari buku Batik Belanda karya Harmen C. Vledhuisen ditambah artikel dan buku lainnya. Mari dilihat!

Batik Belanda: Sejarah Industri, Profil Pengusaha dan Informasi Lengkap Lainnya!

Batik Belanda: Sejarah Industri, Profil Pembatik, dan Informasi Lengkap

Potret kehidupan keluarga Indo-Belanda menggunakan Batik Belanda sumber wikimedia.org

Keindahan batik yang telah lama menjadi warisan budaya Indonesia juga memiliki daya tarik bagi orang-orang Indo-Belanda pada masa kolonial. Keindahan dan keeksotisan batik mempunyai tempat tersendiri bagi mode busana mereka dan menjadi bidang usaha yang menguntungkan pada masa itu. Atas dasar tersebut, berkembanglah industri rumahan batik yang dikelola orang Indo-Belanda dan menghasilkan motif batik khas di beberapa kota besar. Motif batik khas itu saat ini kita kenal sebagai batik Belanda.

Batik Belanda dengan motif Buketan dan berisen latar geringsing

Batik Belanda dengan motif Buketan dan berisen latar geringsing. (Sumber: Pinterest.com)

Batik Belanda atau yang juga dikenal sebagai batik Belanda pada awalnya lahir dari kreativitas janda-janda yang harus menopang kehidupan keluarga setelah kepulangan sang suami. Berkat tangan dingin mereka, usaha mereka dapat berkembang dan mempunyai tempat di masyarakat Hindia Belanda, nama wilayah yang sekarang menjadi Indonesia.

Batik Belanda adalah salah satu contoh akulturasi kebudayaan di Indonesia.  Cara pembuatan batik ini tidak berbeda dengan batik yang lain namun memiliki karakteristik menggunakan ikon dan gambar-gambar khas Eropa dan Belanda seperti bunga, hewan dan tokoh folklore khas Eropa.

Bunga-bunga yang menjadi ragam hias adalah bunga yang jarang digunakan pada batik yang dibuat oleh pembatik pribumi.  Jenis bunga-bunga itu seperti bunga tulip, bunga lily, dan bouqet.

Hewan yang digambarkan dalam batik Belanda ini juga jarang digambarkan oleh pembatik pribumi. Hewan-hewan itu seperti burung walet, burung phoenix, burung merak, rusa, dan sebagainya.

Tokoh folklore Eropa juga menjadi ciri khas batik Belanda, tokoh folklore itu seperti gadis berkerudung merah, sekelompok orang menggunakan baju tentara Eropa dan Romawi. Motif adaptasi lukisan Eropa juga menjadi salah satu ciri khas batik ini.

Batik, pada awal abad ke-19 merupakan salah satu produk tekstil yang laku dipasaran. Namun, seperti yang ditulis oleh Raffles pada The History of Java batik masih menjadi kain pengganti atau alternatif dari kain chintz, kain dari India yang zeperti batik namun memiliki kualitas yang terbaik pada masa itu.

Kain chintz sendiri diakui beberapa penulis buku dan ahli batik, seperti Harmen. Vledhuisen dan Adi Kusrianto sebagai kain yang diadopsi dalam penciptaan batik, khususnya batik khas pesisir. Oleh masyarakat Indonesia, kain chintz ini dikenal dengan nama sembagi, serasah, atau kumitir.

Kondisi Industri dan Perdagangan Batik Belanda

Industri batik Belanda tumbuh di rumah-rumah pengusaha batik.  Biasanya mereka memiliki tempat yang cukup untuk produksi sendiri. Para pembatik datang ke tempat mereka dan diawasi langsung.

Rata-rata para pengusaha Batik Indo-Belanda tidak membuat batiknya sendiri. Namun, menggunakan jasa pembatik di sekitar tempat tinggalnya. Para pembatik itu dibayar dengan gaji yang murah, tetapi pengusaha batik Belanda di Pekalongan, Eliza van Zuylen memberikan beberapa bantuan seperti misalnya ketika sang pembatik sakit, melahirkan, bahkan meninggal.

Batik Belanda yang bermotif burung merak dan buketan. (Sumber: pinterest.com)

Batik Belanda yang bermotif burung merak dan buketan. (Sumber: pinterest.com)

Ketika industri batik sedang berjaya – menurut Herman C.  Vledhuisen pada 1890 – 1910 – pembatik mendapatkan berbagai fasilitas seperti pinjaman uang pada awal kontrak bekerja karena pada saat itu kebutuhan terhadap pembatik yang baik cukup tinggi.

Batik-batik Belanda yang diproduksi mempunyai pasar yang baik dan pelanggan tetap. Pengusaha batik bisa menjual langsung ke pelanggan dan mereka juga menjual kepada reseller batik, pada saat itu banyak pedagang Tionghoa dan India yang menjadi resellernya.

Pelanggan tetap mereka, yang biasanya adalah orang-orang kaya di Hindia Belanda diberikan motif-motif khusus. Banyaknya batik berkualitas yang dimiliki seseorang juga menjadi salah satu simbol status pada saat itu.

Salah satu faktor utama dalam persaingan industri batik Belanda adalah penciptaan motif dan teknik mewarnai.

Motif-motif batik Belanda memiliki ciri khas yang membedakan produsennya. Beberapa motif itu seperti motif buketan yang dimiliki van Zuylen, bentuk burung walet yang dimiliki L. Metzellar, dan sebagainya.

Namun, motif-motif itu sangat mudah untuk ditiru. Pembatik dapat bekerja di beberapa pengusaha batik. Mungkin itu adalah adalah satu faktor kuat peniruan motif tersebut. Beberapa batik-batik lain yang sezaman memiliki motif yang sama namun ciri khas tersebut melekat oleh sang inovator.

Foto keluarga Belanda. Sang ibu menggunakan batik Belanda. Sumber: pinterest

Foto keluarga Belanda. Sang ibu menggunakan batik Belanda. (Sumber: pinterest.com)

Pada sekitar 1870 pengusaha batik Belanda mulai membubuhkan tanda tangan pada kain batiknya. Biasanya letak cap tersebut berada di bagian kanan atas kepala atau pinggir. Mungkin penggunaan tanda tangan ini berkaitan dengan praktik tiru-meniru tersebut, atau sebagai kontrol atas kualitas batik dan branding.

Teknik pewarnaan menjadi salah satu rahasia perusahaan. Dalam mewarnai batik, nahan dasarnya bisa menggunakan pewarna alam dan warna sintetis. Namun, untuk menghasilkan warna yang unik dan baik harus menggunakan teknik tetentu.

(Ketahui bahan-bahan pewarna batik dari yang alami hingga sintetis!)

Karena batik yang baik adalah batik yang memiliki warna yang bagus, tidak mudah luntur, dan tidak mudah memudar maka rahasia pewarnaan batik hanya dimiliki oleh sang pengusaha batik.

Pengusaha-pengusaha Batik Belanda

Pengusaha batik Belanda di Indonesia tersebar di daerah pesisir utara Pulau Jawa, khususnya Kota Pekalongan yang paling banyak memiliki pengusaha batik Belanda. Di sekitar daerah selatan Pulau Jawa terdapat di Kota Banyumas dan Pacitan.

Berikut ini adalah beberapa profil pengusaha Batik Belanda yang memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan batik Nusantara.

Carolina Josephina von Franquemont

Beliau adalah salah satu pelopor pengusaha  batik Belanda. Pada 1840, Josephina van Franquemont mendirikan usaha batiknya saat umur 23 tahun. Usaha batiknya didirikan di daerah Ungaran, tidak jauh dari Semarang.

Batik buatan van Franquemont oleh masyarakat Indonesia dikenal sebagai batik Prankemon.

Seperti yang dikutip Vledhuisen, Dari wawancara dengan anggota keluarga van Franquemont oleh Rouffaer,batik-batik buatan van Franquemont memiliki pelanggan dari kalangan perempuan Eropa, Indo-Belanda, dan Indo-Cina. Namun pelanggan yang terbanyak adalah orang kaya Tionghoa.

Motif-motif yang menjadi ciri khas batik Prankemon ini di antaranya:

  • Motif batik cerita rakyat

Batik yang tergambarkan tokoh cerita rakyat “si gadis berkerudung merah” (Sumber: wereldculturen.nl)

Motif cerita rakyat digambarkan pada batik Prankemon di badan batik. Cerita rakyat yang digambarkan tidak hanya cerita rakyat yang berasal dari Eropa namun juga berasal dari Tionghoa.

  • motif batik wayang
  • motif batik perang Jawa
  • motif batik puisi

Motif batik puisi adalah motif yang digambarkan atas pengejawantahan sebuah puisi atau sajak-sajK rakyat yang berkembang di daerah sekitar. Motif ini cukup unik karena setiap sajak digambarkan dengan ikon-ikon pada batik. Cerita dalam sajak itu dibuat berurutan dan digambarkan dalam garis-garis diagonal.

Catharina Carolina van Oosterom

Beliau adalah pengusaha batik yang juga berada di Ungaran. Usaha batik ini berdiri pada 1845. Namun, pada 1855 pindah ke Banyumas.

Batik van Oosterom memiliki tempat di masyarakat, terutama di daerah Jawa Barat.  Batik ini dikenal dengan nama batik Panastroman.

Batik Prankemon dengan warna krem dan kombinasi hijau, merah, dan biru yang khas. (Sumber: batikplatform.wordpress.com)

Karakterisitik batik Panastroman memiliki warna merah tua, biru, hitam di atas warna krem.

Motif-motifnya bergambar malaikat, peri kecil, buah anggur dan macam-macam hewan.

Ikon malaikat dan peri kecil adalah ikon khas agama kristen yang sudah terkenal oleh berbagai kalangan.

Mungkin ikon tersebut terkait dengan aktivitas van Oosterom sebagai missionaris agama kristen protestan.

Batik Panasteroman aktif dalam mengikuti pameran dan pasar tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Acara-acara tersebut adalah salah satu jalan untuk mendapatkan pasar di daerah tertentu dan mendapatkan citra barang berkualitas baik.

Van Franquemont meninggal dunia pada 1877, namun produksi batiknya masih tetap berjalan.

Usaha batik beliau diwariskan oleh keponakannya, Miss Willemese dan Mrs. Matheron.

Van Zuylen bersaudari

Van Zuylen bersaudari terdiri dari Christina dan Eliza van Zuylen. Mereka berkecimpung dalam industri batik Belanda pada akhir abad ke-19 di Pekalongan.

Batik-batik karya mereka dikenal dengan nama batik Panselen.

Batik Panselen, memiliki gambar burung yang khas dan karakteristik perbedaan warna di badan dan kepala batik. (Sumber uncrated.wordpress.com)

Batik Panselen, memiliki gambar burung yang khas dan karakteristik perbedaan warna di badan dan kepala batik. (Sumber uncrated.wordpress.com)

Saat merintis, Christina van Zuylen dibantu oleh Lien Matzelar dengan meminjamkan tiga orang pembatiknya. Sedangkan, Eliza membantu kakaknya dalam mengurus usaha mereka.

Batik yang dibuat pada awalnya hanya berupa taplak meja, sapu tangan dan jenis-jenis yang cukup murah. Namun, ketika bisnis merka mencapai kesuksesan, sarung dan kain panjang mulai diproduksi.

Menurut keturunan dari Lies, Christina membatasi produksi dengan hanya membuat taplak dan sapu tangan karena tidak ingin berisiko.

Eliza van Zuylen mulai bekerja di rumahnya sendiri karena suaminya kurang suka Eliza lebih sering berada di rumah Christina untuk mengurus usaha batiknya.

Usaha batik Eliza diurus dengan profesional. Sehingga usahanya terus berkembang dan membesar.

Pada 1904, ia pindah ke rumah besar dan membangun bangunan untuk workshop membatiknya seluas 30 x 80 m untuk pembatik yang diawasi langsung dan 6 x 20 m untuk pembatik senior. Tiga pompa juga dibangun sehingga tidak membutuhkan air sungai lagi dalam proses pewarnaan.

Para pembatiknya setiap hari bangun pada 4:30 dan jika datang pagi-pagi diberikan sarapan gratis.

Motif-motif khas batik Panselen cukup sederhana. Biasanya tergambar buketan (bouquet) di bagian badan dan kepala kain. Di pojok kiri dan atas terdapat kupu-kupu dan burung khas van Zuylen. Pada bagian latar kepala dan bacan memiliki warna yang kontras.

Kebesaran nama van Zulyen atau batik Panselen ini mulai banyak ditiru oleh pembuat batik-batik lain.

Beberapa pembatik Tionghoa yang menggunakan model buketannya menuliskan “MD van Zulyen” yang berarti Model Dari van Zuylen.

Pada beberapa kasus, banyak stempel-stempel palsu yang salah penulisannya, seperti M. d. E. v. Zeylen, E. V. Zeylen, e v Zuiljen, E v Zuilen Pekalongan, m b Panselen, hingga VAN ZIELEN PEKALONGAN S. H.

Padahal, setelah 1940 cap yang biasa tertulis Batikkery – Mevr. E. Van Zuylen sudah tidak digunakan lagi dan hanya tertulis nomor produksi pada batiknya.

L. Metzelaar

Lien Metzelaar membuka usaha batiknya pada 1880 di Pekalongan untuk membantu mendapatkan penghasilan tambahan keluarga. Selain membatik beliau juga menyewakan kamar di rumahnya dan membuat bunga untuk perayaan.

Usaha batiknya bertambah besar ketika pedagang Arab yang bernama Baoudjir mulai menjual batiknya di Batavia (Jakarta). Peluang itu dimanfaatkan Boudjir untuk memberikan pinjaman kepada L. Metzelar untuk menambah jumlah produksinya.

Batik van Osten. (Sumber: Museumbatikpekalongan.info)

Batik van Osten. (Sumber: Museumbatikpekalongan.info)

Batik-batik Belanda buatan L. Metzelar lebih banyak di Batavia karena Boudjir menjadi pembeli terbesarnya. Namun, ada juga yang masih beredar di Pekalongan karena ada pelanggan tetap di sana.

Batik produksi L. Metzelar dibubuhi tanda tangan yang bertuliskan L. Metzelar Pekalongan. Ketika namanya terkenal tanda tangannya berubah menjadi L. Metz Pek.

Kekhasan batik ini adalah gambar bunga-bunga khas Eropa yang beukuran kecil yang berada di bagian kepala.

Usaha batik Lien Metzelar berhenti pada 1918 karena dijual kepada Jacqueline van Ardenne dan pindah ke Bandung.

Penutup

Batik Belanda adalah simbol dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Masa kolonial Belanda yang saat ini sering kita dengar dengan tanam paksanya, kesengsaraannya, dan selama 350 tahunnya juga meninggalkan warisan berupa batik Belanda. Keindahan batik membuat banyak orang Indo-Belanda membuat dan menjadikannya ladang usaha.

Batik Belanda mulai surut ketika kedatangan Jepang pada 1942. Pada masa Pemerintahan Militer Jepang banyak dari orang Indo yang dimasukkan ke dalam penjara. Mereka juga mengubah tatanan kehidupan di Indonesia yang tadinya orang Belanda menduduki strata yang paling atas menjadi di strata yang paling bawah.

Bacaan lebih lanjut

Vledhuisen, Harmen C. (1993) Batik Belanda 1840 – 1940: Dutch Influence in Batik from Java History and Stories. Jakarta: gaya Favorit Press

Sumber

Vledhuisen, Harmen C. (1993) Batik Belanda 1840 – 1940: Dutch Influence in Batik from Java History and Stories. Jakarta: gaya Favorit Press

Heringa, Rens, Harmen C. Vledhuisen, dkk (1996) Fabric of Enhancement: Batik from the North Coast of Java. Los Angeles: Los Angeles County Museum of Art

“Pengusaha Batik Belanda” sumber: museumbatikpekalongan.info

“Batik Belanda” sumber: batikdan.blogspot.co.id

Motif Tumpal pada Batik: Sejarah, Arti, Filosofi dan Jenisnya

Motif-motif tumpal. sumber. kursusjahityogya.blogspot.com

Motif tumpal adalah ragam hias khas pada batik-batik pesisir yang membedakannya dengan batik dari keraton. Motif ini adalah salah satu budaya yang diserap dari kebudayaan India. Tumpal sendiri memiliki sejarah, arti, filosofi dan jenisnya.

Menurut Kbbi.web.id, tumpal adalah kata benda yang mempunyai arti motif batik dengan lukisan tiga setrip yang berjajar (pada sarung dan sebagainya). Namun, pengertian dari KBBI dirasakan penulis masih kurang penjelasannya.

Mengutip Keeksotisan Batik Jawa Timur, tumpal adalah ciri khas pada batik yang dipakai masyarakat umum atau batik folklore menurut buku tersebut. Seperti yang kita ketahui, perkembangan batik berawal dari keraton. Namun, pada beberapa daerah yang jauh dari keraton, batik juga berkembang sesuai masyarakat pendukungnya.

Sejarah Motif Tumpal dan Filosofinya

Tumpal pada batik yang berkembang di luar keraton dan di daerah pesisir adalah hasil inspirasi dari budaya tekstil india. Harmen C. Veldhuisen dalam bukunya Batik Belanda, menyebutkan pada sekitar abad ke-16 kapal dagang Belanda membawa kain-kain India dari pantai Koromandel.

Kain Serasa, kain asal India yang diperdagangkan di Kepulauan Nusantara. (Sumber:Kompasiana.com)

Kain Serasa, kain asal India yang diperdagangkan di Kepulauan Nusantara. Terlihat motif-motif yang mengelilingi motif utama berbentuk seperti tumpal. (Sumber:Kompasiana.com)

Kain-kain tersebut dikenal dengan nama Serasah, Kumitir atau Sembagi di daerah Jawa. Ciri khas kain-kain tersebut memiliki motif hiasan seperti segitiga yang membatasi di bagian depan dan belakang kain.

Motif hiasan pada kain Serasah itu seperti motif tumpal yang kita kenal sekarang.

Foto koleksi Tropenmuseum ini menggambarkan perempuan sedang membatik di daerah Jawa Tengah, namun tanggal pengambilan foto tidak diketahui. Salah satu di antara pembatik tersebut, sedang membatik motif tumpal. (sumber:wikimedia.com)

Foto koleksi Tropenmuseum ini menggambarkan perempuan sedang membatik di daerah Jawa Tengah, namun tanggal pengambilan foto tidak diketahui. Salah satu di antara pembatik tersebut, sedang membatik motif tumpal. (sumber:wikimedia.com)

Foto ini menggambarkan kondisi pengrajin batik pada masa kolonial. Terlihat batik-batik yang dihasilkan bermotif tumpal. (Sumber:sejarahri.com)

Foto ini menggambarkan kondisi pengrajin batik pada masa kolonial. Terlihat batik-batik yang dihasilkan bermotif tumpal. (Sumber:sejarahri.com)

Bagi masyarakt pendukungnya, motif tumpal mempunyai filosofi penolak bala karena gambar segitiga runcing itu dilambangkan sebagai gigi buaya.

Jenis Peletakan Tumpal

Pada zaman dahulu, penggunaan motif tumpal dibedakan dari jenis kelamin yang memakainya. Pada penggunaan kain panjang misalnya, tumpal diletakkan di bagian belakang oleh pemakai laki-laki. Sedangkan tumpal diletakkan di bagian depan oleh pemakai perempuan.

Potret kedua pria di Jawa pada masa kolonial, pria di sebelah kanan memakai batik bermotif tumpal. (Sumber:Phesolo.wordpress.com dan KITLV.nl)

Potret kedua pria di Jawa pada masa kolonial, pria di sebelah kanan memakai batik bermotif tumpal. (Sumber:Phesolo.wordpress.com dan KITLV.nl)

Motif Tumpal yang berada di posisi tengah pada batik pesisir. (Sumber: batikplatform.com)

Motif Tumpal yang berada di posisi tengah pada batik pesisir. (Sumber: batikplatform.com)

Peletakan tumpal pada kain batik sendiri tempatnya bermacam-macam. Ada yang gambar di bagian sisi kiri dan kanan kain, digambar di bagian tengah kain, dan digambar di sisi atas dan bawah kain.

Motif Tumpal pada batik Cirebon ini berada mengelilingi ragam hias utama. (Sumber:batikshuniyya.wordpress.com)

Motif Tumpal pada batik Cirebon ini berada mengelilingi ragam hias utama. (Sumber:batikshuniyya.wordpress.com)

Jenis-jenis tumpal yang dikenal pada batik pesisirannya adalah tumpal sorot (pucuk rebung), tumpal cepet (tumpal kombinasi), tumpal buk, tumpal bendera, tumpal kopi susu dan seritan atau tompal sariden dalam dialek Madura.

 Tumpal Pada Zaman Modern

Perkembangan batik pada saat ini tidak hanya untuk digunakan sebagai kain panjang yang menutupi pinggang hingga mata kaki.

Kate Middleton menggunakan batik motif tumpal. (Sumber:kehidupannegeriraya.wordpress.com)

Kate Middleton menggunakan batik motif tumpal. (Sumber:kehidupannegeriraya.wordpress.com)

Penggunaan batik pada saat ini lebih bervariasi dengan dijahit menjadi kemeja dan macam-macam bentuk pakaian perempuan.

Penggunaan tumpal juga menjadi bervariasi, namun kebanyakan tumpal masih diletakkan pada bagian tengah atau kancing di pakaian modern.

Penutup

Semoga artikel ini dapat menambahkan pengetahuan mengenai ragam informasi batik Indonesia.

Mari ketahui filosofi dan makna dalam motif-motif batik Cirebon!

Ancaman Limbah Batik dan Usaha Mengatasinya

Limbah Batik di sungai. Sumber. menaraimpian.com

Ancaman limbah industri batik di Kota-kota besar penghasil batik seperti Solo, Yogyakarta dan Pekalongan sangat memprihatinkan. Berbagai sungai telah tercemar hingga taraf yang tidak dapat dimanfaatkan untuk air minum, mencuci dan mandi. Keprihatinan ini membawa kepada ide-ide dan usaha mengatasi limbah batik yang dilakukan pemerintah, lembaga sosial dan mahasiswa.

Kota-kota besar seperti Solo, Yogyakarta dan Pekalongan terkenal sebagai penghasil batik karena memiliki sejarah panjang dan terus melestarikan batik dari masa ke masa. Produksi batik pada masa lalu menggunakan pewarna alam yang ramah dengan lingkungan. Namun, produksi batik berkembang menjadi industri rumahan yang sangat bersifat ekonomi.

Pewarna alam yang dinilai kurang menguntungkan karena harus melalui proses yang sangat panjang sebelum dapat digunakan mulai digantikan perannya dengan pewarna sintetis.

(Mari mengenali pewarna alam dan pewarna sintetis pada Batik!)

Pewarna sintetis memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh pewarna alam. Seperti, cepatnya proses pewarnaan, menghasilkan warna yang lebih cerah dengan ketahanan yang baik, dan harga yang lebih ekonomis.

Namun, pewarna sintetis sangat berdampak buruk dan mencemari lingkungan. Jika, tidak diolah terlebih dahulu sebelum menuju ke tempat pembuangan.

Berbagai bahan berbahaya dan beracun yang terkandung di dalam pewarna sintetis seperti Remzol Black B, HCL, Nitrit, dan soda kostik mempunyai dampak buruk bagi kehidupan.

Berbagai indikasi-indikasi polusi dan pencemaran yang diakibatkan limbah industri batik dapat dilihat di sungai daerah Pekalongan, Solo dan Yogyakarta.

Di Pekalongan, seperti yang dikutip dari kumparan.com dalam berita yang terbit pada 2017, kondisi maju mundurnya industri batik di Pekalongan dapat dilihat dari warna air sungai.

“Jika sungainya keruh, berarti industri batiknya sedang baik” Ujar Slamet Purwanto, salah seorang pengelola batik TBiG, Pekalongan.

Okezone.com pada 2008 juga menerbitkan artikel mengenai limbah batik di Pekalongan.

Dalam artikel tersebut menjelaskan endapan limbah batik mengakibatkan air sungai menjadi berwarna kehitam-hitaman dan berbau yang tidak sedap.

Bahkan, ketika musim kemarau kondisi itu menjadi lebih buruk.

Limbah-limbah yang telah bercampur dengan air sungai mengering karena panas matahari sehingga tidak terbawa ke laut.

Hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar.

Kondisi sungai di Solo juga sama memprihatinkan.

Tercatat pada 2017, terdapat dua artikel mengenai pencemaran lingkungan yang terjadi di Sungai daerah Solo oleh sindonews.com dan solopos.com

Dua anak Sungai Bengawan Solo, Sungai Jenes dan Sungai Premulung, telah tercemar dalam kategori berat karena limbah industri batik di sekitar daerah itu.

Dinas Lingkungan Hidup Solo, telah melakukan uji laboratorium kualitas air sungai di Solo.

Hasilnya, Sungai Jenes dan Premulung telah tercemar dengan logam berat.

Kondisi ini membuat air Sungai Jenes dan Premulung masuk ke dalam kategori kelas empat yang sudah tidak layak bagi pertanian dan perikanan.

Kondisi sungai lainnya yang cukup memprihatinkan adalah Sungai Pepe, Sungai Anyar dan Sungai Gajah Putih.

Walaupun sudah dalam kategori tercemar, ketiga sungai itu masih dalam kategori tiga yang artinya masih dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan.

Di Yogyakarta, air sungai pun telah tercemar.

Tercatat pada 2013 di antara.com dan pada 2015 di merdeka.com.

Seperti yang dikutip dari Antara.com, ada lima warga yang mengalami iritasi kulit setelah mencari rumput di Sungai Rowo Jembangan yang berada di Kabupaten Kulon Progo.

Menurut laporan warga, sebelumnya ada ikan yang mati dengan luka diperutnya.

Pencemaran lingkungan yang terjadi akibat limbah industri batik di tiga daerah tersebut harus dikaji dengan baik.

Pasalnya, pertumbuhan industri batik mempunyai manfaat besar dalam bidang pelestarian dan pengembangan budaya juga meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dibutuhkan upaya perlindungan pencemaran lingkungan yang sejalan dengan pertumbuhan industri batik.

Jangan sampai kebangkitan batik Indonesia hanya sebatas dalam taraf ekonomi, tanpa melihat pelestarian lingkungan dan ekosistem budaya Indonesia.

Usaha Mencegah dan Mengatasi Limbah Batik

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah batik, mendapat perhatian dari berbagai kalangan.

Usaha untuk menangani pencemaran limbah batik dengan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

IPAL berfungsi untuk menjaga Baku Mutu Limbah (BML) yang telah ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. Indikator zat pada air yang masih di dalam ambang batas Baku Mutu Limbah (BML) di antaranya:

  1. COD sebesar 150 mg/l;
  2. TSS sebesar 50 mg/l;
  3. BOD sebesar 60 mg/l
  4. Phenol total sebesar 0,5 mg/l;
  5. Khrom total sebesar 1,0 mg/l;
  6. Amoniak total sebesar 8,0 mg/l
  7. Sulfita sebesar 0,3 mg/l;
  8. Minyak-lemak sebesar 3,0 mg/l;
  9. PH sebesar 6 – 9.

Berbagai usaha yang tercatat di berbagai situs dan refrensi dari internet ialah:

Pembuatan Plato oleh Mahasiswa Universitas Indonesia

Tergerak oleh kondisi pencemaran lingkungan akibat limbah batik di Pekalongan, lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia membuat Plato – sebuah alat pengolah limbah batik portable pada 2017.

Plato menggunakan kombinasi metode elektrokoagulasi dan fotokatalis. Sehingga, membuatnya dapat mengolah banyak limbah secara simultan, seperti limbah organik, limbah warna hingga limbah logam berat.

Keungulan utama Plato dari IPAL yang lain adalah alat ini dapat berpindah dengan mudah. Sehingga, dapat digunakan secara bergantian oleh pengrajin batik.

Pembuatan IPAL Menggunakan Air Limbah Perut Sapi

Pembuatan IPAL menggunakan air limbah perut sapi tercatat dalam skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang bernama Sucipta Laksono pada Juli 2012.

Air limbah perut sapi ia gunakan sebagai bahan dasar mengumpulkan bakteri untuk pembuatan biofilter – komponen utama dalam IPAL buatannya.

Hasil dari IPAL buatannya adalah proses biologis dengan mempergunakan bakteri perut sapi dapat mengurangi konsentrasi COD yang terkadung dalam limbah cair industri batik.

Kelebihan media biofilter yang ia kaji ialah lebih sederhana dibandingkan dengan sistem pengolahan lumpur aktif.

(Baca selengkapnya skripsi Sucipta Laksono!)

Pembuatan IPAL dengan Limbah Batu Bata

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan penelitian pembuatan IPAL dengan bahan dasar limbah batu bata pada 2017.

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 3 bulan yang melibatkan mahasiswa angkatan 2014 dan 2015 berhasil menemukan solusi alternatif.

Penelitian ini menilai bahwa dengan memanfaatkan limbah batu bata hasil pembangunan yang dikombinasikan dengan tiO2 sebagai katalis menggunakan bantuan cahaya  sangat efektif dalam menyerap zat warna pada limbah batik.

Keunggulan inovasi ini adalah cukup ekonomis dan ramah lingkungan karena menggunakan limbah yang sudah tidak terpakai.

Sosialisasi Metode Adsorpsi Limbah Batik oleh KKN Undip

Pada Februari 2017, mahasiswa Undip mensosialisasikan metode adsorpsi limbah batik dan jeans di padepokan batik pesisir, Kecamatan Wiradesa, Pekalongan.

Metode adsorpsi ini menyaring limbah tekstil batik atau jeans dengan menggunakan zeolit aktif, karbon aktif, ijuk, kerikil dan pasir.

Menurut salah satu mahasiswi Undip, metode adsorpsi memiliki beberapa keungulan dibandingkan dengan metode filtrasi, koagulasi dan elektrodekolorisasi.

Aksi yang dilakukan mahasiswa dan mahasiswi Undip ini mendapatkan apresiasi dari Sekretaris Bappeda Pekalongan, Abdul Kholiq.

Beliau berharap dapat meningkatkan kerjasama dengan Undip karena pihaknya butuh teknologi dan inovasi yang dikembangkan oleh kampus.

Penyusunan Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM Batik yang Berkelanjutan

Tercatat dalam Jurnal Ilmu Lingkungan Volume 11 Issue 2: 62 – 72 (2013), Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Batik yang berkelanjutan disusun oleh 3 mahasiswa Undip.

Strategi ini disusun untuk mengatasi limbah batik yang terdapat di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo yang merupakan salah satu sentra industri UMKM.

Mengutip dari abstak penelitian tersebut, penyusunan strategi ini dalam perspektif good governance berdasarkan kajian aspek teknis, aspek ekonomi, aspek manajemen dan aspek sosial dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats) dilanjutkan penentuan prioritas strategi dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).

Hasil dari penelitian ini menghasilkan priortas strategi untuk mewujudkan pengelolaan air limbah UMKM Batik, ialah:

  1. Aspek Manajemen: Penyusunan kebijakan dan program pengelolaan air limbah UMKM Batik;
  2. Aspek Teknis: Penentuan lahan untuk Instalasi Pengelolah Air Limbah (IPAL) yang representatif;
  3. Aspek Ekonomi: Swadana UMKM Batik dalam operasional dan perawatan IPAL, dan;
  4. Aspek Sosial: Pembinaan teknis kepada UMKM Batik dalam pengelolaan air limbah.

(Baca selengkapnya Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Batik yang berkelanjutan)

Pembuatan IPAL yang dilakukan oleh Tim dari UGM

Pada 2012, tim yang terdiri dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada membuat IPAL menggunakan bak oil catcher dan filtrasi horizontal.

Proses pengolahan limbah batik ini melalui lima tahapan:

  1. Limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan (sedimentasi) dan equalisasi;
  2. Limbah dialirkan ke dalam bak kontrol yang terbuat dari batu bata yang diplester halus dengan oveflow di bagian atas;
  3. Lalu limbah dialirkan ke bak skimming dengan overflow di bagian bawah;
  4. Lalu dialirkan kembali ke bagian saringan yang menggunakan bahan kawat kasa screen;
  5. Terakhir, ditampung di bak rawa buatan yang telah diisi dengan split, arang aktif, dan zeolit.

Di atas IPAL ini dapat ditanam tumbuhan seperti sri rejeki atau pisang.

Hasil dari proses ini menunjukan bahwa nilai limbah batik telah menurun secara signifikan. Walaupun, kondisinya masih belum memenuhi Baku Mutu Limbah.

Keunggulan IPAL buatan mahasiswa UGM ini adalah nilai ekonomis yang murah, lahan yang efisien karena IPAL dipasang di bawah tanah, jadi di atas IPAL dapat digunakan untuk aktivitas lainnya

pembuatan dan mudah mendapatkan bahan. Selain itu, instalasi ini juga murah, efi sien lahan, karena lahan yang digunakan tidak terlalu luas, hanya 2 m x 6 m. “Bangunan IPAL berada di dalam tanah, permukaan atas bangunan tertutup sehingga rata dengan lahan yang lain. Di atas IPAL dapat digunakan untuk aktivitas lainnya, karena dari luar rata dan sama dengan tanah atau lahan sekitarnya,”

Penutup

Suatu usaha yang telah tumbuh dan berkembang sampai taraf industri selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi juga memiliki dampak mencemari lingkungan jika limbahnya tidak diproses terlebih dahulu.

Sebuah keputusan yang tak elok jika mengejar keuntungan yang besar pada saat ini dengan mewariskan alam yang rusak untuk generasi selanjutnya.

Semoga, kesadaran dalam mengelola limbah terus tumbuh diiringi dengan kemajuan inovasi pembuatan IPAL karena apa yang kita tebar hari ini adalah yang akan kita tuai nanti.

Sumber:

Skripsi dan Penelitian:

“Efektivitas Pengolahan Air Limbah Batik dengan Cara Kimia dan Biologi”

http://ejournal.kemenperin.go.id/dkb/article/view/975

“Pengolahan Biologis Limbah Batik Dengan Media Biofilter”

http://lib.ui.ac.id/detail?id=20309381&lokasi=lokal#horizontalTab2

“Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM Batik yang Berkelanjutan di Kabupaten Sukoharjo”

http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/viewFile/6748/5517

Artikel:

“Ipal Batik Kini Lebih Murah”

“Mengolah Limba Batik Agar Tak Mencemari Sungai”

kumparan.com/ochi-amanaturrosyidah/mengolah-limbah-batik-agar-tak-mencemari-sungai

“Mahasiswa UI Ciptakan Alat Pengolah Limbah Batik”

/www.ui.ac.id/berita/mahasiswa-ui-ciptakan-alat-pengolah-limbah-batik.html

“Limbah Batik Penyumbang Tersebar Pencemaran Sungai”

daerah.sindonews.com/read/1244882/22/limbah-batik-penyumbang-terbesar-pencemaran-sungai-1506975635

“Limbah Industri Batik Cemari Sungai-sungai di Solo”

www.solopos.com/2017/10/03/limbah-industri-batik-cemari-sungai-sungai-di-solo-856479

“Sumber Air Tercemar, Mahasiswa UII Mengelola Air Limbah Batik Dengan Bahan Dasar Limbah Batu Bata Yang Ramah Lingkungan”

www.uii.ac.id/sumber-air-tercemarmahasiswa-uii-mengelola-air-limbah-batik-dengan-bahan-dasar-limbah-batu-bata-yang-ramah-lingkungan/

“Pencemaran Limbah Batik di Pekalongan Makin Parah”

news.okezone.com/read/2008/07/04/1/124777/pencemaran-limbah-batik-di-pekalongan-makin-parah

“KKN Undip Sosialisasikan Metode Adsorpsi Limbah Batik Pekalongan”

www.undip.ac.id/language/id/archives/5300

“Limbah Industri Batik di Yogyakarta Rusak Mutu Air Sungai”

www.merdeka.com/peristiwa/limbah-industri-batik-di-yogyakarta-rusak-mutu-air-sungai.html

“BLH Yogyakarta Ambil Sampel Limbah Industri Batik”

www.antaranews.com/berita/357873/blh-yogyakarta-ambil-sampel-limbah-industri-batik

Sejarah kontemporer dan Makna 14 Motif Batik Khas Bojonegoro

Fashion Show Batik di Kabupaten Bojonegoro. (Sumber: bojongerokab.go.id)

Bojonegoro adalah sebuah Kabupaten di Jawa Timur yang pada bagian baratnya berbatasan langsung oleh Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini beribukota Bojonegoro, memiliki luas 2.384 km persegi dengan total kepadatan penduduk sebesar 1.437.2010 menurut sensus penduduk pada 2015. Beberapa tahun terakhir Bojonegoro terkenal dengan batik khas Bojonegoro.

Bojonegoro adalah salah satu kabupaten yang sangat aktif dalam melestarikan, mengembangkan dan memajukan kebudayaannya. Terutama budaya membatik. Kabupaten ini pada tahun 2009 telah mengeluarkan motif paten khas Bojonegoro melalui sebuah event festival desain motif batik khas Bojonegoro.

Event budaya tersebut adalah jawaban dan langkah bagi Kabupaten Bojonegoro dalam melestarikan budaya serta menggerakan industri rumahan untuk meningkatkan kehidupan masyarakatnya.

Kesadaran memiliki batik khas Bojonegoro digagas oleh Mahfudhoh Suyoto yang saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro. Mahfudhoh Suyoto adalah tokoh yang aktif dalam memajukan kerajinan dan industri rumahan di Bojonegoro.

Ibu Mahfudhoh Suyoto mengenakan motif batik khas Bojonegoro, Jagung Miji Emas. (Sumber:kanalbojonegoro.com)

Ibu Mahfudhoh Suyoto mengenakan motif batik khas Bojonegoro, Jagung Miji Emas. (Sumber:kanalbojonegoro.com)

Pada pertengahan tahun 2017, Ibu Mahfudhoh Suyoto bersama jajarannya menyelenggarakan sebuah event pemilihan Duta Batik Bojonegoro. Sebuah aksi yang patut diapresiasi dalam memperkenalkan batik-batik khas Bojonegoro.

Kembali kepada Festival Desain Batik Khas Bojonegoro. Kegiatan yang dilaksanakan pada 29 Desember 2009 ini menghasilkan 9 motif batik yang terpilih dan ditetapkan sebagai motif batik khas Bojonegoro.

Kesembilan motif batik khas Bojonegoro itu, di antaranya: Mliwis Mukti, Jagung Miji emas, Parang Lembu Sekar Rinambat, Rancak Thengul, Gatra Rinonce, Sekar Jati, Sata Ganda Wangi, Parang Dahana Mungal dan Pari Sumilak.

Motif-motif di atas menggambarkan ciri khas budaya, geografis, tanaman utama dan berbagai hal yang menyangkut kehidupan di Bojonegoro. Motif batik Bojonegoro ini ditetapkan dengan Keputusan No. 188/50/KEP/412.11/2010 tentang 9 motif batik Jonogoroan.

Pada 2013, Kabupaten Bojonegoro menambahkan motif batik khas Bojonegoro sebanyak 5 motif. Motif-motif ini bernuansa tanaman yang tumbuh di Bojonegoro.

5 motif batik khas Bojonegoroan tersebut bernama Belimbing Lining Lima, Pelem-pelem Sumilar, Sekar Rosella Jonegoroan, Woh Roning Pisang dan Surya Salak Kartika.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sangat aktif dalam membina budaya membatik di daerahnya.

Tidak hanya mematenkan motif khas Bojonegoroan, produksi dan home industri Batik Bojonegoro juga didukung oleh berbagai peraturan yang mendukung ekosistem budaya membatik.

Peraturan-peraturan tersebut ialah:

  1. Mewajibkan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro setiap hari Kamis dan Jumat seperti yang tertuang pada Peraturan Bupati Bojonegoro No. 44 Tahun 2014 Pasal 33.16;
  2. Melaksanakan pelatihan serta pendampingan kepada masyarakat terutama kaum perempuan;
  3. Melaksanakan pengawasan mutu untuk menjaga kualitas batik;
  4. Mewajibkan siswa-siswi di lingkungan Kabupaten Bojonegoro untuk memakai batik khas Bojonegoro satu hari dalam seminggu;
  5. Mempublikasikan Batik khas Bojonegoro kepada tingkat yang lebih luas.

Begitu aktifnya Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro memajukan kebudayaan membatik, harus diapresiasi.

Makna Motif Batik Khas Bojonegoro

Motif-motif yang menjadi ciri khas batik Bojonegoro juga harus diketahui. Agar, nilai-nilai budaya dan makna yang dikandungnya tidak hilang begitu saja.

Penjelasan Motif-motif Batik khas Bojonegoro atau Batik Jonogoroan, sebagai berikut:

Motif Mliwis Mukti

Motif Mliwis Mukti. (Sumber:fitinline.com)

Motif Mliwis Mukti. (Sumber:fitinline.com)

Motif Mliwis Mukti adalah berasal dari kata mliwis yang berarti burung belibis dan mukti yang berarti mulia.

Motif ini mempunyai sangkut paut kepada legenda Prabu Anglingdarmo. Prabu Angling Darmo adalah Raja Negara Malowopati yang konon daerah itu sekarang adalah Bojonegoro.

Prabu Anglingdarmo dapat menjelma sebagai burung belibis, karena itu pula motif ini memiliki sangkut paut kepada Prabu Anglingdarmo.

Ragam hias utama motif ini adalah sayap burung mliwis dan ujung tombak yang diapit nyala api.

Motif Sekarjati

Motif Batik Khas Bojonegoro Sekarjati. (Sumber:fitinline.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Sekarjati. (Sumber:fitinline.com)

Motif Sekarjati adalah motif yang beragam hias utama daun jati.

Kabupaten Bojonegoro terkenal sebagai daerah penghasil kayu jati.

Oleh karena itu, motif batik Sekarjati tercipta.

Pohon jati juga dianggap sebagai pohon yang mulia karena dari sisi ekonomi yang bernilai tinggi dan sisi filosifi yang melindungi dalam waktu yang sangat lama.

Motif Gatra Rinonce

Motif Gatra Rinoce. (Sumber:fitinline.com)

Motif Gatra Rinoce. (Sumber:fitinline.com)

Motif batik Gatra Rinonce adalah motif yang juga menggambarkan kekayaan alam Bojonegoro.

Gatra adalah singkatan dari kata gas dan patra (minyak). Gas dan patra adalah salah satu kekayaan bumi Bojonegoro.

Ragam hias utama motif ini adalah sulur dan bunga yang saling berhubungan dalam kesatuan bentuk.

Pada desainnya, motif ini berwarna hijau dan kuning yang melambangkan kemakmuran, kemudaan dan keindahan.

Motif Jagung Miji Emas

Motif Batik Jagung Miji Emas (Sumber:jktr.blogspot.com)

Motif Batik Jagung Miji Emas (Sumber:jktr.blogspot.com)

Motif batik Jagung Miji Emas adalah motif yang bergambar tongkol jagung sebagai ragam hias utamanya.

Dalam bahasa Jawa sendiri, jagung miji emas berarti Jagung yang berbiji emas.

Sebuah pengharapan dan doa bagi Kabupaten Bojonegoro dan pemakainya untuk mendapatkan hidup yang makmur dan sejahtera.

Motif Lembu Sekar Rinambat

Motif Lembu Sekar Rinambat. (Sumber: kholis-modif.blogspot.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Lembu Sekar Rinambat. (Sumber: kholis-modif.blogspot.com)

Motif batik Lembu Sekar Rinambat menggambarkan kekayaan Kabupaten Bojonegoro sebagai daerah yang banyak peternak sapinya.

Motif ini mempunyai ragam hias utama berupa dua kepala sapi yang saling bertumpuk dan bunga yang menjalar.

Motif Pari Sumilak

Motif Batik Khas Bojonegoro Pari Sumilak (Sumber: nizarazur.blogspot.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Pari Sumilak (Sumber: nizarazur.blogspot.com)

Motif batik Pari Sumilak adalah gambaran ladang padi yang siap dipanen.

Motif ini bermakna kesejateraan dan kemakmuran.

Ragam hias utama motif ini adalah seikat gabah yang melengkung karena telah terisi penuh.

Motif Rancak Thengul

 

Motif Batik khas Bojonegoro Rancak Thengul. (Sumber: ferlyarvidia.blogspot.com)

Motif Batik khas Bojonegoro Rancak Thengul. (Sumber: ferlyarvidia.blogspot.com)

Motif batik Rancak Thengul menggambarkan seni pewayangan khas Bojoneogoro, yaitu Wayang Thengul.

Wayang Thengul sendiri berupa wayang yang terbuat dari kayu yang berbentuk tiga dimensi. Lakon wayang Thengul biasanya mengisahkan cerita Menak dan Panji.

Motif ini merupakan salah satu upaya melestarikan Wayang Thengul.

Ragam hias utamanya adalah Wayang Thengul yang dideretkan dan dipadu dengan ornamen lain yang membentuk garis horizontal.

Motif Sata Ganda Wangi

Motif Batik Khas Bojonegoro Sata Ganda Wangi (Sumber: jrtr-smart.blogspot.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Sata Ganda Wangi (Sumber: jrtr-smart.blogspot.com)

Motif batik Sata Ganda wangi adalah motif yang menggambarkan kejayaan pertanian tembakau di Kabupaten Bojonegoro.

Dalam bahasa Jawa, sata ganda wangi bermakna tembakau yang beraroma harum.

Master disain motif ini berwarna kombinasi hijau dan putih sebagai latarnya.

Motif Dahana Mungal

Motif Batik Dahana Mungal. (Sumber: batikmagazinebjn-theme.blogspot.com)

Motif Batik Dahana Mungal. (Sumber: batikmagazinebjn-theme.blogspot.com)

Motif batik Dahana Mungal adalah motif yang menggambarkan objek wisata Kayangan Api.

Objek Wisata Kayangan Api adalah sumber api abadi yang berada di desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem.

Dahana Mungal sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti api yang menyala.

Motif Belimbing Lining Lima

Motif Batik Belimbing Lining Lima. (Sumber: batikku.info)

Motif Batik Belimbing Lining Lima. (Sumber: batikku.info)

Motif batik Belimbing Lining Lima menggambarkan kekayaan Kabupaten Bojonegoro sebagai penghasil belimbing.

Motif Pelem-pelem Sumilar

Motif Batik Pelem Sumilar (Sumber:bukalapak.com)

Motif Batik Pelem Sumilar (Sumber:bukalapak.com)

Motif batik Pelem-pelem Sumilar menggambarkan buah mangga yang dihasilkan di Kabupaten Bojonegoro.

Buah mangga di Bojonegoro utamanya berjenis mangga gadung.

Mangga gadung dari Bojonegoro itu sudah terkenal di kota-kota besar di Indonesia.

Motif Sekar Rosella Jonegoroan

Motif Batik Sekar Rosella. (Sumber: musyafka.blogspot.com)

Motif Batik Sekar Rosella. (Sumber: musyafka.blogspot.com)

Motif batik Sekar Rosella Jonegoroan adalah menggambarkan bunga Rosella.

Bunga Rosella adalah bunga yang pada beberapa tahun belakangan ini terkenal sebagai obat bagi berbagai macam penyakit.

Motif Woh Roning Pisang

Motif Batik Khas Bojonegoro Woh Roning Pisang. (Sumber: sumbersaribatik.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Woh Roning Pisang. (Sumber: sumbersaribatik.com)

Motif batik Woh Roning Pisang menggambarkan buah pisang susu.

Batik ini memiliki ragam hias utama buah pisang dan daun pisang yang menjadi kesatuan.

Motif Surya Salak kartika

Motif Surya Salak Kartika. (Sumber:tokopedia.com)

Motif Surya Salak Kartika. (Sumber:tokopedia.com)

Motif batik Surya Salak Kartika adalah motif yang menggambarkan Bojonegoro sebagai penghasil salak.

Buah salak asli Bojonegoro yang terkenal itu di Desa Wedi dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Kapas.

Penutup

Keaktifan Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro sangat patut diapresasi dan dijadikan contoh.

Perkembangan dan pemajuan budaya membatik di sana juga tidak hanya dalam segi pelestrian namun juga penggenjot kreativitas dan inovasi warga Bojonegoro.

Semoga apa yang telah dibangun dan dirintis menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat, pelestarian dan pemajuan kebudayaan dan tetap merawat lingkungan.

Sumber:

Anshori, Yusak, Adi Kusrianto (2011) Keeksotisan Batik Jawa Timur: Memahami Motif dan Keunikannya. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo

“Batik Bojonegoro” sumber: alvikasanatin.wordpress.com/kabupaten-bojonegoro/batik-bojonegoro/

“Batik Jonegoroan” sumber: jawatimuran.net/2016/10/10/batik-jonegoroan/

“Mahfudhoh Suyoto Buka Pemilihan Duta Batik Bojonegoro” sumber: www.kanalbojonegoro.com

error: Maaf, konten terproteksi.