Kerajinan Kayu: dari Melihat Proses Hingga Dapat Membeli

Kerajinan kayu Indonesia telah lama berkembang di Nusantara. Hampir semua suku bangsa di Indonesia mengenal pembuatan benda dengan menggunakan bahan dasar kayu.

Teknologi pembuatan secara turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi. Membuat produk-produk  yang dihasilkan sangat baik dan berkualitas tinggi.

Hingga saat ini, perkembangan kerajinan kayu Indonesia masih menjadi produk dengan kualitas yang terbaik.

Ketenarannya hingga mencapai ke mancanegara. Hal tersebut tidak lepas dari keseriusan para pengrajin dalam menghasilkan karya-karya terbaik.

Namun, bidang ini belum menjadi sebuah industri yang besar. Produksinya masih dibuat hanya dalam lingkup industri rumahan biasa.

Walaupun kualitasnya terkenal luas di mancanegara, namun minat pembeli dari lokal masih kurang.

Ini salah satu alasan mengapa kerajinan kayu Indonesia tidak menjadi industri skala besar.

Artikel ini diperuntukkan untuk menambah pengetahuan akan kerajinan kayu.

Tidak hanya itu, kami juga menjembatani antara pengrajin dengan pembeli.

Sebelum pembaca memutuskan untuk membeli produk kami, akan kami sampaikan serba-serbi kerajinan kayu yang belum banyak diekspos media online.

 

Keunggulan Kerajinan Kayu Indonesia

Tidak seperti produk-produk yang menggunakan bahan dasar lainnya. Produk yang berbahan dasar kayu menjadikan

Kerajinan kayu lebih indah.

Jika disejajarkan dengan produk dari bahan lain, plastik atau melamin contohnya. Kerajinan kayu terlihat lebih mencuri perhatian dan indah. Seperti yang dapat dilihat langsung dari kedua gambar di atas.

Kayu awet dan tahan lama.

Banyak hal-hal yang dapat membuat kayu tidak awet, seperti iklim dan rayap. Namun, jika diolah dengan baik dan benar akan menjadikan kerajinan tersebut awet dan tahan lama.

Harga lebih murah.

Kerajinan kayu lebih murah daripada kerajinan lain dengan kualitas yang sama.

Membuat suasana lebih alami.

Furnitur kayu dan kerajinan kayu yang menghiasi rumah semakin membuat suasana lebih indah dan alami. Berkesan pemiliknya hidup selaras dengan alam.

 

Bahan Pembuatan Kerajinan Kayu

Pembuatan kerajinan kayu kami menggunakan bahan-bahan terbaik. Di antaranya:

Menggunakan kayu pilihan

Pengrajin kami menggunakan berbagai jenis kayu, seperti kayu sengon, klepu, sonokeling dan pule.

Kayu sengon mempunyai karakteristik ringan dan memiliki pola-pola indah. Kayu ini biasa digunakan untuk membuat peti dan perahu.

Kayu klepu mempunyai disebutkan dalam cerita pewayangan yang berjudul “Semar Mantu”. Nama ini berasal dari kata pohon Klepu Dewandaru – Janandaru.

Kayu sonokeling mempunyai tekstur yang keras dan indah seperti kayu jati. Kayu ini biasa digunakan untuk membuat kusen, pintu bahkan pada zaman dahulu membuat gerbong kereta api.

Kayu pule mempunyai sifat yang lunak. Berwarna kuning dan mudah dilengkungkan. Cocok untuk bahan dasar perkakas rumah tangga

Menggunakan vernis Impra

Vernis Impra yang sudah terkenal memperkuat warna dan keindahan.

 

Proses Pembuatan Kerajinan Kayu

Ketelitian dan ketepatan adalah nilai-nilai yang kami anut.

Begitu pula dengan seluruh pengrajin-pengrajin kami yang tersebar di seluruh Indonesia.

Proses pembuatan kerajinan kayu kami dapat pembaca lihat dari awal hingga penyempurnaan.

Berikut yang kami tampilkan:

Pemilihan bahan baku

Kami memilih bahan baku terbaik dan berkualitas.

Pemotongan kayu

Kayu-kayu terpilih dipotong sesuai dengan benda yang akan dibuat.

Pembuatan Pola

Kayu-kayu yang sudah dipotong dibuatkan pola untuk proses pengergajian.

Penggergajian

Kayu-kayu yang sudah dibuatkan pola digergaji hingga sesuai bentuk pola.

Penghalusan

Kayu yang sudah sesuai pola dihaluskan sebelum diukir.

Pengukiran

Kayu-kayu yang sudah dihaluskan diukir di bagian-bagian sesuai barang yang akan dibuat.

Pembatikan dan pewarnaan

Pembatikan dilakukan kepada kayu-kayu yang sudah diukir. Proses ini sama dengan pembatikan pada bahan dasar kain.

Kayu-kayu digambar menggunakan lilin lalu direbus dengan air pewarna.

Penyempurnaan

Proses penyempurnaan dengan menggunakan vernis dan memeriksa kembali kualitas barang sebelum dikirim.

 

Pengrajin Kami

Pengrajin kami berdomisili di Yogyakarta.

Wilayah yang sangat berperan dalam perkembangan negara Republik Indonesia.

Yogyakarta terkenal dengan daerah yang kental dengan adat istiadat dan budaya.

Masyarakat di sana hidup selaras dengan nilai-nilai lokal dan kemajuan teknologi.

Pengrajin kami telah berkecimpung dalam bidang kerajinan kayu sejak tahun 2002.

Pengrajin kami memfokuskan kepada pembuatan dekorasi rumah kayu, souvenir kayu atau cenderamata kayu, dan alat-alat makan kayu.

 

Produk Kami

Kami menyediakan produk kerajinan kayu berbagai jenis. dari dekorasi rumah kayu, souvenir kayu atau cenderamata kayu, dan alat-alat makan kayu.

Berikut barang-barang yang dapat kami tampilkan:

Dekorasi rumah kayu

Souvenir kayu atau cenderamata kayu

Alat-alat makan kayu

Berbagai jenis barang lainnya dapat dilihat melalui link di sini

 

Prosedur Pemesanan dan Pembayaran

Tanyakan kepada kami ketersediaan barang.

Dapat menghubungi Ibu Reninta (+62) 856-1787-845

Kontak dan tentang Rachna Sandika

 

 

 

Masjid Baiturrahim: Masjid Kokoh Di Tengah Gelombang

Masjid Baiturrahim adalah masjid yang sempat viral pasca bencana alam gempa dan tsunami yang menimpa kota Banda Aceh pada 26 Desember 2004. Dalam foto-foto pasca tsunami, tergambarkan betapa masjid ini kokoh berdiri di tengah tumpukan reruntuhan rumah-rumah yang diterjang tsunami. Pada faktanya hampir empat dusun terseret arus tsunami dan menelan korban enam ribu warga sekitar masjid.

Masjid Baiturrahim terletak di daerah Ulee Lheue, kota Banda Aceh. Letak masjid ini hanya beberapa puluh meter dari garis pantai. Saat tsunami menerjang, masjid ini menjadi tempat berlindung. Hanya sembilan orang yang selamat dengan naik di atap masjid. Menurut pengakuan Bapak Subhan, seorang pengurus masjid “Orang bisa berenang antara tiang ini ke tiang itu. Sementara di luar (air) bergulung-gulung sangat ganas”.

Masjid ini adalah salah satu masjid tertua di Aceh. Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda di atas tanah wakaf Teuku Hamzah. Letak bangunan masjid yang lama saat ini terletak di tanah yg dibangun menara. Saat itu masjid hanya bernama masjid jami Ulee Lheue.

Masjid Baiturrahim pasca tsunami

Ketika perang sabil berkecamuk menghadapi Belanda, masjid Baiturrahman terbakar. Para pejuang Aceh mundur dari pusat kota. Masjid ini menjadi pusat ibadah pejuang Aceh. Namanya diubah menjadi Masjid Baiturrahim.

(Ketahui tentang Masjid Baitturahman, masjid rekam peradaban Aceh!)

Ketika pejuang Aceh semakin terdesak dengan gempuran penjajah Belanda. Wilayah Ulee Lheue berhasil direbut oleh Belanda. Belanda membangun masjid Baiturrahim dengan batu dan semen.

Masjid ini telah beberapa kali direnovasi. Pada 1983, beberapa bagian bangunan masjid ini sempat rusak karena gempa bumi yang menimpa Aceh. Bagian yang rusak termasuk kubah masjid. Pada 1993 masjid ini kembali dipugar dan diperluas.

Tahun 2017, ketika penulis mengunjungi masjid ini telah berdiri galeri kecil dan toko souvenir di samping masjid ini. Galeri ini berisi tas, kopi, gantungan kunci khas Aceh. Di sini juha banyak kumpulan foto-foto bersejarah, terutama foto-foto pasca tsunami.

Jika ingin merasakan wisata pantai di Aceh, wisatawan harus menyempatkan diri ke daerah Ulee Lheue. Selain dapat mengunjungi masjid Baiturrahim, pengunjung dapat bersantai di sepanjang pantai Ulee Lheue. Di sana banyak para penjaja jagung bakar, sate, dan air kelapa. Cocok untuk menikmati alam dan menunggu matahari terbenam.

Sie Reuboh: Makanan Pejuang Aceh Melawan Penjajah

Sie Reuboh yang disajikan dalam mangkuk tembikar. (sumber: lamurionline.com)

Sie Reuboh adalah masakan khas Aceh Besar. Makanan ini memiliki sejarah panjang sebagai makanan yang menemani pejuang Aceh pada masa peperangan dengan penjajah Belanda. Berbahan dasar daging dan diolah agar dapat bertahan selama berhari-hari, makanan ini menjadi asupan protein penting bagi para pejuang Aceh. Pada masa sekarang, masakan ini kerap disajikan dalam hajatan-hajatan adat di Aceh Besar.

Teuku Umar Pejuang Aceh (sumber: id.wikipedia.org)

Bahan-bahan membuat masakan ini terdiri dari rempah-rempah pilihan Nusantara. Pada proses  awal pemasakan, bumbu yang terdiri bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai merah, dan seulah jahe dihaluskan dan dicampur bersama daging sapi. Ketika campuran bumbu dan daging dimasak, ditambahkan garam, perasan air menteu (sejenis jeruk nipis yang berukuran besar), cuka, dan irisan lengkuas.

Kata sie reuboh sendiri jika diartikan ke bahasa Indonesia. Kuliner khas Kabupaten Aceh Besar ini selalu menjadi masakan yang “wajib” dalam menyambut bulan Ramadhan.

Kebanyakan masyarakat Aceh selalu mengusahakan agar tetap memasak makanan ini walaupun harga daging biasanya naik menjelang hari lebaran.

Salah satunya didapatkan dari penuturan Kak Ni, ibu rumah tangga yang tinggal di desa Lamleubok, Aceh Besar “Menye hana Sie Reuboh, lage hana hie sagai uroe Meugang nyo (Tanpa Sie Reuboh, hari Meugang ini terasa ada yang kurang”. seperti yang dikutip oleh loveaceh.com

Karakteristik masakan yang dapat bertahan lama ini digunakan sejak ratusan tahun yang lalu sebagai makanan pejuang-pejuang Aceh. Seperti yang dikutip dari Diwana Koetaradja, “Dalam perjuangan kemerdekaan, para pejuang diberikan bekal sie reuboh untuk dibawa ke gunung. itu menjadi makanan mereka dan mereka membawanya sampai berbulan-bulan lamanya.” ujar Faisal Ishak.

Seu Reuboh sangat pas disajikan dengan nasi (sumber: wisataaceh.net)

Jika wisatawan yang ingin mencoba masakan ini dapat dijumpai di rumah makan-rumah makan di kota Banda Aceh. salah satu yang terkenal, antara lain:

  1. Rumah makan Khas Aceh Rayeuk Desa Lueng Bata, Banda Aceh;
  2. Rumah makan Asia Utama, Jalan Cut Mutia 39, Banda Aceh;
  3. Rumah makan Aceh Spesifik, Jalan T. Hasan Dek, Banda Aceh;
  4. Rumah makan Ujong Batee, Jalan T. Hasan Dek, Banda Aceh.

Masjid Baiturrahman: Rekam Lapisan Peradaban Islam di Aceh

Banda Aceh memiliki banyak masjid yang megah. Di antara satu yang paling mencirikan masjid di Banda Aceh adalah Masjid Baiturrahman. Tidak banyak yang tahu, bahwa masjid ini pernah mengalami beberapa kali renovasi. Dalam setiap renovasi, terekamlah jejak peradaban islam di Banda Aceh.

Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda pada 1612. Bangunan masjid beratap berpundak-pundak seperti kebanyakan masjid di Jawa. Masjid saat itu hanya beralaskan tanah, bertiang kayu, dan beratapkan rumbia. Di sekeliling masjid dibentengi oleh benteng yang cukup tebal.

Masjid Baiturrahman pada 1873

Pada 1873, masjid ini pernah terbakar akibat perang suci yang dikobarkan pejuang Aceh melawan kolonialis Belanda. Enam tahun selanjutnya, masjid kembali dibangun namun atas bantuan Belanda.

Belanda yang sempat menguasai sebagian kecil wilayah Aceh memprakarsai pembangunan kembali masjid bersejarah ini. Pembangunan itu didasarkan pada permusyawarahan antara Belanda dengan kepala-kepala negeri sekitar Banda Aceh yang menghasilkan sangat besar pengaruh masjid bagi masyarakat Aceh yang beragama islam.

Pembangunan kembali masjid Baiturrahman melibatkan arsitek Belanda dan mempekerjakan etnis Tionghoa. Pembangunan masjid selesai pada 1883. Bentuk bangunan berubah seluruhnya dan mempunyai kubah di tengahnya. Pada awal masjid selesai dibangun, masyarakat Aceh tidak hendak salat di sana karena masjid itu dibangun oleh penjajah Belanda.

Masjid Baiturrahman pada 1878

Belanda dengan segala upaya membujuk masyarakat Aceh untuk salat di masjid Baiturrahman. Pada 1893, Belanda dapat membujuk tokoh-tokoh Aceh seperti Tengku Keumala dan Tengku Krueng Kalee. Hanya sebagian kecil masyarakat yang salat.

Masjid kembali diperluas pada tahun 1935, 1965 dan 1991. Perluasan dapat terlihat dari jumlah kubah dan menara yang dibangun

Masjid Baiturrahman pada 1936

Masjid Baiturrahman pada 1936

Pada tahun 2015, masjid ini dibangun kembali. Pembangunan masjid memfokuskan pada halamannya. Sekarang di sekeliling masjid mempunyai payung yang menyerupai masjid Nabawi dan basement yang dapat menampung 300 buah mobil dan ratusan sepeda motor.

Peresmian pembangunan masjid ini dilaksanakan pada 2017 oleh Bapak Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI.

Para wisatawan berfoto di halaman masjid

Interior masjid ini mempunyai detail yang baik. Di setiap langit-langit terdapat ukiran motif yang bernapaskan islam dan dihiasi lampu gantung yang antik. Namun, jika dilihat dari dalam,  masjid terasa lebih sempit.

ntu masjid yang menghadap menara utama

Interior Masjid Baiturrahman Aceh saat ini

Masjid Baiturrahman adalah salah satu simbol kebudayaan islam di Aceh. Pada setiap renovasi menunjukkan lapisan peradaban yang terekam dalam sejarah Aceh. Bagi wisatawan yang ingin ke Aceh wajib mengunjungi masjid ini.

Kuah Pliek U: Makanan Sultan Aceh yang Saat Ini Merakyat

Kuah Pliek U pada awalnya adalah makanan raja-raja Aceh sejak abad ke-16. Namun, saat ini keunikan cita rasa masakan ini dapat dirasakan oleh rakyat. Nama Pliek U biasa disebut juga patarana yang berarti fermentasi dari ampas kopra yang minyaknya sudah diperas.

Potret Sultan Iskandar Muda (sumber:abulyatama.ac.id)

Kuah Pliek U terdiri dari racikan aneka sayuran seperti nangka muda, daun melinjo, buah melinjo muda, daun singkong, pepaya muda, jagung muda, dan labu siam yang dibumbui dengan ketumbar, cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kelapa sangrai, merica dan asam sunti (belimbing sayur) serta ikan asin.

Kuah Pliek U (sumber: herbaportal.com)

Cara memasaknya dengan merajang dan merebus semua sayuran hingga lunak, lalu dicampur dengan bumbu-bumbu yang sudah digiling. Setelah bumbu menyerap di sayuran kemudian ditambahkan santan. Aroma masakan ini sangat khas dan harum.

Selain dijadikan bahan utama membuat kuah atau gulai. Masakan ini juga dapat dijadikan bumbu rujak.

Sangat cocok dipadukan dengan buah pisang  muda dan buah rumbia (buah pohon sagu).

Bagi masyarakat Aceh sekarang, kuah Pliek U menjadi masakan perekat tali persaudaraan dan kekompakan antarkeluarga.

Terlebih lagi bagi orang-orang Aceh yang sedang berada di perantauan. Masakan ini menjadi masakan kangen-kangenan akan kampung halaman.

Kompasiana, Syukri Muhammad Syukri menulis pengalamannya menikmati kuah pliek u

Biasanya, setelah aroma gulai (kuah) pliek-u menguap dari dandang, saya tidak pernah jauh dari dapur. Mondar-mandir, lirik sana, lirik sini, sampai akhirnya dibubuhkan satu piring kecil. Habis satu piring, ingin terus menambah untuk piring berikutnya, sering sampai lupa makan nasi. Tidak jarang, makan malampun hanya cukup dengan gulai para raja itu. Pernah, menu sarapan pagi cukup dengan gulai (kuah) pliek-u ditambah nasi putih.

Dikutip dari detik.com bahwa masakan ini dapat meningkatkan gairah dan kekebalan tubuh.

Jika para wisatawan ingin mencoba kuah Pliek U, majalah Diwana Koetaradja merekomendasikan dua rumah makan di bawah ini:

  1. Rumah makan Khas Aceh Rayeuk Leung Bata, Banda Aceh;
  2. Rumah makan Tringgadeng, Jalan Daut Beureueh, Banda Aceh.

Bagi yang ingin mencoba di daerah Jakarta dapat mencoba di sebuah restoran daerah Benhil, Pasar Minggu, Jalan Juanda Depok, atau di depan RS TNI AL.

 

Budaya Kopi Aceh yang Lestari

Budaya kopi Aceh sudah sangat mendalam di kehidupan masyarakat Aceh. Hal ini terbukti dari setiap jalan di Kota Banda Aceh pasti ada tempat minum kopi.

Pada setiap harinya, kafe-kafe itu juga sangat ramai dikunjungi oleh orang tua dan muda. Pada masa dahulu, kafe-kafe kopi hanga dikunjungi oleh laki-laki, namun dengan perkembangan zaman.

Banyaknya kebutuhan akan informasi melalui internet, para perempuan di Aceh pun juga ramai mengunjungi kafe kopi.

Di kafe-kafe kopi, masyarakat Aceh bertemu dari sekadar berdiskusi tentang masalah sehari-hari hingga bisnis.

Bagi wisatawan yang berkunjung di Aceh tanpa mampir ke salah satu kafe kopi sangat disayangkan karena akan melewatkan menyaksikan langsung budaya kopi Aceh.

Budaya kopi Aceh yang kental telah terkenal di seluruh penjuru tanah air. Salah satu di antaranya adalah meluasnya varietas kopi dari Aceh yang terkenal adalah kopi Aceh Gayo.

Bagi pencinta kopi, tidak susah untuk menyatakan kopi yang dia hirup baunya adalah Kopi Aceh Gayo karena baunya yang harum dengan cita rasa yang agak asam khas kopi Aceh.

Proses pembuatan kopi saring.

Dari sisi meracik segelas kopi, masyarakat Aceh juga mempunyai cara tersendiri.

Cara khas ini terkenal dengan sebutan kopi tarik. Dalam teknik pengerjaannya, kopi dimasukan ke dalam saringan lalu dituangkan air panas dan saringan tersebut diangkat tinggi-tinggi.

Air yang menetes dari saringan itu di tampung dalam sebuah gelas. Nantinya, air seduhan kopi itulah yang akan disajikan.

Lambang Solong Coffee

Dari segi sajian, masyarakat Aceh juga memiliki kopi Sanger. Kopi Sanger adalah kopi khas Aceh yang di dalamnya terdiri susu kental manis dan dituangkan air seduhan kopi di atasnya.

Benar-benar budaya kopi Aceh yang telah lama berkembang. Dari yang mudah terlihat saja, sudah ada keunikan dalam proses penghasil biji kopi, meracik kopi, dan sajian kopi.

Salah satu kafe kopi yg cukup tua dan terkenal adalah Kopi Solong. Kafe ini dibangun oleh Bapak Abu Solong pada 1974.

Walaupun, sudah banyak kafe kopi sejenis yang lebih memiliki banyak fasilitas, seperti wifi. Kafe ini tidak kalah sepinya. Kafe ini buka dari subuh hingga menjelang maghrib. Setiap jalan di kota Banda Aceh, kafe ini dapat dijumpai.

Kopi Solong tidak hanya menyediakan kopi yang dapat diminum langsung. Namun, juga memiliki produk yang bisa dibawa pulang. Berbagai jenis produk yang disajikan oleh kopi Solong.

Suasana di Solong Kopi

Segelas kopi di Solong kopi

 

Biji kopi yang disajikan

Seperti yang sudah dituliskan di atas. Wisatawan di Aceh yang tidak merasakan budaya kopi Aceh belum afdol rasanya. Jika sesampainya di rumah,teman-teman bertanya “bagaimana rasanya ngopi di Aceh?” Jika menjawab dengan senyum saja, sangat malu rasanya.

Ayo sempatkan diri mampir ke salah satu kafe kopi di Kota Banda Aceh! Tidak sulit, kok. Hampir di setiap jalan ada kafe kopi.

Saking banyaknya kafe kopi. Hal ini membuat Kota Banda Aceh mendapatkan sebutan kota 1001 kafe kopi.

Batik Indonesia: Lambang Identitas Kultural Bangsa

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Salah satu budaya yang dapat kita lihat hingga saat ini adalah batik.  Kebanyakan orang tau jenis batik dari daerah mana seperti batik Solo, batik Madura, batik Cirebon. Batik-batik tersebut mempunyai ciri khas pada motifnya. Padahal, bangsa Indonesia sendiri mempunyai batik yang khas Indonesia. Batik itu bernama Batik Indonesia.

(Lihat koleksi batik-batik Solo kami!)

Secara etimologi kata batik berasal dari bahas Jawa yaitu ” amba” yang berarti menulis dan “tik” yang berarti titik/matik(membuat titik) . Pada awalnya, batik ditulis dengan bathik karena mengacu pada huruf jawa “tha” bukan “ta” seperti yang ditulis oleh KRT Dr. HC. Kalinggo Hanggopuro dalam Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan. Berdasarkan etimologis tersebut, batik identik dengan suatu teknik atau proses dari mulai penggambaran motif hingga pelrodan. Oleh karena itu, batik saat ini menjadi warisan budaya tak benda dunia (intangible heritage) UNESCO. Batik tidak hanya dilihat sebagai kain yang digambar, namun dilihat sebagai kekayaan budaya dalam proses pembuatannya.

(Lihat koleksi batik-batik Madura kami!)

Batik diperkirakan mulai muncul dan berkembang pada zaman Majapahit. Pada awalnya, batik hanya dapat dipakai oleh kalangan tertentu, khususnya keraton. Trowulan yang berada di dekat Mojokerto adalah Ibukota Kerajaan Majapahit. Dari sana batik mulai berkembang hingga ke seluruh wilayah Majapahit. Batik yang menyebar mulai mengalami akulturasi dengan budaya setempat sehingga mempunyai keunikan di setiap wilayah. Pada saat ini, kita dapat mengenal batik khas Solo, Yogyakarta, Cirebon, Madura, Tulung Agung, dan lain-lain.

(Lihat koleksi batik-batik Cirebon kami!)

Batik mulai dikenal oleh masyarakat Eropa melalui buku The History of Java karya Sir Thomas Stamford Raffles,  seorang pemimpin EIC di Asia Tenggara yang pernah berkuasa pada 1811 – 1815 saat Inggris menguasai Nusantara. Dilanjutkan pada 1873, seorang saudagar Belanda van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam. Batik Indonesia semakin memukau publik dan seniman sewaktu dipamerkan dalam Exposition Universelle di Paris pada 1990.

KRT Hardjonagoro (sumber:tokohindonesia.com)

Pada sekitar tahun 1950an, Presiden Soekarno mendukung diciptakannya ragam batik tulis baru. Ragam batik ini disebut sebagai “Batik Indonesia” oleh Presiden Soekarno. Dibuat oleh KRT Hardjonagoro di Solo, batik ini memadukan warna-warna cerah khas batik pesisiran dengan ragam hias batik keraton Jawa Tengah. Batik ini mengandung makna persatuan dan dimaksudkan menjadi lambang identitas kultural bangsa.

Batik Indonesia karya KRT Hardjonagoro (Sumber: sojournerantique.blogspot.co.id)

Saat ini, batik tetap menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Indonesia. Hampir semua masyarakat Indonesia mengenal batik karena batik tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari. Batik sudah dikenalkan ketika anak-anak bersekolah. Pada hari tertentu diwajibkan memakai seragam batik. Hal tersebut adalah salah satu upaya untuk tetap melestarikan batik. Namun, tidak semua masyarakat Indonesia mengenal kekayaan dan nilai budaya yang ada di batik. Ini menjadi perhatian banyak pihak karena batik tidak hanya selembar kain yang digambar, namun mengandung nilai-nilai budaya dalam proses pembuatannya.

Tentang Kami

Rachnasandika menyediakan baju dan properti tari tradisional Indonesia, batik, souvenir dan kerajinan tangan

Rachna Sandika adalah usaha kami dalam memasarkan kerajinan tangan Indonesia bersama pelestarian nilai-nilai dan kearifan yang terkandung dari benda tersebut. Seperti yang kita tahu, saat ini kebudayaan Indonesia mengalami banyak tantangan dari masuknya kebudayaan asing. Globalisasi membuat dunia tanpa batas.

Seluruh informasi masuk tanpa bisa dibatasi. Tidak elok jika informasi yang masuk seluruhnya dibendung dan dihentikan. Menurut kami, cara yang bijak untuk melindungi kebudayaan Indonesia dari pengaruh asing adalah dengan menyiarkannya secara masif dan diolah hingga publik kembali tertarik dengan budaya Indonesia. Tidak hanya untuk publik di Indonesia namun juga di Dunia.

Kondisi seperti ini membuat kami semakin terpacu untuk menyajkan informasi dan berita Kebudayaan Indonesia yang berkualitas, berintegritas dan kredibel. Seperti yang sudah diketahui kalangan luas, budaya Indonesia sangat beragam, namun kurang mendapatkan tempat publikasi yang layak serta informasi yang sangat minim.

Kebudayaan Indonesia jika tidak dirawat akan terus mengalami degradasi. kebudayaan akan dilupakan oleh generasi penerus, generasi yang menjadi kunci masa depan bangsa. Oleh karena itu, pelestarian harus segera dilakukan karena budaya tidak hanya menyangkut dengan kesenian, namun banyak bidang lainnya yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti ekonomi, lingkungan, dan alam.

Contohnya, jika kerajinan tangan Indonesia sudah tidak diminati lagi karena minimnya informasi dan ketersediaan barang yang berkualitas.

Kerajinan tangan Indonesia akan kehilangan pasar di dalam maupun di luar negeri.

Dipastikan para pengrajin akan gulung tikar. Budaya kerajinan tangan indonesia akan punah digantikan dengan produk-produk asing. Negara kita hanya akan menjadi negara konsumen, kehilangan daya produksinya.

Kita semua harus menjaga agar ini tidak terjadi.

Agar budaya Indonesia terus lestari hingga generasi ke generasi. Tidak hanya untuk menghibur namun bermanfaat dan menghidupi masyarakat banyak.

Dengan Rachna Sandika, kami berharap dapat merawat kebudayaan Indonesia juga membuatnya menghidupi banyak pengrajin dan masyarakat Indonesia

Keduanya harus seimbang karena tanpa ekonomi apalah arti budaya jika kita masih tergantung dengan pihak luar, juga tanpa budaya apalah arti ekonomi jika hanya terus menerus mengeksploitasi.

Kami akan menjelajah ke seluruh Indonesia. mendata kerajinan-kerajinan tangan Indonesia yang bagus dan berkualitas.

Memasarkan kerajinan-kerajinan tangan Indonesia yang unggulan di pasar lokal dan internasional.

Serta menyampaikan arti yang dikandung oleh kerajinan tangan tersebut.

Seperti yang kita tahu, banyak kerajinan Indonesia mempunyai sejarah, arti, dan nilai-nilai yang menjadi kearifan bangsa.

Kami juga akan menyebarluaskan informasi budaya Indonesia, tidak hanya terkait dengan kerajinan tangan.

Rachna Sandika sendiri berasal dari bahasa Sansekerta.

Rachna mempunyai arti cantik atau indah.

Sandika berarti semangat atau gelora.

Kedua kata itu adalah pengejawantahan dari ide dan tujuan kami dalam usaha melestarikan budaya Indonesia dan membawa kerajinan tangannya kepada pasar yang jauh lebih luas.

(Lihat informasi kebudayaan indonesia di bagian jendela budaya.)

Website ini terdiri dari bagian produk yang berisi kerajinan tangan Indonesia yang saat ini dapat  kami sediakan dan jendela budaya yang berisi informasi-informasi kebudayaan Indonesia.

(Lihat katalog di bagian produk kami.)

Semoga apa yang kami cita-citakan dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Salam,

Reninta Kusuma Ranti & Rizky Ernandi

Pendiri Rachna Sandika

(Kontak)

error: Maaf, konten terproteksi.