Resensi Buku Batik Belanda

Buku Batik Belanda Terbit 1993

Tidak banyak tulisan yang disajikan mengenai Batik Belanda di Internet buku mengenai batik Belanda juga agak sulit ditemukan. Buku Batik Belanda karya Harmen C. Vledhuisen ini bagaikan oasis di tengah kehausan.  

“Menggali Sejarah Kekayaan Batik Belanda”

Judul : Batik Belanda 1840 – 1940: Dutch Influence in Batik from Java History and Stories

Penulis: Harmen C. Vledhuisen

Tahun terbit: 1993

Penerbit: Gaya Baru Press

Kota terbit: Jakarta

Jumlah halaman: 155 hlm

Dapat ditemukan: Perpustakaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud Ged. E, lt. 6, Jalan Jenderal Sudirman 10270 dengan nomor panggil 746.662 HAR b

Batik Belanda mungkin sangat jarang kita dengar pada saat ini. Kebanyak batik yang kita dengar seperti batik Solo, batik Yogyaksrta, batik pesisir, batik Cirebon. Tahukah bahwa batik pun mempesona orang Belanda sehingga mereka ikut berpartisipasi dalam pengembangan batik di Indonesia?

Batik Belanda adalah sebutan untuk batik yang diciptakan pengusaha batik Belanda dan memiliki motif khas budaya Eropa, seperti buketan, hewan, hingga cerita rakyat.

Produksi-produksi batik Belanda sangat unik dan bagus, walaupun tidak dikerjakan langsung oleh sang pengusaha. Namun, keseluruhan produksinya diawasi langsung oleh mereka.

Veldhuisen dalam buku ini cukup baik menjelaskan latar belakang para pengusaha batik serta kondisi-kondisi yang menjadi faktor pasang surutnya usaha batik pada era 1840 – 1940.

Ternyata, pada era kolonial, globalisasi telah terjadi. Ketika di Amerika Serikat terjadi perang saudara 1860 – 1865, di Hindia Belanda terjadi krisis kain dasar yang digunakan untuk membatik.

Hal itu berkaitan dengan kelangkaan kapas untuk membuat kain. Seperti yang kita ketahui kapas adalah salah satu komoditas utama di Amerika Serikat bagian selatan.

Fashion di Hindia Belanda yang pada saat itu juga mulai menjadi salah satu faktor ekonomi juga dibahas di sini.

Veldhuisen membagi 100 tahun menjadi beberapa periode. Masing-masing menggambarkan kondisi industri batik, khususnya batik Belanda di beberapa kota Besar. Walaupun pembahasan seperti terpusat di Kota yang paling banyak memiliki produsen batik Belanda, Kota Pekalongan.

Setiap periode-periode itu, dituliskan kondisi pengusaha sang batik. Bagaimana pada periode awal hanya dituliskan kondisi dua pengusaha batik yang sedang merintis lalu pada periode selanjutnya lebih banyak lagi pengusaha batik yang dituliskan.

Rekaman kondisi pengusaha batik dapat ditelusuri rekam jejaknya antara bab ke bab. Bagaimana kondisinya pada awal masa perkembangaan industri, lalu perubahan apa yang terjadi pada periode kejayaan industri.

Namun, yang cukup disayangkan buku batik belanda ini kurang menyajikan data penjualan antara masing-masing pengusaha batik Belanda juga data perbandingan

penyebaran dan penjualan batik Belanda dengan batik yang dibuat oleh pribumi dan Tionghoa. Agar kita dapat tahu sejauh mana batik Belanda dapat bersaing dengan batik-batik yang lain.

Walaupun begitu, kondisi persaingan antarpengusaha batik dapat dilihat ketika mereka saling mengadopsi motif-motif khas satu dengan yang lainnya.

Buku ini cukup baik dalam mengenal batik Belanda. Banyak gambar batik Belamda yang disajikan di sini. Penjelasannya pun cukup jelas. Informasi yang disajikan di teks disempurnkan melalui gambar-gambar yang relevan. Sehingga memudahkan pembaca mengenali dan memahami informasi yang disajikan melalui tulisan.

Buku batik Belanda ini sangat direkomendasikan bagi para pembaca. Mau untuk penelitian atau riset, buku ini cukup memperkaya pengetahuan tentang batik Belanda. Salah satu tempat yang menyediakan buku ini adalah Perpustakaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud Ged. E, lt. 6, Jalan Jenderal Sudirman 10270 dengan nomor panggil 746.662 HAR b.

Kami juga memiliki artikel mengenai batik Belanda. Artikel tersebut ringkasan dan intisari yang ada dari buku Batik Belanda karya Harmen C. Vledhuisen ditambah artikel dan buku lainnya. Mari dilihat!

Batik Belanda: Sejarah Industri, Profil Pengusaha dan Informasi Lengkap Lainnya!

Batik Belanda: Sejarah Industri, Profil Pembatik, dan Informasi Lengkap

Potret kehidupan keluarga Indo-Belanda menggunakan Batik Belanda sumber wikimedia.org

Keindahan batik yang telah lama menjadi warisan budaya Indonesia juga memiliki daya tarik bagi orang-orang Indo-Belanda pada masa kolonial. Keindahan dan keeksotisan batik mempunyai tempat tersendiri bagi mode busana mereka dan menjadi bidang usaha yang menguntungkan pada masa itu. Atas dasar tersebut, berkembanglah industri rumahan batik yang dikelola orang Indo-Belanda dan menghasilkan motif batik khas di beberapa kota besar. Motif batik khas itu saat ini kita kenal sebagai batik Belanda.

Batik Belanda dengan motif Buketan dan berisen latar geringsing

Batik Belanda dengan motif Buketan dan berisen latar geringsing. (Sumber: Pinterest.com)

Batik Belanda atau yang juga dikenal sebagai batik Belanda pada awalnya lahir dari kreativitas janda-janda yang harus menopang kehidupan keluarga setelah kepulangan sang suami. Berkat tangan dingin mereka, usaha mereka dapat berkembang dan mempunyai tempat di masyarakat Hindia Belanda, nama wilayah yang sekarang menjadi Indonesia.

Batik Belanda adalah salah satu contoh akulturasi kebudayaan di Indonesia.  Cara pembuatan batik ini tidak berbeda dengan batik yang lain namun memiliki karakteristik menggunakan ikon dan gambar-gambar khas Eropa dan Belanda seperti bunga, hewan dan tokoh folklore khas Eropa.

Bunga-bunga yang menjadi ragam hias adalah bunga yang jarang digunakan pada batik yang dibuat oleh pembatik pribumi.  Jenis bunga-bunga itu seperti bunga tulip, bunga lily, dan bouqet.

Hewan yang digambarkan dalam batik Belanda ini juga jarang digambarkan oleh pembatik pribumi. Hewan-hewan itu seperti burung walet, burung phoenix, burung merak, rusa, dan sebagainya.

Tokoh folklore Eropa juga menjadi ciri khas batik Belanda, tokoh folklore itu seperti gadis berkerudung merah, sekelompok orang menggunakan baju tentara Eropa dan Romawi. Motif adaptasi lukisan Eropa juga menjadi salah satu ciri khas batik ini.

Batik, pada awal abad ke-19 merupakan salah satu produk tekstil yang laku dipasaran. Namun, seperti yang ditulis oleh Raffles pada The History of Java batik masih menjadi kain pengganti atau alternatif dari kain chintz, kain dari India yang zeperti batik namun memiliki kualitas yang terbaik pada masa itu.

Kain chintz sendiri diakui beberapa penulis buku dan ahli batik, seperti Harmen. Vledhuisen dan Adi Kusrianto sebagai kain yang diadopsi dalam penciptaan batik, khususnya batik khas pesisir. Oleh masyarakat Indonesia, kain chintz ini dikenal dengan nama sembagi, serasah, atau kumitir.

Kondisi Industri dan Perdagangan Batik Belanda

Industri batik Belanda tumbuh di rumah-rumah pengusaha batik.  Biasanya mereka memiliki tempat yang cukup untuk produksi sendiri. Para pembatik datang ke tempat mereka dan diawasi langsung.

Rata-rata para pengusaha Batik Indo-Belanda tidak membuat batiknya sendiri. Namun, menggunakan jasa pembatik di sekitar tempat tinggalnya. Para pembatik itu dibayar dengan gaji yang murah, tetapi pengusaha batik Belanda di Pekalongan, Eliza van Zuylen memberikan beberapa bantuan seperti misalnya ketika sang pembatik sakit, melahirkan, bahkan meninggal.

Batik Belanda yang bermotif burung merak dan buketan. (Sumber: pinterest.com)

Batik Belanda yang bermotif burung merak dan buketan. (Sumber: pinterest.com)

Ketika industri batik sedang berjaya – menurut Herman C.  Vledhuisen pada 1890 – 1910 – pembatik mendapatkan berbagai fasilitas seperti pinjaman uang pada awal kontrak bekerja karena pada saat itu kebutuhan terhadap pembatik yang baik cukup tinggi.

Batik-batik Belanda yang diproduksi mempunyai pasar yang baik dan pelanggan tetap. Pengusaha batik bisa menjual langsung ke pelanggan dan mereka juga menjual kepada reseller batik, pada saat itu banyak pedagang Tionghoa dan India yang menjadi resellernya.

Pelanggan tetap mereka, yang biasanya adalah orang-orang kaya di Hindia Belanda diberikan motif-motif khusus. Banyaknya batik berkualitas yang dimiliki seseorang juga menjadi salah satu simbol status pada saat itu.

Salah satu faktor utama dalam persaingan industri batik Belanda adalah penciptaan motif dan teknik mewarnai.

Motif-motif batik Belanda memiliki ciri khas yang membedakan produsennya. Beberapa motif itu seperti motif buketan yang dimiliki van Zuylen, bentuk burung walet yang dimiliki L. Metzellar, dan sebagainya.

Namun, motif-motif itu sangat mudah untuk ditiru. Pembatik dapat bekerja di beberapa pengusaha batik. Mungkin itu adalah adalah satu faktor kuat peniruan motif tersebut. Beberapa batik-batik lain yang sezaman memiliki motif yang sama namun ciri khas tersebut melekat oleh sang inovator.

Foto keluarga Belanda. Sang ibu menggunakan batik Belanda. Sumber: pinterest

Foto keluarga Belanda. Sang ibu menggunakan batik Belanda. (Sumber: pinterest.com)

Pada sekitar 1870 pengusaha batik Belanda mulai membubuhkan tanda tangan pada kain batiknya. Biasanya letak cap tersebut berada di bagian kanan atas kepala atau pinggir. Mungkin penggunaan tanda tangan ini berkaitan dengan praktik tiru-meniru tersebut, atau sebagai kontrol atas kualitas batik dan branding.

Teknik pewarnaan menjadi salah satu rahasia perusahaan. Dalam mewarnai batik, nahan dasarnya bisa menggunakan pewarna alam dan warna sintetis. Namun, untuk menghasilkan warna yang unik dan baik harus menggunakan teknik tetentu.

(Ketahui bahan-bahan pewarna batik dari yang alami hingga sintetis!)

Karena batik yang baik adalah batik yang memiliki warna yang bagus, tidak mudah luntur, dan tidak mudah memudar maka rahasia pewarnaan batik hanya dimiliki oleh sang pengusaha batik.

Pengusaha-pengusaha Batik Belanda

Pengusaha batik Belanda di Indonesia tersebar di daerah pesisir utara Pulau Jawa, khususnya Kota Pekalongan yang paling banyak memiliki pengusaha batik Belanda. Di sekitar daerah selatan Pulau Jawa terdapat di Kota Banyumas dan Pacitan.

Berikut ini adalah beberapa profil pengusaha Batik Belanda yang memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan batik Nusantara.

Carolina Josephina von Franquemont

Beliau adalah salah satu pelopor pengusaha  batik Belanda. Pada 1840, Josephina van Franquemont mendirikan usaha batiknya saat umur 23 tahun. Usaha batiknya didirikan di daerah Ungaran, tidak jauh dari Semarang.

Batik buatan van Franquemont oleh masyarakat Indonesia dikenal sebagai batik Prankemon.

Seperti yang dikutip Vledhuisen, Dari wawancara dengan anggota keluarga van Franquemont oleh Rouffaer,batik-batik buatan van Franquemont memiliki pelanggan dari kalangan perempuan Eropa, Indo-Belanda, dan Indo-Cina. Namun pelanggan yang terbanyak adalah orang kaya Tionghoa.

Motif-motif yang menjadi ciri khas batik Prankemon ini di antaranya:

  • Motif batik cerita rakyat

Batik yang tergambarkan tokoh cerita rakyat “si gadis berkerudung merah” (Sumber: wereldculturen.nl)

Motif cerita rakyat digambarkan pada batik Prankemon di badan batik. Cerita rakyat yang digambarkan tidak hanya cerita rakyat yang berasal dari Eropa namun juga berasal dari Tionghoa.

  • motif batik wayang
  • motif batik perang Jawa
  • motif batik puisi

Motif batik puisi adalah motif yang digambarkan atas pengejawantahan sebuah puisi atau sajak-sajK rakyat yang berkembang di daerah sekitar. Motif ini cukup unik karena setiap sajak digambarkan dengan ikon-ikon pada batik. Cerita dalam sajak itu dibuat berurutan dan digambarkan dalam garis-garis diagonal.

Catharina Carolina van Oosterom

Beliau adalah pengusaha batik yang juga berada di Ungaran. Usaha batik ini berdiri pada 1845. Namun, pada 1855 pindah ke Banyumas.

Batik van Oosterom memiliki tempat di masyarakat, terutama di daerah Jawa Barat.  Batik ini dikenal dengan nama batik Panastroman.

Batik Prankemon dengan warna krem dan kombinasi hijau, merah, dan biru yang khas. (Sumber: batikplatform.wordpress.com)

Karakterisitik batik Panastroman memiliki warna merah tua, biru, hitam di atas warna krem.

Motif-motifnya bergambar malaikat, peri kecil, buah anggur dan macam-macam hewan.

Ikon malaikat dan peri kecil adalah ikon khas agama kristen yang sudah terkenal oleh berbagai kalangan.

Mungkin ikon tersebut terkait dengan aktivitas van Oosterom sebagai missionaris agama kristen protestan.

Batik Panasteroman aktif dalam mengikuti pameran dan pasar tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Acara-acara tersebut adalah salah satu jalan untuk mendapatkan pasar di daerah tertentu dan mendapatkan citra barang berkualitas baik.

Van Franquemont meninggal dunia pada 1877, namun produksi batiknya masih tetap berjalan.

Usaha batik beliau diwariskan oleh keponakannya, Miss Willemese dan Mrs. Matheron.

Van Zuylen bersaudari

Van Zuylen bersaudari terdiri dari Christina dan Eliza van Zuylen. Mereka berkecimpung dalam industri batik Belanda pada akhir abad ke-19 di Pekalongan.

Batik-batik karya mereka dikenal dengan nama batik Panselen.

Batik Panselen, memiliki gambar burung yang khas dan karakteristik perbedaan warna di badan dan kepala batik. (Sumber uncrated.wordpress.com)

Batik Panselen, memiliki gambar burung yang khas dan karakteristik perbedaan warna di badan dan kepala batik. (Sumber uncrated.wordpress.com)

Saat merintis, Christina van Zuylen dibantu oleh Lien Matzelar dengan meminjamkan tiga orang pembatiknya. Sedangkan, Eliza membantu kakaknya dalam mengurus usaha mereka.

Batik yang dibuat pada awalnya hanya berupa taplak meja, sapu tangan dan jenis-jenis yang cukup murah. Namun, ketika bisnis merka mencapai kesuksesan, sarung dan kain panjang mulai diproduksi.

Menurut keturunan dari Lies, Christina membatasi produksi dengan hanya membuat taplak dan sapu tangan karena tidak ingin berisiko.

Eliza van Zuylen mulai bekerja di rumahnya sendiri karena suaminya kurang suka Eliza lebih sering berada di rumah Christina untuk mengurus usaha batiknya.

Usaha batik Eliza diurus dengan profesional. Sehingga usahanya terus berkembang dan membesar.

Pada 1904, ia pindah ke rumah besar dan membangun bangunan untuk workshop membatiknya seluas 30 x 80 m untuk pembatik yang diawasi langsung dan 6 x 20 m untuk pembatik senior. Tiga pompa juga dibangun sehingga tidak membutuhkan air sungai lagi dalam proses pewarnaan.

Para pembatiknya setiap hari bangun pada 4:30 dan jika datang pagi-pagi diberikan sarapan gratis.

Motif-motif khas batik Panselen cukup sederhana. Biasanya tergambar buketan (bouquet) di bagian badan dan kepala kain. Di pojok kiri dan atas terdapat kupu-kupu dan burung khas van Zuylen. Pada bagian latar kepala dan bacan memiliki warna yang kontras.

Kebesaran nama van Zulyen atau batik Panselen ini mulai banyak ditiru oleh pembuat batik-batik lain.

Beberapa pembatik Tionghoa yang menggunakan model buketannya menuliskan “MD van Zulyen” yang berarti Model Dari van Zuylen.

Pada beberapa kasus, banyak stempel-stempel palsu yang salah penulisannya, seperti M. d. E. v. Zeylen, E. V. Zeylen, e v Zuiljen, E v Zuilen Pekalongan, m b Panselen, hingga VAN ZIELEN PEKALONGAN S. H.

Padahal, setelah 1940 cap yang biasa tertulis Batikkery – Mevr. E. Van Zuylen sudah tidak digunakan lagi dan hanya tertulis nomor produksi pada batiknya.

L. Metzelaar

Lien Metzelaar membuka usaha batiknya pada 1880 di Pekalongan untuk membantu mendapatkan penghasilan tambahan keluarga. Selain membatik beliau juga menyewakan kamar di rumahnya dan membuat bunga untuk perayaan.

Usaha batiknya bertambah besar ketika pedagang Arab yang bernama Baoudjir mulai menjual batiknya di Batavia (Jakarta). Peluang itu dimanfaatkan Boudjir untuk memberikan pinjaman kepada L. Metzelar untuk menambah jumlah produksinya.

Batik van Osten. (Sumber: Museumbatikpekalongan.info)

Batik van Osten. (Sumber: Museumbatikpekalongan.info)

Batik-batik Belanda buatan L. Metzelar lebih banyak di Batavia karena Boudjir menjadi pembeli terbesarnya. Namun, ada juga yang masih beredar di Pekalongan karena ada pelanggan tetap di sana.

Batik produksi L. Metzelar dibubuhi tanda tangan yang bertuliskan L. Metzelar Pekalongan. Ketika namanya terkenal tanda tangannya berubah menjadi L. Metz Pek.

Kekhasan batik ini adalah gambar bunga-bunga khas Eropa yang beukuran kecil yang berada di bagian kepala.

Usaha batik Lien Metzelar berhenti pada 1918 karena dijual kepada Jacqueline van Ardenne dan pindah ke Bandung.

Penutup

Batik Belanda adalah simbol dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Masa kolonial Belanda yang saat ini sering kita dengar dengan tanam paksanya, kesengsaraannya, dan selama 350 tahunnya juga meninggalkan warisan berupa batik Belanda. Keindahan batik membuat banyak orang Indo-Belanda membuat dan menjadikannya ladang usaha.

Batik Belanda mulai surut ketika kedatangan Jepang pada 1942. Pada masa Pemerintahan Militer Jepang banyak dari orang Indo yang dimasukkan ke dalam penjara. Mereka juga mengubah tatanan kehidupan di Indonesia yang tadinya orang Belanda menduduki strata yang paling atas menjadi di strata yang paling bawah.

Bacaan lebih lanjut

Vledhuisen, Harmen C. (1993) Batik Belanda 1840 – 1940: Dutch Influence in Batik from Java History and Stories. Jakarta: gaya Favorit Press

Sumber

Vledhuisen, Harmen C. (1993) Batik Belanda 1840 – 1940: Dutch Influence in Batik from Java History and Stories. Jakarta: gaya Favorit Press

Heringa, Rens, Harmen C. Vledhuisen, dkk (1996) Fabric of Enhancement: Batik from the North Coast of Java. Los Angeles: Los Angeles County Museum of Art

“Pengusaha Batik Belanda” sumber: museumbatikpekalongan.info

“Batik Belanda” sumber: batikdan.blogspot.co.id

Motif Tumpal pada Batik: Sejarah, Arti, Filosofi dan Jenisnya

Motif-motif tumpal. sumber. kursusjahityogya.blogspot.com

Motif tumpal adalah ragam hias khas pada batik-batik pesisir yang membedakannya dengan batik dari keraton. Motif ini adalah salah satu budaya yang diserap dari kebudayaan India. Tumpal sendiri memiliki sejarah, arti, filosofi dan jenisnya.

Menurut Kbbi.web.id, tumpal adalah kata benda yang mempunyai arti motif batik dengan lukisan tiga setrip yang berjajar (pada sarung dan sebagainya). Namun, pengertian dari KBBI dirasakan penulis masih kurang penjelasannya.

Mengutip Keeksotisan Batik Jawa Timur, tumpal adalah ciri khas pada batik yang dipakai masyarakat umum atau batik folklore menurut buku tersebut. Seperti yang kita ketahui, perkembangan batik berawal dari keraton. Namun, pada beberapa daerah yang jauh dari keraton, batik juga berkembang sesuai masyarakat pendukungnya.

Sejarah Motif Tumpal dan Filosofinya

Tumpal pada batik yang berkembang di luar keraton dan di daerah pesisir adalah hasil inspirasi dari budaya tekstil india. Harmen C. Veldhuisen dalam bukunya Batik Belanda, menyebutkan pada sekitar abad ke-16 kapal dagang Belanda membawa kain-kain India dari pantai Koromandel.

Kain Serasa, kain asal India yang diperdagangkan di Kepulauan Nusantara. (Sumber:Kompasiana.com)

Kain Serasa, kain asal India yang diperdagangkan di Kepulauan Nusantara. Terlihat motif-motif yang mengelilingi motif utama berbentuk seperti tumpal. (Sumber:Kompasiana.com)

Kain-kain tersebut dikenal dengan nama Serasah, Kumitir atau Sembagi di daerah Jawa. Ciri khas kain-kain tersebut memiliki motif hiasan seperti segitiga yang membatasi di bagian depan dan belakang kain.

Motif hiasan pada kain Serasah itu seperti motif tumpal yang kita kenal sekarang.

Foto koleksi Tropenmuseum ini menggambarkan perempuan sedang membatik di daerah Jawa Tengah, namun tanggal pengambilan foto tidak diketahui. Salah satu di antara pembatik tersebut, sedang membatik motif tumpal. (sumber:wikimedia.com)

Foto koleksi Tropenmuseum ini menggambarkan perempuan sedang membatik di daerah Jawa Tengah, namun tanggal pengambilan foto tidak diketahui. Salah satu di antara pembatik tersebut, sedang membatik motif tumpal. (sumber:wikimedia.com)

Foto ini menggambarkan kondisi pengrajin batik pada masa kolonial. Terlihat batik-batik yang dihasilkan bermotif tumpal. (Sumber:sejarahri.com)

Foto ini menggambarkan kondisi pengrajin batik pada masa kolonial. Terlihat batik-batik yang dihasilkan bermotif tumpal. (Sumber:sejarahri.com)

Bagi masyarakt pendukungnya, motif tumpal mempunyai filosofi penolak bala karena gambar segitiga runcing itu dilambangkan sebagai gigi buaya.

Jenis Peletakan Tumpal

Pada zaman dahulu, penggunaan motif tumpal dibedakan dari jenis kelamin yang memakainya. Pada penggunaan kain panjang misalnya, tumpal diletakkan di bagian belakang oleh pemakai laki-laki. Sedangkan tumpal diletakkan di bagian depan oleh pemakai perempuan.

Potret kedua pria di Jawa pada masa kolonial, pria di sebelah kanan memakai batik bermotif tumpal. (Sumber:Phesolo.wordpress.com dan KITLV.nl)

Potret kedua pria di Jawa pada masa kolonial, pria di sebelah kanan memakai batik bermotif tumpal. (Sumber:Phesolo.wordpress.com dan KITLV.nl)

Motif Tumpal yang berada di posisi tengah pada batik pesisir. (Sumber: batikplatform.com)

Motif Tumpal yang berada di posisi tengah pada batik pesisir. (Sumber: batikplatform.com)

Peletakan tumpal pada kain batik sendiri tempatnya bermacam-macam. Ada yang gambar di bagian sisi kiri dan kanan kain, digambar di bagian tengah kain, dan digambar di sisi atas dan bawah kain.

Motif Tumpal pada batik Cirebon ini berada mengelilingi ragam hias utama. (Sumber:batikshuniyya.wordpress.com)

Motif Tumpal pada batik Cirebon ini berada mengelilingi ragam hias utama. (Sumber:batikshuniyya.wordpress.com)

Jenis-jenis tumpal yang dikenal pada batik pesisirannya adalah tumpal sorot (pucuk rebung), tumpal cepet (tumpal kombinasi), tumpal buk, tumpal bendera, tumpal kopi susu dan seritan atau tompal sariden dalam dialek Madura.

 Tumpal Pada Zaman Modern

Perkembangan batik pada saat ini tidak hanya untuk digunakan sebagai kain panjang yang menutupi pinggang hingga mata kaki.

Kate Middleton menggunakan batik motif tumpal. (Sumber:kehidupannegeriraya.wordpress.com)

Kate Middleton menggunakan batik motif tumpal. (Sumber:kehidupannegeriraya.wordpress.com)

Penggunaan batik pada saat ini lebih bervariasi dengan dijahit menjadi kemeja dan macam-macam bentuk pakaian perempuan.

Penggunaan tumpal juga menjadi bervariasi, namun kebanyakan tumpal masih diletakkan pada bagian tengah atau kancing di pakaian modern.

Penutup

Semoga artikel ini dapat menambahkan pengetahuan mengenai ragam informasi batik Indonesia.

Mari ketahui filosofi dan makna dalam motif-motif batik Cirebon!

Ancaman Limbah Batik dan Usaha Mengatasinya

Limbah Batik di sungai. Sumber. menaraimpian.com

Ancaman limbah industri batik di Kota-kota besar penghasil batik seperti Solo, Yogyakarta dan Pekalongan sangat memprihatinkan. Berbagai sungai telah tercemar hingga taraf yang tidak dapat dimanfaatkan untuk air minum, mencuci dan mandi. Keprihatinan ini membawa kepada ide-ide dan usaha mengatasi limbah batik yang dilakukan pemerintah, lembaga sosial dan mahasiswa.

Kota-kota besar seperti Solo, Yogyakarta dan Pekalongan terkenal sebagai penghasil batik karena memiliki sejarah panjang dan terus melestarikan batik dari masa ke masa. Produksi batik pada masa lalu menggunakan pewarna alam yang ramah dengan lingkungan. Namun, produksi batik berkembang menjadi industri rumahan yang sangat bersifat ekonomi.

Pewarna alam yang dinilai kurang menguntungkan karena harus melalui proses yang sangat panjang sebelum dapat digunakan mulai digantikan perannya dengan pewarna sintetis.

(Mari mengenali pewarna alam dan pewarna sintetis pada Batik!)

Pewarna sintetis memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh pewarna alam. Seperti, cepatnya proses pewarnaan, menghasilkan warna yang lebih cerah dengan ketahanan yang baik, dan harga yang lebih ekonomis.

Namun, pewarna sintetis sangat berdampak buruk dan mencemari lingkungan. Jika, tidak diolah terlebih dahulu sebelum menuju ke tempat pembuangan.

Berbagai bahan berbahaya dan beracun yang terkandung di dalam pewarna sintetis seperti Remzol Black B, HCL, Nitrit, dan soda kostik mempunyai dampak buruk bagi kehidupan.

Berbagai indikasi-indikasi polusi dan pencemaran yang diakibatkan limbah industri batik dapat dilihat di sungai daerah Pekalongan, Solo dan Yogyakarta.

Di Pekalongan, seperti yang dikutip dari kumparan.com dalam berita yang terbit pada 2017, kondisi maju mundurnya industri batik di Pekalongan dapat dilihat dari warna air sungai.

“Jika sungainya keruh, berarti industri batiknya sedang baik” Ujar Slamet Purwanto, salah seorang pengelola batik TBiG, Pekalongan.

Okezone.com pada 2008 juga menerbitkan artikel mengenai limbah batik di Pekalongan.

Dalam artikel tersebut menjelaskan endapan limbah batik mengakibatkan air sungai menjadi berwarna kehitam-hitaman dan berbau yang tidak sedap.

Bahkan, ketika musim kemarau kondisi itu menjadi lebih buruk.

Limbah-limbah yang telah bercampur dengan air sungai mengering karena panas matahari sehingga tidak terbawa ke laut.

Hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar.

Kondisi sungai di Solo juga sama memprihatinkan.

Tercatat pada 2017, terdapat dua artikel mengenai pencemaran lingkungan yang terjadi di Sungai daerah Solo oleh sindonews.com dan solopos.com

Dua anak Sungai Bengawan Solo, Sungai Jenes dan Sungai Premulung, telah tercemar dalam kategori berat karena limbah industri batik di sekitar daerah itu.

Dinas Lingkungan Hidup Solo, telah melakukan uji laboratorium kualitas air sungai di Solo.

Hasilnya, Sungai Jenes dan Premulung telah tercemar dengan logam berat.

Kondisi ini membuat air Sungai Jenes dan Premulung masuk ke dalam kategori kelas empat yang sudah tidak layak bagi pertanian dan perikanan.

Kondisi sungai lainnya yang cukup memprihatinkan adalah Sungai Pepe, Sungai Anyar dan Sungai Gajah Putih.

Walaupun sudah dalam kategori tercemar, ketiga sungai itu masih dalam kategori tiga yang artinya masih dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan.

Di Yogyakarta, air sungai pun telah tercemar.

Tercatat pada 2013 di antara.com dan pada 2015 di merdeka.com.

Seperti yang dikutip dari Antara.com, ada lima warga yang mengalami iritasi kulit setelah mencari rumput di Sungai Rowo Jembangan yang berada di Kabupaten Kulon Progo.

Menurut laporan warga, sebelumnya ada ikan yang mati dengan luka diperutnya.

Pencemaran lingkungan yang terjadi akibat limbah industri batik di tiga daerah tersebut harus dikaji dengan baik.

Pasalnya, pertumbuhan industri batik mempunyai manfaat besar dalam bidang pelestarian dan pengembangan budaya juga meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dibutuhkan upaya perlindungan pencemaran lingkungan yang sejalan dengan pertumbuhan industri batik.

Jangan sampai kebangkitan batik Indonesia hanya sebatas dalam taraf ekonomi, tanpa melihat pelestarian lingkungan dan ekosistem budaya Indonesia.

Usaha Mencegah dan Mengatasi Limbah Batik

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah batik, mendapat perhatian dari berbagai kalangan.

Usaha untuk menangani pencemaran limbah batik dengan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

IPAL berfungsi untuk menjaga Baku Mutu Limbah (BML) yang telah ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. Indikator zat pada air yang masih di dalam ambang batas Baku Mutu Limbah (BML) di antaranya:

  1. COD sebesar 150 mg/l;
  2. TSS sebesar 50 mg/l;
  3. BOD sebesar 60 mg/l
  4. Phenol total sebesar 0,5 mg/l;
  5. Khrom total sebesar 1,0 mg/l;
  6. Amoniak total sebesar 8,0 mg/l
  7. Sulfita sebesar 0,3 mg/l;
  8. Minyak-lemak sebesar 3,0 mg/l;
  9. PH sebesar 6 – 9.

Berbagai usaha yang tercatat di berbagai situs dan refrensi dari internet ialah:

Pembuatan Plato oleh Mahasiswa Universitas Indonesia

Tergerak oleh kondisi pencemaran lingkungan akibat limbah batik di Pekalongan, lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia membuat Plato – sebuah alat pengolah limbah batik portable pada 2017.

Plato menggunakan kombinasi metode elektrokoagulasi dan fotokatalis. Sehingga, membuatnya dapat mengolah banyak limbah secara simultan, seperti limbah organik, limbah warna hingga limbah logam berat.

Keungulan utama Plato dari IPAL yang lain adalah alat ini dapat berpindah dengan mudah. Sehingga, dapat digunakan secara bergantian oleh pengrajin batik.

Pembuatan IPAL Menggunakan Air Limbah Perut Sapi

Pembuatan IPAL menggunakan air limbah perut sapi tercatat dalam skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang bernama Sucipta Laksono pada Juli 2012.

Air limbah perut sapi ia gunakan sebagai bahan dasar mengumpulkan bakteri untuk pembuatan biofilter – komponen utama dalam IPAL buatannya.

Hasil dari IPAL buatannya adalah proses biologis dengan mempergunakan bakteri perut sapi dapat mengurangi konsentrasi COD yang terkadung dalam limbah cair industri batik.

Kelebihan media biofilter yang ia kaji ialah lebih sederhana dibandingkan dengan sistem pengolahan lumpur aktif.

(Baca selengkapnya skripsi Sucipta Laksono!)

Pembuatan IPAL dengan Limbah Batu Bata

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan penelitian pembuatan IPAL dengan bahan dasar limbah batu bata pada 2017.

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 3 bulan yang melibatkan mahasiswa angkatan 2014 dan 2015 berhasil menemukan solusi alternatif.

Penelitian ini menilai bahwa dengan memanfaatkan limbah batu bata hasil pembangunan yang dikombinasikan dengan tiO2 sebagai katalis menggunakan bantuan cahaya  sangat efektif dalam menyerap zat warna pada limbah batik.

Keunggulan inovasi ini adalah cukup ekonomis dan ramah lingkungan karena menggunakan limbah yang sudah tidak terpakai.

Sosialisasi Metode Adsorpsi Limbah Batik oleh KKN Undip

Pada Februari 2017, mahasiswa Undip mensosialisasikan metode adsorpsi limbah batik dan jeans di padepokan batik pesisir, Kecamatan Wiradesa, Pekalongan.

Metode adsorpsi ini menyaring limbah tekstil batik atau jeans dengan menggunakan zeolit aktif, karbon aktif, ijuk, kerikil dan pasir.

Menurut salah satu mahasiswi Undip, metode adsorpsi memiliki beberapa keungulan dibandingkan dengan metode filtrasi, koagulasi dan elektrodekolorisasi.

Aksi yang dilakukan mahasiswa dan mahasiswi Undip ini mendapatkan apresiasi dari Sekretaris Bappeda Pekalongan, Abdul Kholiq.

Beliau berharap dapat meningkatkan kerjasama dengan Undip karena pihaknya butuh teknologi dan inovasi yang dikembangkan oleh kampus.

Penyusunan Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM Batik yang Berkelanjutan

Tercatat dalam Jurnal Ilmu Lingkungan Volume 11 Issue 2: 62 – 72 (2013), Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Batik yang berkelanjutan disusun oleh 3 mahasiswa Undip.

Strategi ini disusun untuk mengatasi limbah batik yang terdapat di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo yang merupakan salah satu sentra industri UMKM.

Mengutip dari abstak penelitian tersebut, penyusunan strategi ini dalam perspektif good governance berdasarkan kajian aspek teknis, aspek ekonomi, aspek manajemen dan aspek sosial dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats) dilanjutkan penentuan prioritas strategi dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).

Hasil dari penelitian ini menghasilkan priortas strategi untuk mewujudkan pengelolaan air limbah UMKM Batik, ialah:

  1. Aspek Manajemen: Penyusunan kebijakan dan program pengelolaan air limbah UMKM Batik;
  2. Aspek Teknis: Penentuan lahan untuk Instalasi Pengelolah Air Limbah (IPAL) yang representatif;
  3. Aspek Ekonomi: Swadana UMKM Batik dalam operasional dan perawatan IPAL, dan;
  4. Aspek Sosial: Pembinaan teknis kepada UMKM Batik dalam pengelolaan air limbah.

(Baca selengkapnya Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Batik yang berkelanjutan)

Pembuatan IPAL yang dilakukan oleh Tim dari UGM

Pada 2012, tim yang terdiri dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada membuat IPAL menggunakan bak oil catcher dan filtrasi horizontal.

Proses pengolahan limbah batik ini melalui lima tahapan:

  1. Limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan (sedimentasi) dan equalisasi;
  2. Limbah dialirkan ke dalam bak kontrol yang terbuat dari batu bata yang diplester halus dengan oveflow di bagian atas;
  3. Lalu limbah dialirkan ke bak skimming dengan overflow di bagian bawah;
  4. Lalu dialirkan kembali ke bagian saringan yang menggunakan bahan kawat kasa screen;
  5. Terakhir, ditampung di bak rawa buatan yang telah diisi dengan split, arang aktif, dan zeolit.

Di atas IPAL ini dapat ditanam tumbuhan seperti sri rejeki atau pisang.

Hasil dari proses ini menunjukan bahwa nilai limbah batik telah menurun secara signifikan. Walaupun, kondisinya masih belum memenuhi Baku Mutu Limbah.

Keunggulan IPAL buatan mahasiswa UGM ini adalah nilai ekonomis yang murah, lahan yang efisien karena IPAL dipasang di bawah tanah, jadi di atas IPAL dapat digunakan untuk aktivitas lainnya

pembuatan dan mudah mendapatkan bahan. Selain itu, instalasi ini juga murah, efi sien lahan, karena lahan yang digunakan tidak terlalu luas, hanya 2 m x 6 m. “Bangunan IPAL berada di dalam tanah, permukaan atas bangunan tertutup sehingga rata dengan lahan yang lain. Di atas IPAL dapat digunakan untuk aktivitas lainnya, karena dari luar rata dan sama dengan tanah atau lahan sekitarnya,”

Penutup

Suatu usaha yang telah tumbuh dan berkembang sampai taraf industri selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi juga memiliki dampak mencemari lingkungan jika limbahnya tidak diproses terlebih dahulu.

Sebuah keputusan yang tak elok jika mengejar keuntungan yang besar pada saat ini dengan mewariskan alam yang rusak untuk generasi selanjutnya.

Semoga, kesadaran dalam mengelola limbah terus tumbuh diiringi dengan kemajuan inovasi pembuatan IPAL karena apa yang kita tebar hari ini adalah yang akan kita tuai nanti.

Sumber:

Skripsi dan Penelitian:

“Efektivitas Pengolahan Air Limbah Batik dengan Cara Kimia dan Biologi”

http://ejournal.kemenperin.go.id/dkb/article/view/975

“Pengolahan Biologis Limbah Batik Dengan Media Biofilter”

http://lib.ui.ac.id/detail?id=20309381&lokasi=lokal#horizontalTab2

“Strategi Pengelolaan Air Limbah Sentra UMKM Batik yang Berkelanjutan di Kabupaten Sukoharjo”

http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/viewFile/6748/5517

Artikel:

“Ipal Batik Kini Lebih Murah”

“Mengolah Limba Batik Agar Tak Mencemari Sungai”

kumparan.com/ochi-amanaturrosyidah/mengolah-limbah-batik-agar-tak-mencemari-sungai

“Mahasiswa UI Ciptakan Alat Pengolah Limbah Batik”

/www.ui.ac.id/berita/mahasiswa-ui-ciptakan-alat-pengolah-limbah-batik.html

“Limbah Batik Penyumbang Tersebar Pencemaran Sungai”

daerah.sindonews.com/read/1244882/22/limbah-batik-penyumbang-terbesar-pencemaran-sungai-1506975635

“Limbah Industri Batik Cemari Sungai-sungai di Solo”

www.solopos.com/2017/10/03/limbah-industri-batik-cemari-sungai-sungai-di-solo-856479

“Sumber Air Tercemar, Mahasiswa UII Mengelola Air Limbah Batik Dengan Bahan Dasar Limbah Batu Bata Yang Ramah Lingkungan”

www.uii.ac.id/sumber-air-tercemarmahasiswa-uii-mengelola-air-limbah-batik-dengan-bahan-dasar-limbah-batu-bata-yang-ramah-lingkungan/

“Pencemaran Limbah Batik di Pekalongan Makin Parah”

news.okezone.com/read/2008/07/04/1/124777/pencemaran-limbah-batik-di-pekalongan-makin-parah

“KKN Undip Sosialisasikan Metode Adsorpsi Limbah Batik Pekalongan”

www.undip.ac.id/language/id/archives/5300

“Limbah Industri Batik di Yogyakarta Rusak Mutu Air Sungai”

www.merdeka.com/peristiwa/limbah-industri-batik-di-yogyakarta-rusak-mutu-air-sungai.html

“BLH Yogyakarta Ambil Sampel Limbah Industri Batik”

www.antaranews.com/berita/357873/blh-yogyakarta-ambil-sampel-limbah-industri-batik

Sejarah kontemporer dan Makna 14 Motif Batik Khas Bojonegoro

Fashion Show Batik di Kabupaten Bojonegoro. (Sumber: bojongerokab.go.id)

Bojonegoro adalah sebuah Kabupaten di Jawa Timur yang pada bagian baratnya berbatasan langsung oleh Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini beribukota Bojonegoro, memiliki luas 2.384 km persegi dengan total kepadatan penduduk sebesar 1.437.2010 menurut sensus penduduk pada 2015. Beberapa tahun terakhir Bojonegoro terkenal dengan batik khas Bojonegoro.

Bojonegoro adalah salah satu kabupaten yang sangat aktif dalam melestarikan, mengembangkan dan memajukan kebudayaannya. Terutama budaya membatik. Kabupaten ini pada tahun 2009 telah mengeluarkan motif paten khas Bojonegoro melalui sebuah event festival desain motif batik khas Bojonegoro.

Event budaya tersebut adalah jawaban dan langkah bagi Kabupaten Bojonegoro dalam melestarikan budaya serta menggerakan industri rumahan untuk meningkatkan kehidupan masyarakatnya.

Kesadaran memiliki batik khas Bojonegoro digagas oleh Mahfudhoh Suyoto yang saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro. Mahfudhoh Suyoto adalah tokoh yang aktif dalam memajukan kerajinan dan industri rumahan di Bojonegoro.

Ibu Mahfudhoh Suyoto mengenakan motif batik khas Bojonegoro, Jagung Miji Emas. (Sumber:kanalbojonegoro.com)

Ibu Mahfudhoh Suyoto mengenakan motif batik khas Bojonegoro, Jagung Miji Emas. (Sumber:kanalbojonegoro.com)

Pada pertengahan tahun 2017, Ibu Mahfudhoh Suyoto bersama jajarannya menyelenggarakan sebuah event pemilihan Duta Batik Bojonegoro. Sebuah aksi yang patut diapresiasi dalam memperkenalkan batik-batik khas Bojonegoro.

Kembali kepada Festival Desain Batik Khas Bojonegoro. Kegiatan yang dilaksanakan pada 29 Desember 2009 ini menghasilkan 9 motif batik yang terpilih dan ditetapkan sebagai motif batik khas Bojonegoro.

Kesembilan motif batik khas Bojonegoro itu, di antaranya: Mliwis Mukti, Jagung Miji emas, Parang Lembu Sekar Rinambat, Rancak Thengul, Gatra Rinonce, Sekar Jati, Sata Ganda Wangi, Parang Dahana Mungal dan Pari Sumilak.

Motif-motif di atas menggambarkan ciri khas budaya, geografis, tanaman utama dan berbagai hal yang menyangkut kehidupan di Bojonegoro. Motif batik Bojonegoro ini ditetapkan dengan Keputusan No. 188/50/KEP/412.11/2010 tentang 9 motif batik Jonogoroan.

Pada 2013, Kabupaten Bojonegoro menambahkan motif batik khas Bojonegoro sebanyak 5 motif. Motif-motif ini bernuansa tanaman yang tumbuh di Bojonegoro.

5 motif batik khas Bojonegoroan tersebut bernama Belimbing Lining Lima, Pelem-pelem Sumilar, Sekar Rosella Jonegoroan, Woh Roning Pisang dan Surya Salak Kartika.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sangat aktif dalam membina budaya membatik di daerahnya.

Tidak hanya mematenkan motif khas Bojonegoroan, produksi dan home industri Batik Bojonegoro juga didukung oleh berbagai peraturan yang mendukung ekosistem budaya membatik.

Peraturan-peraturan tersebut ialah:

  1. Mewajibkan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro setiap hari Kamis dan Jumat seperti yang tertuang pada Peraturan Bupati Bojonegoro No. 44 Tahun 2014 Pasal 33.16;
  2. Melaksanakan pelatihan serta pendampingan kepada masyarakat terutama kaum perempuan;
  3. Melaksanakan pengawasan mutu untuk menjaga kualitas batik;
  4. Mewajibkan siswa-siswi di lingkungan Kabupaten Bojonegoro untuk memakai batik khas Bojonegoro satu hari dalam seminggu;
  5. Mempublikasikan Batik khas Bojonegoro kepada tingkat yang lebih luas.

Begitu aktifnya Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro memajukan kebudayaan membatik, harus diapresiasi.

Makna Motif Batik Khas Bojonegoro

Motif-motif yang menjadi ciri khas batik Bojonegoro juga harus diketahui. Agar, nilai-nilai budaya dan makna yang dikandungnya tidak hilang begitu saja.

Penjelasan Motif-motif Batik khas Bojonegoro atau Batik Jonogoroan, sebagai berikut:

Motif Mliwis Mukti

Motif Mliwis Mukti. (Sumber:fitinline.com)

Motif Mliwis Mukti. (Sumber:fitinline.com)

Motif Mliwis Mukti adalah berasal dari kata mliwis yang berarti burung belibis dan mukti yang berarti mulia.

Motif ini mempunyai sangkut paut kepada legenda Prabu Anglingdarmo. Prabu Angling Darmo adalah Raja Negara Malowopati yang konon daerah itu sekarang adalah Bojonegoro.

Prabu Anglingdarmo dapat menjelma sebagai burung belibis, karena itu pula motif ini memiliki sangkut paut kepada Prabu Anglingdarmo.

Ragam hias utama motif ini adalah sayap burung mliwis dan ujung tombak yang diapit nyala api.

Motif Sekarjati

Motif Batik Khas Bojonegoro Sekarjati. (Sumber:fitinline.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Sekarjati. (Sumber:fitinline.com)

Motif Sekarjati adalah motif yang beragam hias utama daun jati.

Kabupaten Bojonegoro terkenal sebagai daerah penghasil kayu jati.

Oleh karena itu, motif batik Sekarjati tercipta.

Pohon jati juga dianggap sebagai pohon yang mulia karena dari sisi ekonomi yang bernilai tinggi dan sisi filosifi yang melindungi dalam waktu yang sangat lama.

Motif Gatra Rinonce

Motif Gatra Rinoce. (Sumber:fitinline.com)

Motif Gatra Rinoce. (Sumber:fitinline.com)

Motif batik Gatra Rinonce adalah motif yang juga menggambarkan kekayaan alam Bojonegoro.

Gatra adalah singkatan dari kata gas dan patra (minyak). Gas dan patra adalah salah satu kekayaan bumi Bojonegoro.

Ragam hias utama motif ini adalah sulur dan bunga yang saling berhubungan dalam kesatuan bentuk.

Pada desainnya, motif ini berwarna hijau dan kuning yang melambangkan kemakmuran, kemudaan dan keindahan.

Motif Jagung Miji Emas

Motif Batik Jagung Miji Emas (Sumber:jktr.blogspot.com)

Motif Batik Jagung Miji Emas (Sumber:jktr.blogspot.com)

Motif batik Jagung Miji Emas adalah motif yang bergambar tongkol jagung sebagai ragam hias utamanya.

Dalam bahasa Jawa sendiri, jagung miji emas berarti Jagung yang berbiji emas.

Sebuah pengharapan dan doa bagi Kabupaten Bojonegoro dan pemakainya untuk mendapatkan hidup yang makmur dan sejahtera.

Motif Lembu Sekar Rinambat

Motif Lembu Sekar Rinambat. (Sumber: kholis-modif.blogspot.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Lembu Sekar Rinambat. (Sumber: kholis-modif.blogspot.com)

Motif batik Lembu Sekar Rinambat menggambarkan kekayaan Kabupaten Bojonegoro sebagai daerah yang banyak peternak sapinya.

Motif ini mempunyai ragam hias utama berupa dua kepala sapi yang saling bertumpuk dan bunga yang menjalar.

Motif Pari Sumilak

Motif Batik Khas Bojonegoro Pari Sumilak (Sumber: nizarazur.blogspot.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Pari Sumilak (Sumber: nizarazur.blogspot.com)

Motif batik Pari Sumilak adalah gambaran ladang padi yang siap dipanen.

Motif ini bermakna kesejateraan dan kemakmuran.

Ragam hias utama motif ini adalah seikat gabah yang melengkung karena telah terisi penuh.

Motif Rancak Thengul

 

Motif Batik khas Bojonegoro Rancak Thengul. (Sumber: ferlyarvidia.blogspot.com)

Motif Batik khas Bojonegoro Rancak Thengul. (Sumber: ferlyarvidia.blogspot.com)

Motif batik Rancak Thengul menggambarkan seni pewayangan khas Bojoneogoro, yaitu Wayang Thengul.

Wayang Thengul sendiri berupa wayang yang terbuat dari kayu yang berbentuk tiga dimensi. Lakon wayang Thengul biasanya mengisahkan cerita Menak dan Panji.

Motif ini merupakan salah satu upaya melestarikan Wayang Thengul.

Ragam hias utamanya adalah Wayang Thengul yang dideretkan dan dipadu dengan ornamen lain yang membentuk garis horizontal.

Motif Sata Ganda Wangi

Motif Batik Khas Bojonegoro Sata Ganda Wangi (Sumber: jrtr-smart.blogspot.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Sata Ganda Wangi (Sumber: jrtr-smart.blogspot.com)

Motif batik Sata Ganda wangi adalah motif yang menggambarkan kejayaan pertanian tembakau di Kabupaten Bojonegoro.

Dalam bahasa Jawa, sata ganda wangi bermakna tembakau yang beraroma harum.

Master disain motif ini berwarna kombinasi hijau dan putih sebagai latarnya.

Motif Dahana Mungal

Motif Batik Dahana Mungal. (Sumber: batikmagazinebjn-theme.blogspot.com)

Motif Batik Dahana Mungal. (Sumber: batikmagazinebjn-theme.blogspot.com)

Motif batik Dahana Mungal adalah motif yang menggambarkan objek wisata Kayangan Api.

Objek Wisata Kayangan Api adalah sumber api abadi yang berada di desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem.

Dahana Mungal sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti api yang menyala.

Motif Belimbing Lining Lima

Motif Batik Belimbing Lining Lima. (Sumber: batikku.info)

Motif Batik Belimbing Lining Lima. (Sumber: batikku.info)

Motif batik Belimbing Lining Lima menggambarkan kekayaan Kabupaten Bojonegoro sebagai penghasil belimbing.

Motif Pelem-pelem Sumilar

Motif Batik Pelem Sumilar (Sumber:bukalapak.com)

Motif Batik Pelem Sumilar (Sumber:bukalapak.com)

Motif batik Pelem-pelem Sumilar menggambarkan buah mangga yang dihasilkan di Kabupaten Bojonegoro.

Buah mangga di Bojonegoro utamanya berjenis mangga gadung.

Mangga gadung dari Bojonegoro itu sudah terkenal di kota-kota besar di Indonesia.

Motif Sekar Rosella Jonegoroan

Motif Batik Sekar Rosella. (Sumber: musyafka.blogspot.com)

Motif Batik Sekar Rosella. (Sumber: musyafka.blogspot.com)

Motif batik Sekar Rosella Jonegoroan adalah menggambarkan bunga Rosella.

Bunga Rosella adalah bunga yang pada beberapa tahun belakangan ini terkenal sebagai obat bagi berbagai macam penyakit.

Motif Woh Roning Pisang

Motif Batik Khas Bojonegoro Woh Roning Pisang. (Sumber: sumbersaribatik.com)

Motif Batik Khas Bojonegoro Woh Roning Pisang. (Sumber: sumbersaribatik.com)

Motif batik Woh Roning Pisang menggambarkan buah pisang susu.

Batik ini memiliki ragam hias utama buah pisang dan daun pisang yang menjadi kesatuan.

Motif Surya Salak kartika

Motif Surya Salak Kartika. (Sumber:tokopedia.com)

Motif Surya Salak Kartika. (Sumber:tokopedia.com)

Motif batik Surya Salak Kartika adalah motif yang menggambarkan Bojonegoro sebagai penghasil salak.

Buah salak asli Bojonegoro yang terkenal itu di Desa Wedi dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Kapas.

Penutup

Keaktifan Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro sangat patut diapresasi dan dijadikan contoh.

Perkembangan dan pemajuan budaya membatik di sana juga tidak hanya dalam segi pelestrian namun juga penggenjot kreativitas dan inovasi warga Bojonegoro.

Semoga apa yang telah dibangun dan dirintis menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat, pelestarian dan pemajuan kebudayaan dan tetap merawat lingkungan.

Sumber:

Anshori, Yusak, Adi Kusrianto (2011) Keeksotisan Batik Jawa Timur: Memahami Motif dan Keunikannya. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo

“Batik Bojonegoro” sumber: alvikasanatin.wordpress.com/kabupaten-bojonegoro/batik-bojonegoro/

“Batik Jonegoroan” sumber: jawatimuran.net/2016/10/10/batik-jonegoroan/

“Mahfudhoh Suyoto Buka Pemilihan Duta Batik Bojonegoro” sumber: www.kanalbojonegoro.com

Rafi Abdurrahman Ridwan: Disabilitas Bukanlah Batas

Rafi Jakarta Fashion Week 2011

Perjalanan Rafi Abdurrahman Ridwan menapaki karirnya sebagai fashion designer adalah contoh bagi para penyandang disabilitas untuk terus meraih cita-citanya. Rafi yang sejak lahir penyandang tuna rungu (tidak dapat mendengar) berhasil menjadi seorang fashion designer yang diakui dunia. Tentu perjalanannya sebagai soerang designer fashion kelas dunia bukan tanpa hambatan, namun ia terus maju untuk menggapai cita-citanya.

Rafi Abdurrahman Ridwan, berfoto bersama model yang mengenakan busana rancangannya. (Sumber: Dok pribadi Rafi)

Rafi Abdurrahman Ridwan, berfoto bersama model yang mengenakan busana rancangannya. (Sumber: Dok. pribadi Rafi)

Kisah inspiratif ini bermula ketika karya-karya Rafi sangat diapresiasi oleh orang-orang sekitarnya. Sampai seorang fashion designer Indonesia,  Barli Asmara mengajaknya berkolaborasi membuat pagelaran fashion. Setelah pagelaran tersebut, namanya semakin dikenal masyarakat sebagai seorang designer fashion yang berpotensi. Pengakuan sebagai designer berprestasi juga diutarakan oleh Tyra Banks, supermodel dari Amerika Serikat. Semua itu ia dapatkan ketika umurnya baru menginjak 11 tahun.

Karya-karya Rafi menuai pujian berbagai kalangan fashion. Di antara karya-karya tersebut, Rafi menggunakan kain tenun Indonesia. Sebuah cara pandang yang luar biasa. Ia berkarya dalam lingkup internasional dengan membawa budaya Indonesia atau kain tenun Indonesia khususnya. Sungguh inspiratif.

Bagaimana lengkapnya kisah inspiratif Rafi Abdurrahman Ridwan, sila disimak!

Masa Kecil dan Mulai Menumbuhkan Minat Merancang Busana

Ketika sang ibu hamil, beliau terserang virus rubella. Virus ini berakibat buruk pada janin yang dikandung, namun untuk sang ibu tidak terlalu berpengaruh. Kedua orang tuanya terus berjuang bersama-sama merawat janinnya. Lahirlah Rafi dalam kondisi tuna rungu.

Rafi beruntung mempunyai keluarga yang sangat mendukung dan melindunginya. Ia tumbuh sebagai anak yang aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Suatu saat, ia bertanya kepada ibunya apa itu suara.

Mendengar pertanyaan sang anak, ibunya menjadi bingung. Ibunya pun menjawab bahwa suara itu sama seperti warna. Ada biru, hijau, merah dan sebagainya.

Rasa ingin tahu Rafi yang tinggi itu pula yang memperkenalkan dirinya dengan dunia design. Ia bertanya kepada ibunya mengapa karakter Ariel dalam serial “Little Mermaid” memakai baju yang berbeda dan tidak berpakaian seperti perempuan lainnya.

Ibunya kembali bingung. Namun, ibunya meminta Rafi untuk membuatkan pakaian yang bagus untuk Ariel.

Berawal dari sketsa baju Ariel, bakat design Rafi terlihat.

Rafi menggambar sketsa rompi, jaket dan gaun untuk Ariel.

Sebuah pemandangan yang berbeda bagi karya anak-anak yang baru berumur 2 tahun.

Suatu hari, Rafi menuliskan 2 permintaan melalui surat untuk Tuhan.

Pertama, ia ingin bisa mendengar.

Kedua, ia ingin membuat pagelaran busana miliknya di hari ulang tahunnya.

Rafi Abdurrahman Ridwan Memulai Karier Sebagai Perancang Busana

Potensi Rafi sebagai perancang busana mulai dilihat oleh perancang busana Indonesia, Barli Asmara di Jakarta Food and Fashion Festival. Barli terkesan dengan karya Rafi dan mengundang Rafi workshop pirbadinya.

Undangan itu berbuah manis. Pada tahun 2011, perhomonan Rafi untuk membuat pagelaran busana miliknya di hari ulang tahunnya terkabul. Rafi berhasil menggelar Eastern Everland Fashion Show bersama Barli Asmara bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-9.

Busana Rancangan Rafi yang menggunakan kain tenun daerah. (Sumber:Dok. Pribadi)

Busana Rancangan Rafi yang menggunakan kain tenun daerah. (Sumber:Dok. Pribadi)

Pada tahun yang sama, Rafi mendapatkan perhatian dari seorang pengusaha dan pendiri LC Faoundation, Lia Candrasari.

Beliau memperkenalkan Rafi dengan Nonita Respati dan Ariani Pradjasaputra.

Rafi berkolaborasi dengan keduanya. Kolaborasi itu dinamakan PAR.

Kolaborasi itu turut serta pada Jakarta Fashion Week 2011 yang bertajuk Echoes of Heritage.

Pada pagelaran itu, Rafi membuat busana yang fun dan casual menggunakan bahan batik yang berasal dari berbagai kota penghasil batik.

Busana yang dirancang Rafi, menggunakan perpaduan kain tenun.

Busana yang dirancang Rafi, menggunakan perpaduan kain tenun.

Rafi Abdurrahman Ridwan mulai menapaki dunia fashion internasional dengan berkontribusi dalam Indonesia Festival Melbourne pada 2012.

Pada acara yang diliput banyak media Australia itu membuat namanya dikenal oleh super model dunia sekaligus juri acara pencarian bakat mode di Amerika, Tyra Banks.

Karya Rafi dalam America’s Next Top Model dan pujian Tyra Banks

Tidak disangka, pagelaran Rafi di Melbourne membawanya kepada kesempatan yang lebih tinggi. Ia dihubungi oleh manajer Tyra Banks untuk menjadi wardrobe pada final America’s Next Top Model Cycle 20 Boys & Girls yang diadakan pada Agustus 2013 di Bali.

Ibunya sempat terkaget-kaget dan tidak percaya dihubungi oleh manajer Tyra Banks.

Dalam kesempatan itu, Rafi diminta untuk membuatkan 7 pasang pakaian untuk dipakai pada sesi pemotretan.

Busana itu didominasi warna hijau, yang membuat khawatir sang ibu karena sesi pemotretan berada di hamparan sawah. Warna sawah dan hijau berwarna senada, sehingga dibutuhkan keahlian yang membuat busana terlihat indah dengan latar senada.

Kekhawatiran lainnya adalah Rafi belum memiliki penjahit yang professional. Sedangkan, 7 pasang pakaian itu harus selesai dalam waktu 3 minggu.

Namun, Rafi membuktikan kualitasnya dengan mampu memenuhi permintaan dan menjaga kepercayaan Tyra Banks.

Tyra Banks memuji karya-karya Rafi. (Sumber: Dok. Pribadi)

Tyra Banks memuji karya-karya Rafi. (Sumber: Dok. Pribadi)

Atas kepiawannya itu, Rafi menuai pujian. Salah satunya dari Tyra Banks. Tyra mengupload fotonya dengan tulisan “To Rafi The Newst, finest fashion designee in the world (And the youngest!)

Dalam kesempatan yang lain, Tyra Banks juga menuliskan:

So, this is Rafi. Rafi is from Jakarta. Rafi is a prodigy. At 9 years old, he had his first collection fashion week, here in Indonesia. And now he is 11. Rafi is also deaf, yes. And is an amazing prodigy,”

Setelah kesempatan America’s Next Top Model 2013, Tyra terus mengamati perkembangan Rafi. Sekadar ingin tahu, apa ia benar-benar produkif atau hanya bergantung mood.

Baju rancangan Rafi yang digunakan untuk photoshoot model internasional. (Sumber: Dok Pribadi)

Baju rancangan Rafi yang digunakan untuk photoshoot model internasional. (Sumber: Dok Pribadi)

Semoga harapan Tyra terwujud karena hingga sampai saat ini, Rafi terus melakukan pagelaran busana dari tahun ke tahun.

Penghargaan dalam Bidang Fashion Designer

Pada tahun 2016, Rafi mendapatkan Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2016 kategori Anak dan Remaja. Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi adalah acara yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Piagam Rafi dari Museum Rekor Dunia Indonesia

Piagam Rafi dari Museum Rekor Dunia Indonesia. (Sumber. Dok Pribadi)

Rafi dinilai mempunyai kapasitas sebagai penerima penghargaan ini karena kiprahnya dalam dunia merancang busana dan menggunakan kain-kain tradisional Indonesia pada karya-karyanya.

Rafi juga menerima penghargaan dari Museum Rekor Repulik Indonesia sebagai Perancang Busana Tuna Rungu Termuda Berprestasi International Sejak Umur 9 Tahun pada tahun yang sama.

Penghargaan-penghargaan Rafi lainnya sebagai perancang busana di antaranya:

  1. First Winner for International Young Figures (Tokoh Muda Mendunia) dari Seputar Indonesia Award pada April 2014;
  2. First Winner for Breakthrough People Award Category Fashion Designer Awarded by dari Dreamers Network pada Februari 2015;
  3. Think Big Appreciation dari AJE Indonesia pada Juli 2015;
  4. Mom & Kids Award dari MNC TV kategori Anak Hebat pada Desember 2015.

Menjadi Motivator

Rafi tidak hanya piawai merancang busana, tapi juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi.

Sejak 2014, ia menjadi motivator untuk AXA Finansial di Bandung juga motivator untuk Asian Law Student Association (ALSA) Care University of Indonesia.

Beberapa kegiatan sosial yang ia ikuti adalah Voice of Children Concert, Charity Fashion Show for UNHCR Jakarta, California Deaf Festival, Los Angeles, AS.

Penutup

Perjalanan hidup dan karier Rafi Abdurrahman Ridwan ini adalah kisah inspiratif yang sangat menggugah semangat.

Dalam keterbatasan fisiknya, Rafi mampu mengembangkan minat dan bakatnya hingga mendapat pengakuan dunia.

Seperti yang dikutip dalam Buku Profil Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2016. Rafi berpesan.

“Anak dan remaja Indonesia harus berani bermimpi setingi-tingginya agar mampu mewujudkan apa yang jadi impian.”

Semoga, kisah ini dapat menginspirasi para pembaca.

Biodata Rafi Abdurrahman Ridwan

  • Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Juli 2002
  • Anak ke                       : 1 dari 3 bersaudara
  • Agama                         : Islam
  • Orang Tua                   : Mohamad Ridwan & Shinta Ayu Handayani

Pendidikan

  • 2004 – 2009       : TKLB (Taman Kanak-kanak Luar Biasa) Santi Rama Kramat
  • 2009 – 2012       :  Homeschooling Kak Seto Jatibening
  • 2012 – 2015       : SDLB B Santi Rama
  • 2015 – present   : SMPLB B Santi Rama

Prestasi

  • Jul 2011                 : Eastern Everland Fashion Show
  • Sep 2011               : Echoes of Heritage Jakarta Fashion Week
  • Jul 2012                 : Lovely Moments For Lovely Kids
  • Sep 2012               : Indonesia Festival Melbourne
  • Jun 2013                : Indonesia Creative Week
  • Jun 2013                : This-able Festival Fashion Show
  • Aug 2013               : America Next Top Model Cycle 20 Boys & Girls
  • Nov 2013               : CRAFINA Fashion Show
  • May 2014               : Sirena Del Sur Fashion Show, JFFF Kelapa Gading
  • Aug – Sept 2014     : Inspiring Roadshow 7 kota besar di Indonesia untuk AXA Finansial Indonesia
  • Oct 2014                 : Mercedes Benz Asia Fashion Week di Kuala Lumpur Malaysia
  • Nov 2014                : Motivator dan Minishow untuk AXA FInansial di Bandung
  • Nov 2014               : Motivator ALSA (Asian Law Student Association) Care University of Indonesia
  • Des 2014                 : Indonesia Fashion Foward – MNC Fashion
  • Oct 2015                 : Voice of Children Concert, Charity Fashion Show for UNHCR Jakarta
  • Oct 2015                 :California Deaf Festival, Los Angeles US Mercedes Benz El Paso Fashion Week

Project

  • Apr 2015                   : Seragam Batik TELKOMSEL
  • Mei 2015                   : Seragam & Atribut MIRACLE ASTHETIC CLINIC

Penghargaan

  • Apr 2014, First Winner for International Young Figures (Tokoh Muda Mendunia) awarded by Seputar Indonesia Award
  • Feb 2015, First Winner for Breakthrough People Award  Category Fashion Designer awarded by Dreamers Network
  • July 2015, Think Big Appreciation – AJE Indonesia
  • Des 2015, Mom & Kids Award  MNC TV kategori Anak Hebat
  • Jan 2016, Rekor MURI sebagai Perancang Busana Tuna Rungu Termuda berprestasi International sejak umur 9 tahun
  • September 2016, Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2016

Sumber:

“Rafi Abdurrahman Ridwan: Anak Indonesia Harus Berani Bermimpi”

kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/2016/09/28/rafi-abdurrahman-ridwan-anak-indonesia-harus-berani-bermimpi

“Rafi Ridwan: Disainer Muda Indonesia yang Mendunia”

www.youngster.id

“Rafi Ridwan, Desainer Cilik Indonesia Perancang Busana America’s Next Top Model”

https://blog.ruangguru.com/rafi-ridwan-desainer-cilik-indonesia

“Rafi Ridwan: Desainer Tuna Rungu Belia yang Disanjung Tyra Banks”

https://indonesiaproud.wordpress.com/

“Rafi Ridwan, Desainer Muda Indonesia yang Karyanya Dipakai Selebriti Dunia”

http://jabar.tribunnews.com/2017/07/14/rafi-ridwan-desainer-muda-indonesia-yang-karyanya-dipakai-selebriti-dunia

RESENSI BUKU: Melihat Rekam Jejak Pertumbuhan Industri Batik di Desa Kauman, Solo

Cover Buku Batik Tulis Tradisional Kauman, Solo.

· Judul : Batik Tulis Tradisional Kauman, Solo: Pesona Budaya nan Eksotik

· Penulis : Hariyanto Atmojo

· Tahun Terbit : 2008

· Penerbit : Tiga Serangkai

· Kota Terbit : Solo

· Jumlah Halaman: 107 hlm

Indonesia terkenal dengan kaya akan budaya. Salah satu hasil budaya Indonesia yang terkenal di dunia adalah batik. Batik mendapatkan pengakuan UNESCO (United Nation Educational Scientific and Cultural Organization) sebagai Warisan Kemanusian untuk Budaya Lisan Takbenda (Masterpieces of the Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity) pada 2008.

Pengakuan dari UNESCO tersebut tidak lepas dari arti batik dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Batik hadir dalam setiap upacara tahapan hidup manusia. Dari kelahiran, pernikahan hingga kematian , batik mempunyai tempat yang tak tergantikan.

Batik tidak hanya sekadar kain yang bermotif. Namun, batik adalah teknik pembuatan yang melingkupi semua proses pembuatan dan alat-alat pembuatan batik. Teknik dan alat-alat pembuat batik di Kepulauan Nusantara ini sangat unik. Oleh karena itu batik diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan Takbenda dari Indonesia.

Sampai saat ini, masih banyak Informasi-informasi yang dapat digali dari kekayaan budaya ini. Walaupun sudah cukup banyak buku-buku yang mengkaji dari berbagai sisi, seperti sisi sejarah, budaya, ekonomi dan lingkungan.

Buku Batik Tulis Tradisional Kauman, Solo: Pesona Budaya nan Eksotik membahas bagaimana kondisi home industry batik di Desa Kauman dan pertumbuhan pariwisatanya.

Buku ini kaya akan foto-foto Desa Kauman pada tahun 2008. Setiap sudut, masyarakat, serta bangunan-bangunan bersejarahnya tidak luput dari pengamatan 4 orang kameramen yang berkontribusi dalam pembuatan buku ini.

Batik Solo sepertinya adalah topik utama dalam buku ini. Pembaca akan mengenali motif-motif batik sarat makna dan proses pembuatannya di Desa Kauman. Perkembangan industri rumahan batik juga digambarkan dengan foto kondisi toko batik yang modern dan beragamnya model pakaian berbahan dasar batik.

Namun, apa yang menjadi sebuah ciri khas batik di Kauman belum dijelaskan melalui buku ini. Apakah ada perbedaan antara batik di Kauman dengan batik di Laweyan? Walaupun keduanya tumbuh di tempat yang berbeda, tapi keduanya sama-sama memproduksi batik khas Surakarta.

Sepertinya penulis ingin menyajikan informasi melalui foto-fotonya karena tulisan cukup sedikit di sebuah buku yang total halamannya mencapai 100. Memang tulisan yang sedikit ini membuat pembaca fokus memperhatikan foto-foto yang sangat kaya. Walaupun dengan tulisan yang cukup sedikit, tapi membantu pembaca untuk mengenali batik Solo.

Keringkasan tulisan di buku ini seperti bumerang. Foto-foto yang banyak tanpa adanya informasi yang kaya seakan hanya membuat pembaca mengenali lapisan luar saja. Seperti membedakan motif batik, cara pembuatan batik, perkembangan home industry dan wisata.

Masih banyak yang membuat pembaca penasaran. Misalnya, apakah ada kaitannya antara latar belakang masyarakat Kauman sebagai santri dengan produksi batik di sana? Lalu bagaimana sejarahnya industri batik di Kauman. Perlu rasanya mengetahui kondisi pasang dan surut industri itu hingga sampai pada masa kini.

Pada bagian home stay merangsang saya untuk mengetahui bagaimana perkembangan desa wisata di sana. Rasanya tidak cukup mengulas satu homestay tanpa mengetahui latar belakang dan konteksnya. Pertanyaan yang langsung terbersit di benak saya.

Siapakah pelopor yang membuat Desa Kauman sebagai desa wisata? Sejak kapan Desa Kauman mulai tumbuh kesadaran membangun desa wisata? Kira-kira itu pertanyaan itu yang muncul dibenak saya ketika selesai membaca buku ini.

Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, saya menyarankan menaruh buku ini di sebuah meja tamu atau tempat menunggu. Tidak memerlukan waktu lama membaca informasi di buku ini, namun kita sudah dapat mengenali karakteristik ragam hias dan motif batik-batik yang memiliki makna mendalam.

Setiap pekerjaan yang membangun harus diapresiasi dan disempurnakan. Masih banyak yang dapat digali dari batik, khususnya batik Desa Kauman. Tentu kita semua berharap akan ada karya-karya selanjutnya yang mengingatkan kita kembali kekayaan budaya yang telah diwarisi nenek moyang kita. Semoga.

Mari lihat artikel sejarah singkat batik di Desa Kauman.

Sejarah Batik Kampung Kauman: Ikon Industri dan Wisata Batik di Kota Solo

Gerbang Kampung Batik Kauman (Sumber:Ceritasondha.wordpress.com)

Sejarah batik di Kampung Kauman tidak lepas dari peran abdi-abdi dalem keraton Kasunanan Surakarta dan perkembangan kota Solo. Diawali pada 1757, ketika Paku Buwono III membangun masjid Agung. Para santri dan abdi dalem keraton tinggal di sekitar masjid Agung.

Para abdi dalem yang tinggal di sana juga membatik dan  menjual batik-batiknya. Seiring dengan pertumbuhan pasar-pasar di sekitar Kota Solo, seperti pasar Klewer membuat produksi semakin bertambah.

Bangunan semen tua yang dihiasi oleh batik-batik produksi di kampung serta becak-becak yang menjadi sarana berkeliling di sana.

Foto ini menggambarkan keseharian Kampung Kauman di Solo. Bangunan semen tua yang dihiasi oleh batik-batik produksi di kampung serta becak-becak yang menjadi sarana berkeliling di sana. (Sumber: Yogyakarta.panduanwisata.id)

Pertumbuhan itu menimbulkan banyaknya pengrajin dan saudagar batik. Hal itu membuat Kampung Kauman memiliki bangunan-bangunan khas para saudagar batik. Bangunan khas saudagar yang megah dan luas.

Tata letak bangunan di daerah ini juga unik dengan banyaknya bangunan-bangunan bergaya Jawa, Art Deco, Tionghoa dan Timur Tengah yang dilalui oleh gang dan jalan-jalan sempit.

Sampai saat ini pun, geliat industri batik di kampung Kauman masih berjalan. Beberapa tempat pembuatan baik membuat sesi workshop bagi wisatawan yang sekadar mampir atau mencari batik di kampung ini. Bahkan, hingga memiliki museum sendiri.

Mari kita simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Sejarah Batik Kampung Kauman

Perkembangan daerah kampung Kauman tidak lepas dari pembangunan Masjid Agung pada 1757. Para abdi dalem pengurus masjid membangun perkampungan di sekitar Masjid Agung. Kampung ini lama-lama disebut Kampung Kauman karena kampung ini tempat berkumpulnya abdi dalem pengurus masjid dan ulama.

Foto Masjid Agung Surakarta dan tempat sekitarnya. Tanggal foto diambil tidak diketahui

Foto Masjid Agung Surakarta dan tempat sekitarnya. Tanggal foto diambil tidak diketahui. (Sumber: Wikipedia.org)

Pada awalnya pembuatan batik dibuat oleh istri-istri abdi dalem untuk kebutuhan keraton. Namun, dengan perkembangan pasar di sekitar Kota Solo membuat kebutuhan batik semakin meningkat. Produksi semakin bertambah dan menyerap banyak tenaga pembatik.

Seiring dengan banyaknya penjualan batik, membuat para saudagar batik semakin kaya raya. Sehingga mereka saling membuat bangunan megah pada sekitar tahun 1800 – 1900an.

Ciri khas produksi batik Kampung Kauman menguatkan citra sebagai penyedia batik bagi keraton. Hal tersebut sama seperti Kampung Laweyan. Pada zaman itu daerah-daerah lain juga memiliki ciri khas karena hasil produksi.

Foto yang diambil dari sebuah koran atau buku ini menggambarkan gerbang Kampung Kauman. Terlihat lambang Muhammadiyah di atas gerbang. Selain penghasil batik, Kampung Kauman tempat tumbuhnya ajaran Muhammadiyah

Foto yang diambil dari sebuah koran atau buku ini menggambarkan gerbang Kampung Kauman. Terlihat lambang Muhammadiyah di atas gerbang. Selain penghasil batik, Kampung Kauman tempat tumbuhnya Muhammadiyah. (Sumber: tomy-go-blog.blogspot.com)

Misalnya, Kampung Gerjen yang menyediakan kebutuhan jahitan bagi keraton, Kampung Bladan yang menyediakan kebutuhan kue bagi keraton, dan Kampung Blodiran yang menyediakan kebutuhan bordiran untuk keraton.

Nama-nama pengusaha batik yang hidup di Kampung Kauman dapat kita lihat dari tulisan yang terpampang di dinding bangunan. Seperti rumah yang cukup megah dengan tulisan “Dasoeki”di salah satu dinding dan di bawahnya terdapat tulisan tahun “1828”.

Foto gang di Kampung Kauman. Bangunan di gambar ini adalah rumah kuno pengusaha batik di Kauman tempo dulu. (

Foto gang di Kampung Kauman. Bangunan di gambar ini adalah rumah kuno pengusaha batik di Kauman tempo dulu. (Sumber:Yogyakarta.panduanwisata.id)

Beberapa pengusaha batik yang telah membuat batik sejak tahun 1800an  masih memiliki generasi yang  menggeluti bidang itu. Seperti Bapak Gunawan Setiawan yang merupakan cicit dari Haji Abu Umar, salah satu produsen batik di Desa Kauman.

Kekhasan Batik Solo

Motif atau ragam hias batik Solo memiliki dua jenis yang dibedakan dari geometris gambar. Jenis motif geometris adalah motif benji, ceplok, kawung, nitik dan garis miring. Motif non geometris adalah motif semen, buketan dan terang bulan.

Ciri khas batik Solo tradisional dapat dilihat dari penggunaan warna dalam pembuatannya. Batik Solo tradisional menggunakan pewarna yang berbahan dasar kulit pohon Soga yang menghasilkan warna hitam, cokelat, cokelat kemerahan. Lebih lanjut mengenai pewarna batik dapat mengunjungi artikel ini.

Motif-motif batik yang telah dikenal sejak zaman dahulu mengandung makna dan harapan. Makna dan harapan si pembatik disimbolkan oleh gambar-gambar seperti sayap burung, ayam betina, bunga, alat musik, dan lain-lain.

Berikut, makna motif-motif batik khas Solo:

Motif Wahyu Temurun. (Sumber: nlyliyani.wordpress.com)

  • Motif Wahyu Temurun bermakna harapan menerima wahyu dari Tuhan YME, mendapatkan kenaikan pangkat atau penghargaan atasan, kehidupan yang lebih baik dan rezeki yang melimpah;

Motif Batik Sidomulyo. (Sumber: batikdan.blogspot.com)

  • Motif Sidomulyo bermakna mendapatkan kebahagiaan, batin yang tentram dari Tuhan YME. Motif ini cocok digunakan pada saat upacara pernikahan dan kelahiran;

(Pemakaian batik pada upacara pernikahan dapat dilihat di tautan ini)

Motif batik Srikaton. (Sumber:Nlyliyani.wordpress.com)

  • Motif Sri Katon bermakna kesuburan dan kemakmuran. Seperti yang terlihat dari gambar tangkai dengan bulir-bulir padi;
Motif Batik Semen Rante

Motif Batik Semen Rante. (Sumber:Bajumodelbaru.biz)

  • Motif Semen Rante bermakna lmbang ikatan yang kokoh dan kuat;
Motif Satrio Manah

Motif Satrio Manah. (Sumber:tipsperawatancantik.com)

  • Motif Satrio Manah bermakna seseorang/kesatria yang bekerja untuk mencapai sasaran atau tujuan. Gambar burung dan bunga diibaratkan sebagai sasaran sang kesatria;
Motif Batik Raturatih

Motif Batik Raturatih (sumber:nlyliyani.wordpress.com)

  • Motif Ratu Ratih bermakna kesetiaan seorang istri kepada suami yang mengandung harapan, pesan, niat dan iktikat yang baik serta luhur;
Motif Batik Gajah Birowo (Sumber:Jejakbatik.blogspot.com)

Motif Batik Gajah Birowo (Sumber:Jejakbatik.blogspot.com)

  • Motif Gajah Birowo bermakna kepemimpinan. Motif ini dipakai oleh para Bupati di lingkungan Mangkunegaranl;
Motif atau ragam hias pisang bali yang berkembang di Surakarta.

Motif atau ragam hias Pisan Bali yang berkembang di Surakarta.

  • Motif Pisan Bali mempunyai gambar utama sebuah gendhing dari Bali menurut K.R.T. Hardjonagoro. Motif ini memiliki makna keselamatan dan kebahagiaan abadi;

(Biografi singkat KRT Hardjonagoro dapat dilihat di tautan ini!)

Motif Batik Tambal Pamiluto

Motif Batik Tambal Pamiluto. (Sumber:umzaragallery.wordpress.com)

  • Motif Tambal Pamiluto bermakna sumber kehidupan. Corak ini hanya dipakai oleh orang-orang tertentu;
Motif Batik Udan Liris (Sumber:Pinterest.com)

Motif Batik Udan Liris (Sumber:Pinterest.com)

  • Motif Udan Liris yang mempunyai arti hujan gerimis dan simbol dari harapan untuk mendapatkan kesuburan dan kemakmuran;
Motif Batik Wirasat Delimo. Terlihat ragam hias Cakar, Ceplok, Sidomulyo dan Sidomukti. (Sumber: nisyacin.blogdetik.com)

Motif Batik Wirasat Delimo. Terlihat ragam hias Cakar, Ceplok, Sidomulyo dan Sidomukti. (Sumber: nisyacin.blogdetik.com)

  • Motif Wirasat Delimo yang berisikan berbagai motif seperti Truntum, Cakar, Sidomukti dan Sidoluhur bermakna keadaan yang menjadi dambaan manusia;
  • Motif Wirasat Buntal juga memiliki arti yang sama dengan motif Wirasat Delimo;
Motif Batik Babon Angrem (Sumber: barangtempodoeloe.com)

Motif Batik Babon Angrem (Sumber: barangtempodoeloe.com)

  • Motif Babon Angrem yang memiliki gambar utama seekor ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Motif ini mengandung harapan kesuburan, keturunan, kemakmuran danal kehidupan. Motif ini sering digunakan pada upacara kelahiran adat Jawa;

(Pemakaian batik dalam upacara kelahiran adat Jawa dapat dilihat di tautan ini!)

  • Motif Kantil bermakna kesetiaan pada janji dan teguh pada iman dan prinsip;
Motif Batik Satria Wibowo. (Sumber. tokopedia.com)

Motif Batik Satria Wibowo. (Sumber. tokopedia.com)

  • Motif Satrio Wibowo memiliki harapan membawa kemuliaan, kemasyhuran, keluruhan dan kekuasaan dari Tuhan YME;
Motif Batik Canthel. Digambar ini canthel yang ada di atas. gambar ini juga menggunakan warna-warna selain warna dari pewarna Sogan.

Motif Batik Canthel. Digambar ini canthel yang ada di atas. gambar ini juga menggunakan warna-warna selain warna dari pewarna Sogan. (Sumber:pintrest.com)

  • Motif Canthel bermakna arti terkait dan ikatan;
Batik cap colet motif Truntum Srikuncoro

Batik cap colet motif Truntum Srikuncoro

  • Motif Truntum bermakna ketentraman dalam hidup berumah tangga dan saling menuntun. Gambar utama motif ini adalah bunga-bunga kecil yang memenuhi seluruh kain batik;
Motif Batik Parang Kusuma (Sumber: Nlyliyani.wordpress.com)

Motif Batik Parang Kusuma (Sumber: Nlyliyani.wordpress.com)

  • Motif Parang Kusuma bermakna keharuman nama;
Motif Batik Cakar (Sumber: batikdku.blogspot.com)

Motif Batik Cakar (Sumber: batikdku.blogspot.com)

  • Motif Cakar bermakna kerja keras dalam mencari nafkah;
Motif Batik Cakar Garuda. (Sumber.imgrum.com)

Motif Batik Cakar Garuda. (Sumber.imgrum.com)

  • Motif Cakar Garuda bermakna mencari nafkah dan keselamatan;
Motif Batik Semen Rama (Sumber:batikdan.blogspot.com)

Motif Batik Semen Rama (Sumber:batikdan.blogspot.com)

  • Motif Semen Rama bermakna 8 ajaran hidup yang lengkap, yaitu hastabrata atau delapan sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang raja atau penguasa.

Wisata di Kampung Kauman

Kampung Kauman yang dekat dengan masjid sangat mudah dijangkau dari Kota Solo. Kampung Kauman memiliki pengalaman berbelanja batik sambil melihat-lihat bangunan-bangunan tua. Menjelajah daerah dengan jalan-jalan sempit yang kaya dengan toko dan galeri batik serta bangunan-bangunan kuno.

Di Kampung Kauman, pengunjung dapat mudah menjelajah karena ada sebuah peta yang menunjukan galeri-galeri batik di setiap gang masuk.

Mading dan Peta Wisata di Kampung Kauman. (Sumber:kecoamonolog.blogspot.com)

Mading dan Peta Wisata di Kampung Kauman. (Sumber:kecoamonolog.blogspot.com)

Wisatawan juga dengan mudah melihat rumah-rumah produksi batik. Bahkan mencoba sendiri mempraktikannya.

Dalam artikel di kompas.com yang terbit pada tahun 2011, kegiatan membatik ini libur pada hari minggu karena seluruh pembatik juga libur pada hari itu.

Batik-batik yang dijajakan di toko dan galeri dibedakan menjadi tiga jenis yang dibedakan dari proses pembuatannya. Pertama batik tulis, batik cap dan batik kombinasi (yang dibuat melalui proses cap dan tulis).

Berbelanja batik di sini dan di Pasar Klewer terasa bedanya karena selain dapat berbelanja, wisatawan juga menikmati suasana sekitar.

Sebuah tugu membatik di dekat toko batik Gunawan Setiawan, Kauman Solo. (Sumber: klikhotel.com)

Sebuah tugu membatik di dekat toko batik Gunawan Setiawan, Kauman Solo. (Sumber: klikhotel.com)

Sekitar 40 total home industry batik tumbuh di kampung ini. Pelanggan mereka selain dari wisatawan domestik juga dari wisatawan mancanegara seperti Jepang, Eropa, Asia Tenggara dan Amerika Serikat.

Kondisi perdagangan batik telah ajeg saat ini sebelumnya pernah mengalami pasang surut. Pada 1939 – 1970an pernah mengelami masa yang sulit karena masuknya batik print. Namun pada 1995 – 2000 industri batik mulai bangkit lagi atas dukungan Pemerintah Kota Solo.

Kampung Kauman juga menawarkan homestay yang menyajikan pengalaman bagai saudagar batik tempo dulu. Salah satu homestay di sini adalah homestay Cakra yang beralamat di Jalan Cakra II Nomor 15 Kauman, Solo.

Bangunan Cakra Homestay di Kampung Kauman

Bangunan Cakra Homestay di Kampung Kauman. (Sumber: intaninchan.wordpress.com)

Homestay ini menyajikan ruangan-ruangan khas tempo dahulu di sertai furniture dan kelengkapan rumahnya. Tidak hanya di kamar tapi juga di ruang keluarga dan ruang tengah.

Sungguh menarik jika berwisata ke Kota Solo menginap di homestay Kampung Kauman.

Review homestay Kampung Kauman by intannchan.wordpress.com

Museum Batik Kauman

Museum yang terletak di sudut kampung Kauman ini menyimpan perjalanan industri batik di Kauman. Kain-kain batik yang berumur di atas 35 tahun dan alat-alat produksi zaman dahulu terpajang di sini, tidak terkecuali ratusan cap batik.

Koleksi-koleksi itu bisa langsung dapat dilihat ketika memasuki ruang museum. Ruangan ini menggambarkan kejayaan industri batik Desa Kauman.

Ruang utama museum ini dipenuhi dengan lemari kayu yang terukir menambah kesan klasik museum ini. Lembaran kain batik tertata di dalam lemari-lemari tersebut.

“Museum ini lebih dimaksudkan nguri-uri budaya, yaitu batik Solo. Di sini masyarakat dapat melihat dan mempelajari sejarah batik Kauman khususnya, dan batik Solo serta turunannya,” kata pengelola Museum Batik Kaoeman, Gunawan Setiawan. Dikutip dari aengaeng.com.

Penutup

Sejarah Batik di Kampung Kauman memberikan kita gambaran mengenai pasang-surut industri batik yang terjadi di sana. Perkembangan industri rumahan batik Kauman yang pada saat ini sudah baik harus terus dikelola dengan baik dengan melihat prinsip pelestarian budaya, memakmurkan pembatik dan merawat lingkungan jika ada limbah-limbah produksi yang harus diolah.

Keseluruhan aspek tersebut harus terus dipraktikan agar kemajuan batik Kauman bersama dengan ekosistem budayanya. Melupakan salah satu aspek dapat berakibat buruk pada masa depan.

Kampung Kauman sungguh kaya dengan produksi batik serta dikemas dengan wisata yang menawarkan belanja batik berbeda.

Sumber:

Atmojo, Heriyanto (2008) Batik Tulis Tradisional Kauman Solo: Pesona Budaya nan Eksotik. Solo: Penerbit Tiga Serangkai.

“Kampung Kauman: Surga Batik Solo”

http://nasional.kompas.com/read/2011/06/07/14552045/kampung.kauman.surga.batik.solo

“Napak Tilas Sejarah Kampung Kauman Solo”

http://solodejava.blogspot.co.id/2011/03/napak-tilas-sejarah-kampung-kauman-solo.html

“Kampung Batik Kauman: Tempat Abdi Dalem Keraton Menulis Batik”

(aengaeng.com)

“Kampung Batik Kauman”

http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/wisata/kampung-batik-kauman

Makna Batik dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan adat Jawa (Sumber: ayeey.com)

Batik dalam upacara pernikahan adat Jawa memiliki tempat yang tidak tergantikan. Sejak zaman kerajaan hingga masa modern, batik digunakan dalam rangkaian upacara pernikahan adat Jawa. Hal itu terkait dengan simbol dan makna yang dikandung dalam sebuah batik bagi kehidupan masyarakat Jawa.

Sudah seharusnya, simbol dan makna yang dikandung itu tidak terus terjaga dan lestari. Namun, kebanyakan masyarakat modern kurang mengenal pakem dan arti pemakaian batik.

Padahal, arti dan makna dari batik yang digunakan, mengandung doa dan harapan untuk masa depan ketika menjalani bahtera rumah tangga.

Artikel ini mengulas pakem pemakaian batik dalam upacara pernikahan adat Jawa.

Diharapkan pengetahuan ini terus lestari dan membawa pemahaman bagi calon-calon mempelai ketika memakai batik saat prosesi upacara pernikahan adat Jawa.

Sebelumnya, Rachnasandika.com telah menuliskan artikel tentang pakem pemakaian batik dalam upacara kelahiran adat Jawa.

(Artikel lengkap mengenai pemakaian batik dalam upacara kelahiran adat Jawa!)

Serangkaian Upacara Pernikahan Adat Jawa

Masyarakat Jawa mengenal serangkaian upacara untuk menyambut dan mempersiapkan generasi mereka menuju mahligai rumah tangga.

Serangkaian upacara tersebut mempunyai makna yang mendalam bagi masa depan kedua mempelai, orang tua, keluarga, dan hubungan dengan Tuhan YME.

Beberapa serangkaian upacara pernikahan adat Jawa terbagi dalam 3 sesi besar:

  1. Sesi perkenalan dan lamaran
  2. Sesi persiapan pernikahan
  3. Sesi akad dan pernikahan

Sesi perkenalan dan lamaran

Pada sesi perkenalan dan lamaran mencakup beberapa tahapan penting, di antaranya:

Cangkog adalah tahapan paling awal. Acara ini bertujuan mencari informasi tentang calon mempelai perempuan. Seorang wakil keluarga diutus untuk mencari informasi tentang calon keluarga mempelai perempuan dan menanyakan status calon mempelai perempuan.

Salar adalah jawaban dari keluarga atau perwakilan keluarga calon mempelai perempuan saat acara Cangkog. Jawaban pada sesi ini sangat krusial karena penentuan tahap selanjutnya berdasarkan jawaban ini.

Nontoni adalah tahap di mana calon mempelai pria bersama keluarganya dipertemukan dengan keluarga calon mempelai putri. Pada tahap ini baru lah kedua calon mempelai saling melihat dan mengenal.

Pada zaman modern mungkin sudah jarang orang melakukan tahap ini karena pergaulan antara anak laki-laki dan perempuan sudah agak longgar dan dapat mengenal masing-masing lewat pertemanan.

Prosesi lamaran modern. Kedua calon mempelai menggunakan batik Sidomukti. (Sumber:thebridedept.com)

Prosesi lamaran modern. Kedua calon mempelai menggunakan batik Sidomukti. (Sumber:thebridedept.com)

Nglamar. Ketika merasakan kecocokan antara kedua keluarga, tahap selanjutnya adalah melamar calon mempelai perempuan. Keluarga calon mempelai pria memberikan tanda kepada calon mempelai perempuan sebagai pengikat. Pada zaman dahulu, tanda yang diberikan berupa pakaian lengkap yang disebut sandangan sapangadek.

Pada tahap ngalamar pembicaraan ke arah pernikahan menuju keseriusan. Biasanya jadwal serangkaian upacara pernikahan adat ditentukan pada tahap ini, orang Jawa menamakan sesi ini sebagai gethok dino.

Gethok dino dilakukan oleh orang yang mempunyai pengetahuan tentang weton Jawa. Orang Jawa percaya dengan hari baik yang menjadi landasan tanggal-tanggal mengadakan suatu upacara yang sakral, termasuk upacara pernikahan.

Srah-srahan yang juga disebut serah-serahan adalah sesi pemberian hadiah perkawinan kepada calon mempelai putri. Pada zaman dahulu serah-serahan bisa berupa hasil bumi, alat-alat rumah tangga, hewan ternak, dan sejumlah uang.

Pada zaman sekarang, serah-serahan biasanya kebutuhan perempuan pada masa kini, seperti baju, kosmetik, tas, dan sejenisnya.

Pemberian utama dalam tahap srah-srahan di antaranya:

  • Peningsetan, Lambang ikatan dan keseriusan hubungan, biasanya ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon pengantin;
  • Asok Tukon, Pemberian berupa uang untuk keluarga mempelai perempuan yang sifatnya membantu pelaksanaan resepsi pernikahan;
  • Pasaksen, permohonan doa restu kepada kedua keluarga. Biasanya ada beberapa orang yang ditunjuk menjadi saksi dan diberikan tembaga miring dari pihak keluarga mempelai perempuan.

Biasanya muda-mudi zaman sekarang, keseriusan hubungan mereka dimulai pada tahap ini.

Setelah sesi lamaran, pada masa dahulu calon mempelai perempuan akan dipingit selama 40 hari sebelum hari pernikahan.

Sesi Persiapan Pernikahan

Sesi persiapan pernikahan dimulai dengan menyiapkan kelengkapan-kelengkapan upacara pernikahan dan penyiapan diri calon mempelai perempuan dan mempelai pria.

Tahapan-tahapan di atas dapat dilihat di bawah ini:

Sedhahan adalah proses mengurus pembuatan surat undangan dan menyebarkannya.

Kumbakarnan adalah pembentukan panitia kecil untuk mengelola berbagai aspek pesta pernikahan.

Jenggolan adalah proses mengurus kelengkapan berkas admnisitrasi ke KUA

Pasang Tarub. Dua hari atau sehari sebelum pernikahan berlangsung dipasang sebuah tanda akan mengadakan hajatan pernikahan. Tanda tersebut di pasang pada gerbang kediaman calon mempelai perempuan dan biasanya terdiri dari:

  • Dua pohon pisang dengan setandan buah pisang di sisi kanan dan kiri gerbang. Ini melambangkan harapan calon suami menjadi pemipin rumah tangga yang baik dan mengayomi;
  • Tebu wulung atau tebu merah, sebagai simbol harapan ketika membina rumah tangga dilandasi dengan pikiran yang sehat;
  • Cangkir gading atau buah kelapa muda, lambang harapan calon keluarga ini selalu diliputi kasih sayang, saling mengasihi dan merawat;
  • Dedaunan seperti daun beringin, daun mojo koro, dadap serep dan alang-alang, sebagai simbol harapan keluarga ini terus dilindungi dan diberikan keamanan.

Slametan. Ketika malam sebelum pernikahan berlangsung, diadakan selamatan, memohon doa kepada Tuhan YME untuk kelancaran dan masa depan rumah tangga calon kedua mempelai.

Segala kelengkapan pesta telah diurus oleh tahapan di atas. Calon mempelai juga dipersiapkan dalam menyambut hari pernikahannya.

Persiapan calon mempelai dilakukan sehari sebelum upacara pernikahan, di antaranya:

Sesi siraman pada upacara adat Jawa. Sang Ibu calon mempelai menggunakan batik bermotif Cakar Garuda. (Sumber: weddingku.com)

Sesi siraman pada upacara adat Jawa. Sang Ibu calon mempelai menggunakan batik bermotif Cakar Garuda. (Sumber: weddingku.com)

Siraman. sesi siraman adalah memandikan calon pengantin perempuan dengan kembang telon/setaman yang terdiri dari bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga.

Tata cara siraman adalah pertama dilakukan oleh orang tua dari keluarga calon mempelai perempuan, dilanjutkan oleh sesepuh, dan terakhir ibu dari mempelai perempuan.

Ketika ibu calon mempelai peremuan memandikan dengan kendi, tanda air telah habis. Kendi itu dibanting sambil mengucapkan “Saiki wis pecah pamore!” yang artinya “sekarang telah pecah pamornya!”

Sesi Adhol Dhawet pacara ernikahan adat Jawa. Kedua orang tua yang menjual es dawet menggunakan batik motif truntum. (Sumber tovavanjava.wordpress.com)

Sesi Adhol Dhawet pacara ernikahan adat Jawa. Kedua orang tua yang menjual es dawet menggunakan batik motif truntum. (Sumber tovavanjava.wordpress.com)

Adhol Dhawet. Ketika prosesi siraman telah selesai. Ibu calon pengantin perempuan menjual es dawet kepada tamu-tamu. Tamu-tamu itu membeli es dawet dengan pecahan kendi yang dibanting pada saat prosesi siraman.

Paes atau Ngerik. Setelah proses siraman, calon pengantin perempuan dikerik untuk membersihkan bulu di bagian-bagian tubuhnya seperti dahi, kuduk, tengkuk dan pipi. Tahap ini juga mendandani calon mempelai perempuan.

Malam Midodareni. Prosesi ini dilakukan semalam sebelum ijab qobul dan pesta pernikahan. Sang calon mempelai perempuan ditempatkan pada sebuah kamar dan ditemani oleh kerabat-kerabat perempuannya.

Pada malam ini, sang calon mempelai perempuan diberikan makan yang terakhir kali oleh kedua orang tuanya karena keesokan malamnnya akan diberikan oleh suami.

Hal itu sebagai simbol dari beralih status dan tanggung jawab sebagai anak putri dari sebuah keluarga, menjadi seorang istri yang membina rumah tangga.

Sesi akad dan pernikahan

Hari H pernikahan telah tiba. Ini adalah saat-saat yang paling mengharukan dan membahagiakan dari serangkaian proses pernikahan.

Hari ini, juga merupakan hari bersejarah bagi kedua calon mempelai dan kedua keluarga besar.

Tahapan baru kehidupan dimulai pada hari ini, segala hak dan tanggung jawab bertambah dan mematangkan sebuah pribadi.

Sedangkan, bagi keluarga berarti melepas seorang anak untuk membina rumah tangga sendiri.

Pada sesi ini, memiliki tahapan sebagai berikut:

Prosesi Ijab Qobul. Terlihat orang tua di tengah mempelai memakai batik motif truntum. (Sumber nurcholishnomajid.wordpress.com)

Prosesi Ijab Qobul. Terlihat orang tua di tengah mempelai memakai batik motif truntum. (Sumber nurcholishnomajid.wordpress.com)

Ijab Qobul. Ijab Qobul adalah sesi paling sakral. Seorang ayah memberikan tanggung jawab merawat dan membahagiakan putrinya kepada seorang calon suami/menantunya dan seorang laki-laki yang siap memikul tanggung jawab sebagai seorang suami yang membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah.

Prosesi ini berlandaskan dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh kedua mempelai. Masing-masing agama mempunyai tata caranya sendiri.

Panggih, Upacara ini dilakukan ketika kedua calon telah melakukan ijab qobul. Upacara ini memiliki tahapannya sendiri, di antaranya:

  • Liron Kembar Mayang atau saling menukar kembar mayang. Kembar mayang  atau
    Sekar Kalpataru Dewandaru adalah sebuah kumpulan bunga-bunga sebagai simbol kebahagiaan dan keselamatan;
  • Gantal atau lempar sirih. simbol dari menghilangkan godaan saat berumah tangga;
  • Ngidak endhog atau menginjak telur ayam. Mempelai pria menginjak telur lalu dibersihkan oleh mempelai perempuan. hal ini adalah tanda dari lambang seksual kedua pengantin telah pecah pamornya;
  • Minum air degan. Simbol dari meminum air kehidupan;
  • Sindur. Proses ini menyampirkan kain sindur ke pundak kedua mempelai dan menuntunnya ke pelaminan  oleh ayah atau wali dari mempelai prempuan. Simbol dari pantang menyerah dan siap menghadapi tantangan hidup;
  • Timbangan atau pangkon. Setelah naik di pelaminan, kedua mempelai dipangku oleh ayah atau wali yang membawa ke pelaminan pada sesi sindur.

Prosesi kacar-kucur. (Sumber: Bintang.com)

  • Kacar-kucur . Mempelai pria mengucurkan uang receh beserta kelengkapannya kepada mempelai perempuan yang telah siap menampung uang itu di atas selembar kain.
  • Dulangan atau kembul dahar. Kedua mempelai saing menyuapi. Ini mengandung lambang perpaduan kasih laki-laki dan prempuan.

Babak kawah. Sesi ini khusus bagi keluarga yang baru pertama kali menyelenggarakan pernikahan putrinya. Dilaksanakan dengan membagi harta benda seperti uang receh, bahan makanan, beras kuning dan lainnya.

Tumplek punjen. Sesi ini khusus bagi keluarga yang telah menikahkan semua anak putrinya. Diaksanakan dengan menumpahkan punjen. Artinya adalah telah lepas semua darma orang tua kepada anak.

Sesi sungkeman pada upacara pernikahan adat Jawa. Sang orang tua mempelai menggunakan batik motif truntum. (Sumber perutjogja.wordpress.com)

Sesi sungkeman pada upacara pernikahan adat Jawa. Sang orang tua mempelai menggunakan batik motif truntum. (Sumber perutjogja.wordpress.com)

Sungkeman. Kedua mempelai memohon restu dan doa dari kedua orang tua.

Kirab. Setelah melakukan semua prosesi di atas. Pengantin berganti baju dan siap menuju pelaminan untuk melaksanakan resepsi pernikahan

Pernikahan adat Jawa (Sumber: ayeey.com)

Pernikahan adat Jawa. Kedua pengantin memakai kain batik Sidomulyo. (Sumber: ayeey.com)

Setelah mengetahui seluruh prosesi upacara pernikahan adat Jawa. Selanjutnya mari mencermati pemakaian batik dalam upacara pernikahan adat Jawa.

Batik dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa

Batik mempunyai makna tersendiri dari prosesi pernikahan adat bagi masyarakat Jawa. Tidak hanya simbol-simbol yang tercermin dari prosesi upacara. Batik dengan motif dan ragam hiasnya juga mempunyai makna dan doa bagi kedua mempelai.

Pemakaian motif dan ragam hias batik dalam upacara pernikahan adat Jawa di antaranya:

Motif batik Wahyu Temurun, sering digunakan pada malam Midodareni

Motif batik Wahyu Temurun, sering digunakan pada malam Midodareni. sumber: batiktulissekarlangit.blogspot.com

  • Motif batik Wahyu Temurun

Motif batik Wahyu Temurun mempunyai arti restu atau wahyu yang turun dari Tuhan YME. Motif ini juga sebagai simbol sebagai murah rejeki dan makmur.

Motif batik cakar. Cakar yang dimaksud adalah cakar ayam atau burung. Cakar pada motif ini dapat dilihat di dalam pola kotak-kotak yang bergambar tiga titik yang mengelilingi bulatan di tengah. Sumber: jejakbatik.blogspot.com

Motif batik cakar. Cakar yang dimaksud adalah cakar ayam atau burung. Cakar pada motif ini dapat dilihat di dalam pola kotak-kotak yang bergambar tiga titik yang mengelilingi bulatan di tengah. Sumber: jejakbatik.blogspot.com

  • Motif batik Cakar

Motif ini adalah motif batik dalam upacara pernikahan yang sering digunakan oleh kedua orang tua mempelai. Motif ini menyimbolkan kemampuan dan semangat mencari rejeki.

Motif batik Grompol yang bergambar bunga-bunga yang tersusun seperti rantai. sumber: furniturebatik.wordpress.com

Motif batik Grompol yang bergambar bunga-bunga yang tersusun seperti rantai. sumber: furniturebatik.wordpress.com

  • Motif batik Grompol

Motif batik Grompol bermakna bersatu, maksudnya adalah bersatunya hal-hal baik pada saat pernikahan. Simbol bersatu dapat dilihat dari gambar berupa bunga-bunga yang saling berkaitan.

Motif batik Sidomukti yang mempunyai gambar utama bunga, meru, kupu-kupu, singgasana

Motif batik Sidomukti yang mempunyai gambar utama bunga, meru, kupu-kupu, singgasana. sumber: cet.co.id

  • Motif batik Sidomukti

Motif batik Sidomukti mempunyai gambar utama bunga, meru, sayap, dan singgasana. Keempat gambar ini mempunyai makna yang mendalam.

Gambar bunga berarti simbol kecantikan. Bunga tumbuh dari sebuah tanamanan yang memiliki akar yang menancap ke bumi. Dengan gambar ini diharapkan si pemakainya menjadi seusatu yang indah dan teguh pada prinsip hidupnya.

Gambar meru atau gunungan adalah simbol kemegahan dan keagungan.

Gambar sayap menyimbolkan hidup yang indah dan dapat terbang tinggi di angkasa.

Gambar singgasana berarti melambangkan pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi dan mulia.

Motif Sidomukti,, sidoluhur dan sidomulyo menggambarkan keempat gambar utama di atas. Namun yang membedakan isen-isen dan latar belakangnya.

Motif Sidomukti memiliki isen-isen (ornamen pengisi) titik-titik dan garis-garis  diagonal.

Motif batik Sidoluhur

Motif batik Sidoluhur. (sumber: mtbatikyuuuk.wordpress.com)

  • Motif batik Sidoluhur

Motif batik Sidoluhur mempunyai makna yang sama dengan Sidomukti dan Sidomulyo. Namun, memiliki isen-isen dan latar belakang yang berbeda.

Motif batik Sidomulyo

Motif batik Sidomulyo. (Sumber: batikdan.blogspot.com)

  • Motif batik Sidomulyo

Motif batik Sidomulyo mempunyai makna yang sama dengan motif batik Sidomukti dan Sidoluhur. Namun, perbedaannya pada isen-isen dan latarbelakangnya.

  • Motif batik Truntum

Motif batik truntum pada upacara pernikahan dipakai oleh orang-orang tua karena truntum yang mempunyai gambar utama bunga-bunga kecil yang bermekaran di seluruh kain bermakna ketentraman dalam hidup berumahtangga.

Makna lainnya dari motif ini bahwa truntum berasal dari kata tumaruntum yang berarti saing menuntun.

Kain motif truntuk Srikuncoro dapat pembaca dapatkan melalui halaman batik Solo.

(Produk batik Solo kami dapat dilihat melalui artikel ini!)

Penutup

Makna yang terkandung oleh batik dalam upacara pernikahan sangat banyak. Makna-makna batik tersebut tergambar dari motif-motif batik yang menyimbolkan suatu harapan dan doa untuk masa depan sang pengantin.

Semoga, dengan mengetahui makna motif-motif batik dalam upacara pernikahan adat Jawa.Menambahkan wawasan dan kekhusyukan sang pengantin dan penonton dalam mengikuti serangkaian upacara pernikahan adat Jawa.

 

 

Sumber “Makna batik dalam upacara pernikahan Jawa”:

Atmojo, Heriyanto (2008) Batik Tulis Tradisional Kauman, Solo. Solo: Ti

ga Serangkai

www.cara.pro/pernikahan-adat-jawa/

www.batikdan.blogspot.com

www.seputarpernikahan.com/rangkaian-dan-tahapan-lengkap-pernikahan-adat-jawa/

www.ulyasalon.com/pernikahan/prosesi-tatacara-pada-pernikahan-adat-jawa-beserta-filosofi-dan-maknanya/

Pakem Pemakaian Batik Dalam Upacara Kelahiran Adat Jawa

Ibu dan Bayi sumber:merdeka.com

Dari zaman dahulu hingga sekarang, masyarakat Jawa menggunakan batik dalam berbagai upacara adat. Kebudayaan Jawa mempunyai upacara adat yang lengkap terhadap perkembangan manusia. Dari masih di dalam kandungan hingga wafat ada ritualnya sendiri-sendiri. Penggunaan batik dikelompokan melalui motif atau ragam hias yang sesuai upacara adat tersebut. Hal itu terjadi dari generasi ke generasi sehingga terciptalah pakem pemakaian batik.

Upacara Tedhak SIten yang dilakukan pasangan selebritis Anang Hermansyah dan Ashanty. sumber: baabun.com

Upacara-upacara adat budaya Jawa yang umum dikenal antara lain:

  • Upacara adat kelahiran;
  • Upacara adat pernikahan;
  • Upacara adat kematian.

Pada setiap upacara adat, kain batik yang motifnya sesuai dengan upacara adat juga diturutsertakan. Hal itu karena motif atau ragam hias mempunyai makna tersendiri. Di dalam motif itu terdapat harapan dan simbol pengabdian hamba kepada Tuhan YME. Misalnya motif Cakar yang umum digunakan orang tua pada upacara adat pernikahan. Motif cakar dilambangkan kesiapan melepas anak ke jenjang pernikahan.

Pakem sendiri jika di dalam KBBI berarti (adjektiva) kuat mencekam (tentang rem motor). Jika diartikan ke dalam batik, menurut penulis pakem penggunaan batik adalah aturan dalam penggunaan batik yang mengikuti tradisi dan kebiasaan terdahulu yang memiliki kearifan dan nilai-nilai budaya.

Menurut penulis, budaya Jawa mempunyai peradaban yang tinggi dalam bidang batik karena pengetahuan dalam bidang batik sangat kompleks ,banyak dan melekat di kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, mari kita simak apa saja pakem pemakaian batik dalam upacara adat dan tradisi budaya Jawa!

Pakem Pemakaian Batik dalam Upacara Adat Kelahiran

Kelahiran tidak hanya kebahagian pada sepasang suami-istri dalam menyambut buah hatinya, namun memiliki kesakralan tentang proses terciptanya seorang manusia atas karunia Tuhan YME.

Kesakralan tersebut dapat terlihat dari beberapa upacara adat mengenai kelahiran yang dikenal oleh budaya Jawa.

Upacara adat tersebut terbagi dalam kategori sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan.

Upacara adat sebelum melahirkan, di antaranya:

  • Upacara tiga bulanan.

Upacara ini dilakukan ketika umur kehamilan telah mencapai 3 bulan. Pada saat itu dipercaya ketika ruh bayi ditiupkan pada janin. Biasanya upacara ini dilakukan dengan tasyakuran.

  • Upacara tingkepan atau Mitoni

Video ini menggambarkan prosesi upacara Mitoni. Dalam video ini sang Calon Ibu menggunakan kain batik pertama bermotif Sido Asih, ketiga Wahyu Temurun, yang keempat dan terakhir motif Babon Angrem. Sedangkan urutan kedua, keempat dan kelima penulis kurang jelas melihatnya

Upacara ini dilakukan ketika umur kehamilan telah mencapai 7 bulah. Kata mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh. Upacara adat ini berupa syukuran yang di dalamnya terdiri dari serangkaian acara, yaitu memasukan telur ayam kampung ke dalam kain calon ibu, dilanjutkan dengan siraman calon ibu, berganti nyamping dan pelafalan doa-doa.

Pada sesi berganti nyamping, sang calon ibu harus berganti-ganti mengenakan 6 kain batik dan 1 kain lurik. Pergantian batik-batik tersebut mempunyai aturan, bahwa batik yang terakhir dipakai adalah yang bermotif sederhana.

Motif-motif yang umum digunakan di antaranya:

Motif Wahyu Temurun khas Yogyakarta

Motif Wahyu Temurun khas Yogyakarta. sumber: tikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.co.id

Motif Wahyu Tumurun. Motif ini berisi harapan agar si jabang bayi memiliki kedudukan yang baik.

Motif Cakar khas Yogyakarta. sumber http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.co.id

Motif Cakar. Dengan motif ini diharapkan agar sang anak rajin mencari rezeki.

Motif Udan Liris. sumber: pinterest.com

Motif Udan Liris. Diharapkan sang anak akan mempunyai sifat tangguh.

Motif Kesatrian dalam pakem penggunaan batik diharapkan sang anak menjadi seorang kesatria.

Motif Kesatrian. sumber thekurniabatik.wordpress.com

Motif Kesatrian. Motif ini menyimbolkan agar anak memiliki sifat kesatria.

MOtif batik Sidomukti, termasuk motif pakem pemakaian batik.

Motif batik Sidomukti. sumber mbatikyuuuk.wordpress.com

Motif Sidomukti. Dengan motif ini diharapkan hidup sang anak akan baik dan terhormat.

Motif Babon Angrem. sumber: barangtempodoeloe.com

Motif Babon Angrem. Motif yang bergambar ayam betina yang sedang mengeram, menyimbolkan kasih sayang ibu kepada anaknya.

Lurik Lasem. sumber zipoer.wordpress.com

Kain terakhir adalah kain lurik Lasem. Pada kain lurik Lasem bergambar garis vertikal dan horizontal. Hal itu sebagai tanda hubungan dengan Tuhan TME dan dengan sesama manusia. Kesederhanaan kain lurik Lasem juga melambangkan hidup yang sederhana.

Pakem pemakaian batik juga memiliki beberapa alternatif selain ragam hias atau motif di atas. Beberapa di antaranya adalah Sido Mulya, Sida Asih, dan motif-motif lain yang melambangkan doa-doa dan harapan untuk kelahiran.

Ketika calon ibu masih mengandung, sudah ada dua upacara adat untuk mempersiapkan kelahiran. Setelah kelahiran pun masih ada beberapa upacara adat, di antaranya:

  • Mendhem Ari-ari

Pagar bambu, yang bentuknya seperti sangkar, diberikan lampu yang ditaruh di atas ari-ari yang telah dikubur. sumber: aslimalang.wordpress.com

Ari-ari atua yang juga dikenal dengan plasenta adalah organ yang berfungsi menyalurkan makanan dan oksigen dari ibu ke janin sewaktu di dalam rahim. Orang Jawa percaya bahwa ari-ari berjasa dan dianggap sebagai batir bayi (teman bayi). Dalam upacara ini, dilakukan oleh sang ayah. Biasanya ari-ari dikubur di dekat pintu utama rumah dengan diberi pagar bambu dan penerangan berupa lampu minya selama 35 hari.

  • Puputan

Upacara puputan adalah upacara yang dilakukan ketika tali pusar bayi sudah terputus/puput puser. Dahulu, masyarakat Jawa merayakannya dengan menyajikan berbagai macam saji. Namun, sekarang biasanya dilakukan ketika bersamaan dengan upacara selapanan atau sepasaran.

  • Brokohan

Brokohan biasanya dilakukan dengan syukuran dan pengajian bersama orang-orang sekitar. Dahulu, biasa dilakukan berturut-turut hingga 7 hari kelahiran.

  • Aqiqah

Upacara Aqiqah adalah hasil akulturasi antara budaya Jawa dan agama Islam. Upacara ini menyembelih 2 ekor kambing untuk anak laki-laki atau1 ekor kambing untuk anak perempuan.

  • Selapanan

Slametan potong rambut. sumber:kesolo.com

Upacara Selapanan dilakukan 35 hari (selapan) setelah kelahiran bayi.  Terdiri dari serangkaian acara seperti: bancakan weton, pemotongan rambut bayi dan pemotongan kuku bayi.

  • Tedhak Sinten

Upacara Tedhak Siten. Sang bayi sedang menginjak jenangan dan memakai motif batik Kesatria, Sumber: shintaayu.com

Upacara ini tidak hanya diikuti oleh jabang bayi, tapi juga orang tuanya. Diawali dengan kenduri kemudian injak jenang, naik tangga tebu wulung dan masuk kurungan. Pada upacara ini orang tua bayi menggunakan batik bermotif parang, sedangkan sang bayi memakai pakaian tradisional. Upacara ini empunyai perlengkapan di antaranya: pisang raja, kembang telon, tumpeng robyong, jenang tujuh warna, kurungan ayam, tangga dari tebu wulung dan aneka barang yang mendukung pekerjaan.

Upacara selapanan ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton (kenduri hari kelahiran), pemotongan rambut bayi hinngga gundul dan pemotongan kuku bayi. Pemotongan rambut dan kuku ini bertujuan untuk menjaga kesehatan bayi agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih. Sedangkan bancakan selapanan dimaksudkan sebagai rasa syukur atas kelahiran bayi, sekaligus sebah doa agar kedepannya si jabang bayi selalu diberi kesehatan, cepat besar, dan berbagai doa kebaikan lainnya.

Penutup

Batik sangat berarti bagi kehidupan khususnya masyarakat Jawa. Dengan peran batik yang begitu besar, sehingga batik diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNSECO. Beberapa pakem pemakaian batik di upacara adat lainnya akan segera kami tulis.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca.

 

Sumber:

www.beritasatu.com/mode/311385-cerita-filosofi-7-lembar-batik-di-upacara-mitoni.html

mbatikyuuuk.com/about/batik-dan-kehidupan-orang-jawa/

furniturebatik.wordpress.com/2011/07/04/motif-batik-bermakna-kelahiran/

kesolo.com/6-upacara-kelahiran-bayi-dalam-adat-jawa/amp/

 

error: Maaf, konten terproteksi.