Tari Topeng: Ketahui Lebih Dalam dan Referensinya

Tari topeng adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Sesuai dengan namanya, tari ini ditarikan oleh penari yang menggunakan topeng.

Tari topeng di Indonesia sangat bervariasi. Setiap daerah memiliki kekhasannya masing-masing.

Beberapa yang terkenal adalah tari Topeng Cirebon, tari Topeng Betawi, Tari topeng Hudoq dan sebagainya.

Artikel ini akan menjelaskan lebih dalam keunikan, filosofi, dan nilai yang terkandung dari berbagai jenis tari topeng dengan referensi pilihan yang juga dapat dibaca kembali atau untuk penelitian lebih lanjut.

Mari kita simak satu per satu.

Tari Topeng Cirebon

Tari Topeng Cirebon mempunyai hubungan dengan tari topeng yang berkembang di Jawa Timur pada abad ke-10 masehi.

Tari ini menjadi salah satu pondasi dalam penyebaran Islam di Cirebon.

Sejarah Singkat

Seperti yang tertulis dalam Babad Cirebon Carang Satus yang ditulis Elang Yusuf Dendrabrata, tarian ini digunakan sebagai alat diplomasi dalam penyebaran Islam.

Sunang Gunung Jati, salah satu Wali Songo dan pemimpin di Cirebon, mendapat tantangan dari seorang pemimpin dari Krawang yang bernama Pangeran Welang.

Pangeran Welang sangat sakti karena memiliki pusaka yang bernama Curug Sewu.

Sunan Gunung Jati bersama Pangeran Cakrabuana mencari cara agar perselisihan dengan Pangeran Welang tidak menimbulkan pertumpahan darah.

Siasatnya adalah dengan mengadakan tari Topeng Cirebon dengan menampilkan Nyi Mas Gandasari yang saat itu menjadi primadona.

Pangeran Welang terpikat dengan pesona Nyi Mas Gandasari sehingga ia berniat menikahi penari itu.

Nyi Mas Gandasari mau menerima lamaran Pangeran Welang dengan syarat dilamar dengan pusaka Curug Sewu.

Pangeran Welang pun rela menyerahkan pusaka saktinya tersebut.

Ia pun menikahi Nyi Mas Gandasari. Perselisihan mereda dan akhirnya pun Ia memeluk Islam.

Tari Topeng Cirebon terus populer di khalayak umum pada masa setelahnya.

Sampai kedatangan VOC di Cirebon yang menimbulkan banyaknya variasi tari topeng Cirebon seperti yang kita kenal sekarang.

Lasmiyati mencatat dalam “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Tari Topeng Cirebon Abad XV – XX” bahwa beberapa penari keraton Cirebon mengasingkan diri dari keraton karena campur tangan VOC semakin hari semakin besar.

Kepergian para penari keraton Cirebon ke daerah luar keraton menimbulkan banyak variasi tarian, khususnya tari topeng Cirebon. Daerah-daerah tersebut, di antaranya:

  • Losari, Timur Cirebon. Keunikan tari topeng gaya Losari adalah adanya gerakan melenting ke belakang, seperti orang yang akan melakukan geraka breuh.
  • Palimanan, Barat Cirebon. Gaya tari topeng Palimanan adalah gaya yang ditarikan oleh Ibu Suji, maestro tari topeng yang telah tampil keliling dunia.
  • Desa Slangit, Palimanan. pertunjukan tari topeng gaya Slangit disajikan dengan diawali tarian Panji, kemudian tarian Samba/Parmindo, lalu Rumyang/Temenggung dan terakhir tari Klana.
  • Gegesik, daerah ini menjadi salah satu daerah persebaran tari topeng Cirebon. Masa emas tari gaya Gegesik ini terjadi pada 1934 hingga 1939 karena hampir setiap minggu para seniman melakukan pentas.

Busana Tari

Sebagai salah satu bentuk penyebaran Islam, busana tari Topeng Cirebon menutupi aurat penarinya.

Bahkan penarinya juga menggunakan kaus kaki hingga selutut.

Busana Tari Topeng Cirebon

Busana Tari Topeng Cirebon (sumber: Nurul Fitri. yang diambil dari Sanggar Sekar Pandan, Cirebon)

Penjelasan perlengkapan tari secara lengkap sebagai berikut:

  • Sobrah, adalah penutup kepala ciri khas tari Topeng Cirebon. Ia juga dikenal dengan nama tekes. Sobrah memiliki rawis yang terbuat dari beanng wol yang diuntai panjang dan disimpan di samping kanan dan kiri depan takes.
  • Kedok/Topeng. Topeng pada tari Topeng Cirebon memiliki bermacam jenis dan memiliki karakternya masing-masing. Akan dijelaskan pada sub tema selanjutnya.
  • Sumping, untaian panjang tempat menempelnya kembang melok
  • Baju kutung
  • Dasi, untuk peran Tumenggung dan Patih. Selain keduanya menggunakan panekek atau kalung wulan Tumenggung
  • Badong/Ikat pinggang, biasanya terbuat dari logam
  • Kain ules
  • Tapi/Sinjang
  • Sontog
  • Soder/Sampur/Selendang, dengan panjang 2,5 m dan lebar 40 cm, dibelitkan melalui sabuk hingga kedua ujungnya menguntai di sebelah kiri dan kanan depan penari

Rachnasandika.com juga menyediakan busana tari tradisional Indonesia, dapat dilihat ditautan berikut. Menyediakan busana tari tradisional Indonesia.

Filosofi dan Makna Topeng

Terdapat lima karakter topeng dasar yang berbeda berdasarkan pada wataknya.

Setiap karakter topeng memiliki gaya geraknya sendiri-sendiri.

Kelima karakter tersebut dinamakan Panca Wanda.

Ialah

Topeng Panji Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Panji Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Pertama, Panji dengan wanda lemah lembut dan penyantun berwarna putih.

Topeng Panji bermata sipit dengan alis tipis dan mulut sedikit terbuka.

Ia ditarikan dengan gerakan yang paling halus.

Melambangkan kesucian, seperti manusia yang baru lahir.

Topeng Samba Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Samba Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Kedua, Parmindo atau Samba dengan wanda satria, putra mahkota dengan warna cat telur asin.

Topeng ini memiliki hiasan melilit di kening topeng dengan bentuk mata kecil dan alis tipis.

Mulut agak terbuka sehingga terlihat giginya.

Bentuk hidung agak kecil dan mancung.

Karakter topeng ini menggambarkan kegembiraan dan kemudaan.

Topeng Rumyang Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Rumyang Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Ketiga, Rumyang dengan wanda berbudi lincah dengan warna cat merah jambu.

Topeng ini menyerupai topeng Samba/Parmindo, namun memiliki hiasan berbentuk rambut ikal.

Ia melukiskan watak halus dan terbuka

Topeng Tumenggung Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Tumenggung Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Keempat, Tumenggung dengan wanda satria warna cat merah muda.

Topeng ini memiliki mata yang besar dan membelalak dengan alis sedang dan mulut besar yang terbuka lebar.

Di atas bibirnya juga memiliki kumis yang lebat sampai ujung mulutnya.

Topeng ini menggambarkan gagah dan berani.

Topeng Klana Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Topeng Klana Koleksi Sanggar Sekar Pandan, Cirebon

Kelima, Kelana dengan wanda danawa warna cat merah.

Topeng Klana memiliki karakteristik mata besar, hidung mancung, kumis lebat, jenggot dan pada dahi dan pelipisnya ada hiasan rambut ikal.

Ia berwatak kasar, congkak, galak dan pemarah.

Filosofi Gerakan Tari

Tidak hanya busana yang tertutup, gerakan tarian ini pun bernapaskan ajaran agama Islam dan nilai-nilai lokal.

Ada sembilan gerak dasar tari ini.

  • Adeg-adeg yang bermakna berdiri dengan kokoh
  • Pasangan yang bermakna menjadi tauladan bagi orang lain
  • Capang yang bermakna ringan tangan untuk menolong
  • Banting Tangan yang bermakna bekerja keras
  • Jangkung Ilo yang bermakna pandai mengukur kemampuan dan keinginan
  • Godeg yang bermakna selalu memperhatikan sekitar khususnya yang sedang kesusahan
  • Gedut yang bermakna selalu berbagi dengan sesama
  • Kenyut yang bermakna kepincut, atau tertarik dengan hal-hal positif
  • Nindak yang bermakna tindak atau berbuat. Apa yang kita kerjakan selalu mengharap ridho Allah SWT.

Tari Topeng Betawi

Tanah Betawi juga memiliki jenis tari topeng tersendiri.

Saat ini tokoh yang masih melestarikan tari ini adalah Ibu Kartini Kisam.

Sejarah Singkat

Perkembangan tari ini masih memiliki hubungan tari topeng yang berkembang di Cirebon.

Kartini menulis, seperti yang dicatat oleh Rizky Putri Astuti,

Tari Kedok/Topeng yang berkembang di wilayah budaya Betawi pinggiran merupakan penyederhanaan dari tarian topeng kecil Cirebon yang biasa terdiri dari enam sampai delapan topeng.

Tarian ini adalah tari tunggal yang dilakukan oleh penari perempuan.

Tidak seperti tari topeng Cirebon yang dapat ditarikan oleh laki-laki atau perempuan.

Tari ini juga mengenal tiga jenis topeng, yaitu topeng Panji, topeng Samba dan Topeng Jingga.

Pada awalnya tarian ini menjadi salah satu bagian dari pertunjukan Topeng Betawi.

Pertunjukan Topeng Betawi adalah pertunjukan gabungan antara drama, tarian dan nyanyian, seperti pertunjukan teater.

Biasanya, tari Topeng Betawi dipentaskan pada sesi pembuka atau penutup pertunjukan Topeng Betawi.

Rizky Putri Astuti juga mencatat bahwa tarian topeng khas Betawi ini diciptakan oleh pasangan suami istri.

Mak Kinang dan Kong Djioen pada 1930an.

Saat ini, tari ini menjadi sebuah pertunjukan tersendiri.

Pertunjukan tari ini biasanya pada acara pesta pernikahan atau sunatan.

Dalam perkembangannya, ada beberapa jenis tari topeng betawi, di antaranya tari Topeng Tunggal, tari Enjot-enjotan dan tari Topeng Putri.

Busana Tari

Busana tari Topeng Betawi memiliki suasana yang juga tertutup.

Ia menggunakan warna-warna cerah yang menggambarkan kelincahan.

Busana dan perlengkapannya di antaranya:

  • Kembang Topeng
  • Baju Kurung
  • Ampereng
  • Toka-toka
  • Kutang Nene
  • Selendang
  • Kain Tumpal Tombak
  • Aksesoris (kalung, gelang anting dan sabuk)

Filosofi dan Makna Topeng

Ada tiga jenis topeng yang digunakan dalam tari topeng tunggal Betawi.

Perwatakannya menyerupai perwatakan topeng Cirebon.

Pertama, Topeng Panji.

Ia digambarkan dengan warna putih dan mempunyai gerakan yang halus.

Kedua, Topeng Samba.

Ia digambarkan berwarna pink dan mempunyai gerakan yang agak sedikit gagah dan energik.

Ketiga, Topeng Jingga.

Ia digambarkan berwarna merah dan mempunyai gerakan yang berani dan garang.

Menurut Nur Rizqiyah.

Topeng Jingga memiliki makna mitos penciptaan semesta yang berdasarkan sistem kepercayaan pra Islam di Indonesia dan penuh pesan terselubung.

Gerak Tari

Gerak tari tarian ini mengikuti karakteristik topeng yang digunakan.

Gerakannya mempunyai ritme yang diawali dengan gerakan halus lalu semakin gagah dan garang.

Ketika sang penari menggunakan topeng Panji, terdapat empat susunan gerakan, di antaranya:

  1. Tindak/Nindak,
  2. Tindak Selancar,
  3. Goleng,
  4. Sembah Bedeku

Setelah habis semua gerakan topeng Panji, sang penari mengganti topengnya dengan topeng Samba, yang mempunyai susunan gerakan:

  1. Sembah Bedeku,
  2. Puter ditempat,
  3. Kiwir-kiwir,
  4. Gonjingan.

Sang penari pun mengganti topengnya dengan topeng Jingga, dengan gerakan:

  1. Gonjingan,
  2. Nindak empat,
  3. Gagahan,
  4. Puter selampe,
  5. Goyang pundak,
  6. Sembah deku.

Tari Hudoq

Tari Hudoq termasuk tari yang menggunakan topeng sebagai propertinya.

Hudoq sendiri dalam bahasa Dayak berarti topeng.

Tari Hudoq adalah tarian ritual yang dilaksanakan pada saat-saat tertentu.

Tidak seperti kedua tari topeng sebelumnya

Setiap pagelaran tari Hudoq memiliki makna dan fungsinya tersendiri.

Sejarah Singkat

Menurut F. Jiu Luwai yang dicatat oleh Risna Herjayanti dalam skripsinya,

Terciptanya tari Hudoq bagi masyarakat Dayak Ga’ay Loong Glaat, sub suku Dayak Kayan, berasal dari sebuah legenda.

Zaman dahulu kala, terjadi pernikahan antara manusia, Heleang Habeung, dengan putri dari kerajaan di pusaran sungai, Selau Sen Yeang.

Dari pernikahan tersebut lahirlah anak yang bernama Buaq Selo.

Pada saat Heleang Hebeung hidup di dasar sungai, istrinya meminta kepada warga dasar sungai untuk menari.

Warga sungai pun menari dengan meriah hingga lama kelamaan muncullah bentuk aslinya.

Heleang Hebeung, yang sebelumnya merasa terhibur menjadi takut.

Membuatnya ingin pulang ke dunia manusia.

Terlebih, dirinya juga rindu dengan sanak keluarganya.

Dengan berat hati, Selau Sen Yeang merestui kepulangan suaminya ke Bumi.

Sebelum suaminya pergi, ia berpesan.

Dengan rela saya melepas kepergianmu. Kita memang hidup di alam yang berbeda, namun kasih sayangku tidak mengenal dan terhalang oleh alam yang berbeda. Bila engkau ingin kembali berhubungan dengan kami, panggil dan buatlah upacara adat. Kami akan membantu dalam berbagai keperluan. Hubungan ini tidak akan terputus sampai kapanpun, Buaq Selo dan keturunannya kelak akan memelihara sampai kapan pun tidak akan berakhir.

Seorang diri Heleang Hebeung kembali ke Bumi.

Sesampainya di tengah-tengah sanak saudaranya, ia bercerita tentang pengalamannya.

Untuk mengenang istri dan anaknya, ia mengajak rakyat Leham Kejin untuk membuat topeng-topeng dengan ekspresi dan wujud yang dilihatnya waktu itu dan menari.

Kampung Leham Kejin saat ini dikenal sebagai suku Long Gelaat.

Fungsi Tari Hudoq

Tari Hudoq pada masyarakat Long Gelaat ditarikan dalam rangkaian upacara Bekudung, upacara panen.

Risna Herjayanti mencatat ada lima fungsi tari Hudoq:

  1. Sebagai sarana komunikasi kepada roh-roh gaib;
  2. Sebagai sarana pengungkap rasa syukur;
  3. Sebagai pengikat rasa solidaritas dan kebersamaan masyarakat;
  4. Sebagai sarana meminta kekuatan, perlindungan dan keberhasilan pada usaha perladangan;
  5. Sebagai sarana hiburan.

Busana Tari

Busana yang dipakai para penari Hudoq cukup sederhana.

Para penari menggunakan baju lengan panjang dan celana.

Lalu memakai Hudoq Chum Tai, berbentuk seperti mantel yang terbuat dari daun pisang berumbai-rumbai yang masih hijau.

Daun pisang yang berwarna hijau bermakna kehidupan yang terus tumbuh dan berkembang.

Pada bagian kepala, penari menggunakan topi yang dihiasi bulu burung Rangkong atau bulu burung Ruwai, namun sebagian suku dayak tidak mewajibkan topi ini.

Selanjutnya topeng yang menjadi perlangkapan utama.

Topeng berbentuk penggambaran roh-roh yang hidup di alam. Ada yang berbentuk seperti hewan darat, hewan laut, dewa-dewa atau raja-raja.

Topeng-topeng itu berwarna merah dan hitam dengan warna dasar putih.

Merah menyimbolkan keberanian.

Hitam menyimbolkan keagungan.

Putih menyimbolkan kesucian.

Filosofi dan Makna Topeng

Mengutip Fauzia Latif, Hudoq dalam masyarakat Dayak Bahau menyiratkan unsur dualisme dan tripartit.

Dualisme yang dimaksud adalah laki-laki dengan perempuan.

Penjabaran Analisis Unsur Dualisme pada topeng tari Hudoq (Sumber: Fauzia Latif)

Penjabaran Analisis Unsur Dualisme pada topeng tari Hudoq (Sumber: Fauzia Latif)

Jika dibuat garis tengah topeng secara vertikal, akan membuat pembagian yang serupa namun saling berlawanan.

Melambangkan adanya dualisme yang mempresentasikan laki-laki dan perempuan.

Penjabaran Analisis Unsur Tripartit pada topeng tari Hudoq (Sumber: Fauzia Latif)

Penjabaran Analisis Unsur Tripartit pada topeng tari Hudoq (Sumber: Fauzia Latif)

Selanjutnya, unsur tripartit terproyeksikan dengan menggambar dua garis horizontal.

Bentuk dan lukisan bagian atas Hudoq yang mengarah ke atas melambangkan Sang Pencipta.

Bagian tengah Hudoq yang mengarah kesamping melambangkan transenden/penghubung antara kedua dunia.

Bagian bawah yang mengarah ke bawah mendekati bumi melambangkan manusia dengan kehidupan sosialnya dan hasil usaha agrarisnya.

Jenis topeng dan maknanya dapat dibaca lebih lengkap di skripsi Risna Herjayanti.

Gerak Tari

Gerakan pada tari Hudoq melibatkan kaki, tangan dan kepala.

Gerakannya terpola dalam tatanan ritmis

Tari Hudoq memiliki gerakan Jiak, Jiak Lut, Jiak Dong yang memfokuskan gerakan pada kaki.

Sedangkan, gerak Kuwai adalah gerakan yang mengkombinasikan gerak kaki dan tangan.

Gerak kepala mengikuti karakteristik topeng Hudoq yang dipakai.

Jika penari menggunakan topeng berkepala burung, gerakan kepalanya seperti mengangguk dan patah-patah sambil mengikuti irama musik.

Penutup, Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut

Tiga tari topeng di atas adalah kekayaan budaya Indonesia.

Tari Topeng Cirebon dan Betawi pada masa sekarang bersifat tari pertunjukan yang dipentaskan pada acara pernikahan, sunatan atau pembukaan acara resmi lainnya.

Sedangkan,

Tari Hudoq adalah tari ritual. Tari ungkapan rasa syukur pada serangkaian upacara panen.

Kami mengelompokan setiap referensi ke dalam pembahasan tari yang sudah dijelaskan di atas.

Sumber-sumber ini berisi informasi yang lebih lengkap daripada artikel ini dan dapat ditelusuri melalui tautan yang tertera.

Semoga memudahkan para pembaca.

Tari Topeng Cirebon

Lasmiyati “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Tari Topeng Cirebon Abad XV – XX” dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 3 No. 3 Tahun 2011 https://tinyurl.com/yb26ctey

Lesmana Nugraha, Diky “Fotografi Esai Tari Topeng Cirebon Melalui Nilai Islam” https://tinyurl.com/ydbnxwee

Fitri, Nurul “Tari Topeng Cirebon Kesenian Yang Diislamkan” https://tinyurl.com/ydygwuxf

Website Sanggar Seni Sekar Pandan, Cirebon https://tinyurl.com/yavxdoys

Tari Topeng Betawi

Astuti, Rizky Putri “Tari Topeng Tunggal Khas Betawi di Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur” https://tinyurl.com/y7nyprdb

Nur, Rizqiyah “Pemaknaan Topeng Jingga Pada Tari Topeng Betawi” https://tinyurl.com/yalxll2x

Tim Penulis Telisik Tari DKJ: Tari Betawi Topeng dan Cokek https://tinyurl.com/y84cr5yz 

Tari Hudoq

Latif, Fauziah “Tarian dan Topeng Hudoq Kalimantan Timur: Suatu Kajian Filsafat Seni” https://tinyurl.com/yarlg7qx

Herjayanti, Risna “Makna Simbolik Tari Hudoq pada Upacara Panen Bagi Masyarakat Suku Dayak Ga’ay Kabupaten Berau Kalimantan Timur” https://tinyurl.com/y7kkakbj

 

Tari Pendet: Unsur Tari dan Kondisi Terbaru

Bagi siapa saja yang melihat tari Pendet, pasti langsung terbayang Pulau Dewata. Tarian ini telah eksis sejak zaman lampau dan masih terkenal hingga saat ini. Karena keterkenalannya, tari pendet pernah disertakan dalam iklan pariwisata negara Malaysia.

Tentu saja hal itu langsung menjadi sorotan media Indonesia kala itu.

Setiap orang Indonesia harus aktif dalam melestarikan dan memajukan kebudayaannya.

Sejalan dengan pernyataan Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan RI, yang dikutip dari Koran Republika, Rabu 15 Agustus 2018.

Kita harus bekerja keras untuk menegakkan klaim budaya. Jadi, bukan melarang orang mengklaim budaya kita

Artikel ini akan mencoba menjelaskan unsur tarian ini dan kondisi terbaru diseputarnya dengan berdasarkan sumber-sumber yang dapat diverifikasi/diperiksa kembali oleh para pembaca.

Jenis Tari Pendet

Menurut Buku Seni Tari untuk SMA yang disusun oleh Alien Wariatunnisa dan Yuli Hendrilianti, tari pendet terbagi menjadi tiga jenis.

Pertama adalah tari Pendet upacara.

Tari Pendet upacara tergolong sebagai tari religius. Tarian ini hanya boleh ditarikan pada upacara keagamaan. Ia berfungsi sebagai sarana upacara/ritual keagamaan. Biasanya tarian ini dipentaskan di halaman pura.

Kedua adalah tari Pendet penyambutan.

Jenis tari ini dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu agung atau kenegaraan. Pelaksanaannya sering kali di Bandara Internasional Ngurah Rai, tempat penyelenggaraan kegiatan dan hotel.

Ketiga adalah tari Pendet seni pertunjukan.

Tari pendet yang dimainkan pada tempat-tempat wisata biasanya termasuk ke dalam kategori ini. Tarian ini dibuat untuk menghibur para wisatawan lokal dan mancanegara.

Gerak Dasar Tari Pendet

Sebelum belajar menarikan tari Pendet.

Penting untuk mengetahui gerakan dasar tari ini.

Gerakan dasar tari Pendet mengacu pada gerak umum tari Bali, yaitu tangkep, agem dan tandang.

Referensi sebelumnya berisi data cukup lengkap tentang gerakan dasar yang biasa dilakukan saat menarikan tarian ini.

Gerakan dibagi ke dalam empat bagian tubuh.

Gerak kaki

Gerak kaki melingkupi tujuh gerakan yang terdiri dari sikap berdiri hingga ngider (berputar).

Sikap berdiri penari Pendet mengambil sikap kaki kembang pada, bahu didatarkan, punggung dilengkungkan, dada dibusungkan dan perut dikempiskan

Perut dikempiskan dengan mengambil napas perut secara berulang-ulang.

Selanjutnya adalah gerakan tapak sirang dada.

Paha dan betis direnggangkan dengan kedua kaki mengarah keluar dan tumit membentuk sudut.

Gerakan betis dan paha ini sangat penting untuk mendapatkan sikap yang lebih tegas.

Berikutnya adalah gerakan ngeed (sikap jongkok menekuk).

Ketika kedua kaki melakukan gerakan tapak sirang dada, kedua lutut ditekuk.

Berikutnya gerakan membuka agem.

Gerakan ini berfokus pada telapak kaki. Gerakan agem adalah membuka satu tapak dan jarinya ditarik ke atas (nyelengking).

Gerakan ini dilakukan berganti-gantian oleh kedua kaki.

Ketika sikap berdiri sudah menguasai, selanjutnya gerakan berjalan.

Ada tiga gerakan di antaranya ngumbang (berjalan di tempat lambat), ngumbang/milpil/malpal (berjalan cepat), dan ngider (berputar).

Ngumbang dilakukan dengan mengangkat paha dan betis dalam kondisi ngeed secara bergantian dan hitungan ajeg 1 sampai 8 (sesuai lagu pengiring).

Ngumbang/milpil/milpal gerakan ini sama dengan ngumbang namun dilakukan lebih cepat.

Ngider dilakukan dengan sikap kaki dalam posisi agem lalu kaki yang dibelakang diangkat sedikit dan berputar ke arah kanan belakang dan diikuti kaki yang depan sampai posisi tubuh berputar 360 derajat.

Gerakan lengan dan tangan

Gerakan lengan adalah gerakan yang paling banyak di antara gerakan tubuh yang lain.

Gerakan lengan dan tangan melingkupi gerakan ngeseh (ngejat pala) hingga gegirahan.

Ngeseh adalah gerakan menggetarkan pangkal lengan dengan cepat.

Gerakan ini berguna untuk melemaskan otot-otot yang berada di sekitar pangkal lengan.

Gerakan ini dilakukan dalam posisi ngeed dan perut dikempiskan.

Selanjutnya gerakan ngombak ngengkel.

Gerakan ini adalah gerakan siku menekuk.

Berikutnya gerakan ngombak rangkep.

Gerakan ini adalah gerakan yang mengkombinasikan gerak tangan dan kaki.

Selanjutnya gerak agem.

Ketika posisi kaki sedang melakukan gerak agem, satu tangan melakukan gerakan sepat pala dan yang lainnya ugel sirang susu.

Berikutnya sikap tangan jeruji.

Gerakan ini merapatkan jari-jari tangan selain ibu jari, sedangkan ibu jari ditempelkam pads telapak kanan.

Terdapat pula sikap tangan nyumprit.

Sikap tangan nyumprit adalah melekatkan ibu jari pada ujung jari tengah.

Berikutnya sikap tangan ngeletik.

Sikap ngeletik diawali dengan sikap tangan jeruji lalu semua jari yang merapat meniltil/berkedip secara bergantian.

Selanjutnya adalah sikap tangan jeriring.

Sikap ini juga diawali dengan sikap tangan jeruji, namun semua jari digetarkan sedikit dengan beriringan dari kelingking hingga ibu jari.

Yang terakhir adalah gerakan gegirahan.

Gerakan ini melebarkan semua jari tangan lalu seluruhnya digetarkan bersamaan. Biasanya gerakan ini digunakan oleh penari yang memakai kuku panjang seperti jauk, aring rangda dan sejenisnya.

Gerak leher

Terdapat dua gerak leher utama pada tari pendet.

Pertama gerak memutar dan yang kedua gerak menengok.

Kedua gerakan ini harus dilakukan dengan tubuh yang tegak.

Gerak mata

Umumnya, gerak mata pada tari Bali sangat beragam berdasarkan fungsinya.

Artikel ini akan menuliskan dua contoh gerak mata.

Pertama adalah nyeledet.

Nyeledet adalah gerakan melirik. Gerakan ini dilakukan selaras dengan gerakan tubuh yang lain.

Kedua adalah nelik/dedeling.

Nelik atau dedeling adalah gerakan yang membelalakan kedua mata.

Komposisi Gerak Tari Pendet

Buku Seni Tari: Untuk Kelas X, XI, dan XII juga menjelaskan komposisi gerakan dalam menarikan tari Pendet.

Namun, sebelum menarikan tari Pendet, disarankan untuk:

  1. Mengetahui setiap frase gerak dalam irama cepat dibagi ke dalam 8 (delapan) hitungan. Setiap hitungan keempat jatuh pukulan kenong dan hitungan kedelapan jatuh pukulan gong.
  2. Mengetahui setiap frase gerak lambat dibagi ke dalam 16 (enam belas) hitungan. Setiap hitungan delapan jatuh pukulan kenong dan hitungan keenam belas jatuh pukulan gong.

Contoh komposisi tari yang dapat dipraktikan sebagai berikut:

  1. Ngumbang luk penyalin (berjalan ke depan dengan berbelok-belok) dengan irama cepat.
  2. Gerak peralihan dari irama cepat ke lambat: diawali ngombak-rangkep (hitungan 1 -2), lalu tapak sirang pada-ngesed (hitungan 3-4), miles kaki kanan/gerakan peralihan (hitungan 5-6), luk ngagastru-ngagem kanan (hitungan 7-8).
  3. Ngagem kanan dengan irama lambat: diawali dengan sikap ngagem kanan, ngeed, jeriring ngenjent (hitungan 1-4), Luk nagastru-ngilek (hitungan 5-6), nyeledet kanan (hitungan 7-8), ngenjet-luk nerudut (hitungan 9-12), luk nagastru-ngilek (hitungan 13-14) dan nyeledet kanan (hitungan 15-16)
  4. Gerak peralihan dalam irama lambat dan dua kali pukulan gong: Sikap ngagem kanan, ngeed, jeriring (hitungan 1-4), kaki menutup/kedua kaki sejajar tapak sirang dada (hitungan 5-6), ngombak ngangkel (hitungan 7-8), ngombak rangkep (hitungan 9-10), tapak sirang pada-ngeseh (hitungan 11-12), miles kaki kiri (hitungan 13-14), luk nagastru-ngilek (hitungan 15), ngagem kiri-nyeledet kiri (hitungan 16)
  5. Gerak peralihan dalam irama lambat dan dua kali pukulan gong: sikap ngagem kiri, ngeed, jeriring ngenjet (hitungan 1-4), luk nagastru-ngilek (hitungan 5-6), nyeledet kiri (hitungan 7-8), ngenjet-luk nerudut (hitungan 9-12), luk nagastru-ngilek (hitungan 13-14), nyeledet kiri (hitungan 7-8)

Tata Rias dan Busana

Tata rias dan busana untuk tari Pendet dibagi menjadi dua yang dibedakan ke dalam jenisnya.

Pertama tata rias dan busana untuk tari upacara keagamaan

Tata rias untuk tarian ini sifatnya tidak terlalu wah, seperti riasan dalam keseharian.

Make up pada wajah dengan garis tipis pada alis, mata dan bibir

Busana yang dikenakan adalah kain hendek atau batik dan stagen, baju kebaya, kamen cerik, setangkai bunga berbahan metal berwarna emas dan ditambah bunga kamboja dan mawar.

Pada tari Pendet Wali, penari dilengkapi dengan canang sari (sesajian janur dan bunga yang tersusun rapi), pesepan (perapian) dan tetabuhan.

Kedua tata rias dan busana untuk tari pertunjukan.

Tata rias untuk tari pertunjukan sangat wah dan memperindah wajah, garis mata, alis dan mulut yang dibuat lebih tebal.

Rambut penari juga dibentuk pusung tegel atua pusung gonjer.

Busana tari untuk pertunjukan lebih beragam seperti kemben prada, sabuk prada, kamen carik prada, beberapa tangkai bunga berbahan metal berwarna emas, bunga kamboja dan bunga mawar.

Sang penari juga dilengkapi oleh bokor yaitu tempat bunga tabur yang terbuat dari bahan metal.

Sedang mencari busana tari Pendet? Menyediakan Baju Tari Tradisional Indonesia.

Musik Pengiring

Pertunjukan tari Pendet biasanya diiringi musik yang dihasilkan dari seperangkat alat musik tradisional.

Alien Wariatunnisa dan Yuli Hendrilianti mencatat ada empat belas alat musik pengiring, di antaranya:

  1. Sepasang kendang, lanang dan wadon
  2. Terompet satu tungguh
  3. Riyong satu tungguh
  4. Giying dua tungguh (ngumbang dan ngisep)
  5. Pemade empat tungguh (2 ngumbang dan 2 ngisep)
  6. Kantil empat tungguh (2 ngumbang dan 2 ngisep)
  7. Jublag dua tungguh (1 ngumbang dan 1 ngisep)
  8. Jagogan dua tungguh (1 ngumbang dan 1 ngisep)
  9. Kenong satu tungguh
  10. Kempul satu tungguh
  11. Kajar satu buah
  12. Ceng-ceng satu set
  13. Gong satu pasang
  14. Suling beberapa buah

Tokoh Tari Pendet

Tari Pendet pada awalnya adalah tari keagamaan yang dipentaskan hanya di pura.

Tari Pendet yang dapat kita nikmati sekarang, tidak lepas dari peran seniman-seniman di Bali.

Beberapa di antaranya adalah

I Wayan Rindi berada di tengah (sumber: penakecil.com)

I Wayan Rindi berada di tengah (sumber: penakecil.com)

I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng

Menurut I Wayan Dibia, I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng adalah pelopor pembaruan tari pendet menjadi tari penyambutan tamu.

I Wayan Rindi dilahirkan pada 1917 di Banjar Lembah, Denpasar ini belajar menari dari maestro-maestro Bali, seperti I Wayang Lotering, I Nyoman Kaler dan I Regog.

Mereka bersama-sama menggubah tari Pendet dengan ditarikan oleh empat penari untuk ditampilkan dalam acara penyambutan tamu di hotel-hotel.

Tari Pendet yang digubah tidak lepas dari pakem tari Pendet Wali.

Gerak dasar dan busananya masih mengikuti pakem dengan beberapagerak  yang ditambahkan seperti pelemparan bunga kepada tamu sebagai bentuk penghormatan.

Sampai akhir hayatnya, telah ada ratusan penari yang dapat menarikan tari Pendet.

Ia wafat pada 1976 dan tidak pernah mematenkan tarian gubahannya ini.

Potret I Wayan Beratha dalam buku biografinya. (sumber:balebengong.net)

I Wayan Beratha

I Wayan Beratha adalah seorang empu seni tari dan tabuh Bali.

Perannya dalam perkembangan tari Pendet adalah menciptakan pola baru yang sampai sekarang kita kenal pada 1961.

Tari Pendet gubahannya ditarikan oleh lima penari.

Ia juga berperan dalam mempromosikan tari Pendet ke dunia Internasional.

Salah satunya dengan memimpin tari Pendet massal yang dilaksanakan pada upacara Asian Games ke-4 di Jakarta pada 1962.

Banyak sumber mencatat bahwa tarian massal ini ditarikan oleh 800 atau 1000 penari.

Namun, kesimpangsiuran jumlah penari bukanlah menjadi masalah yang utama.

Karena tari Pendet telah berhasil dalam memeriahkan pesta olah raga terbesar di Asia dan menjadi kebanggaan Indonesia.

Informasi Seputar Tari Pendet

Tari Pendet Massal

Tari Pendet telah beberapa kali ditarikan secara massal.

Pada 1962, tari Pendet massal sukses memeriahkan pembukaan Asian Games ke-4 di Jakarta.

Kala itu tari Pendet dipimpin oleh I Wayan Beratha.

Tari Pendet Massal terbaru ditarikan oleh 1.000 penari pada 9 Agustus 2018.

Menurut Bendasa Adat Sading, I Ketut Sudiarsa, tarian massal kali ini bertujuan untuk menyatukan pikiran masyarakat dan melestarikan tarian ini.

Rekor terbesar tari pendet massal melibatkan 1.650 penari.

Penari-penari Pendet tersebut terdiri dari siswi taman kanak-kanak hingga mahasiswi.

Pertunjukan tari pendet massal terbesar ini ditampilkan untuk memeriahkan pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXIII yang dilaksanakan pada Juli 2010 di Pulau Bali.

Pernah Masuk ke Dalam Iklan Pariwisata Malaysia

Ketenaran tari Pendet, membuat Malaysia menjadikannya sebagai salah satu objek di iklan pariwisatanya.

Iklan” Enigmatic Malaysia” tersebut juga memunculkan beberapa kesenian Indonesia, termasuk wayang kulit.

Peristiwa ini sempat ramai diperbincangkan khalayak ramai pada Agustus 2009.

Banyak warga negara Indonesia protes terhadap hal tersebut.

Protes juga dilontarkan oleh penari yang menjadi bintang iklan tersebut.

Kedua penari tersebut adalah penari asli Bali yang bernama Lusia Ni Made Lidia Merianti  dan Wiwiek.

Menurut Lusia, pengambilan gambar untuk video tersebut bertujuan untuk pengajaran tari Pendet.

Bukan untuk ditampilkan sebagai iklan pariwisata.

Tidak hanya protes, beberapa orang Indonesia mengambil sikap yang cukup keras.

Seperti pembakaran bendera Malaysia, mempersiapkan diri untuk berperang, dan sebagainya yang menunjukkan rasa nasionalisme.

Atas reaksi yang terjadi di Indonesia, iklan tersebut akhirnya dicabut.

Penutup

Tari Pendet menjadi terkenal hingga saat ini tidak lepas dari peran seniman yang sangat gigih dalam melestarikan dan memperbaruinya. Sebagai generasi penerus, kita harus mempunyai etos kerja yang sama dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan yang telah mereka wariskan.

Semoga usaha kecil yang kita kerjakan, jika terus menerus dilakukan dapat memiliki manfaat untuk kemajuan budaya kita.

Referensi

Buku

Wariatunnisa, Alien dan Yuli Hendrilianti (2010) Seni Tari: Untuk SMA/MA Kelas X, XI, dan XII. Kementerian Pendidikan Nasional: Jakarta. (Link buku dapat diunduh di Seni Tari: Untuk SMA/MA Kelas X, XI, dan XII)

Artikel online

“Biografi I Wayan Beratha Seniman Bali Kelas Dunia Diluncurkan” (sumber: http://lifestyle.bisnis.com/read/20141222/219/385077/biografi-i-wayan-beratha-seniman-bali-kelas-dunia-diluncurkan)

“Discovery Channel Cabut Iklan Tari Pendet Malaysia” https://news.detik.com/berita/d-1188688/discovery-channel-cabut-iklan-tari-pendet-malaysia-

“Pendet Tergolong Tarian Tertua di Bali” (sumber: https://www.liputan6.com/news/read/241524/pendet-tergolong-tarian-tertua-di-bali)

“Pendet Tergolong Tarian Tertua di Bali” (sumber: https://nasional.kompas.com/read/2009/08/23/00513652/pendet.tergolong.tarian.tertua.di.bali

“Penghormatan Terakhir Empu Seni Wayan Beratha” (sumber: http://metrobali.com/penghormatan-terakhir-seni-wayan-beratha/)

“Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang Bali” (sumber: https://travel.kompas.com/read/2009/08/24/10554764/penari.pendet.di.iklan.visit.malaysia.orang.bali)

“Penari Pendet dalam Iklan Pariwisata Malaysia protes”(https://www.liputan6.com/news/read/241836/penari-pendet-dalam-iklan-pariwisata-malaysia-protes)

“Pewnari Pendet Dalam Iklan Malaysia Protes” https://www.viva.co.id/berita/nasional/85435-penari-pendet-dalam-iklan-malaysia-protes

“Tari Pendet Massal Raih Muri” (sumber: https://nasional.kompas.com/read/2010/07/22/01470012/tari.pendet.massal.raih.muri)

Thomas Benmetan “I Wayan Rindi, Sosok Legendaris Pencipta Tari Pendet yang Mendunia” diakses pada 16 Agustus 2018 (Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/12/01/i-wayan-rindi-sosok-legendaris-pencipta-tari-pendet-yang-mendunia)

I Komang Agus Aryanta ” 1.100 Penari Bawakan Tari Pendet Massal, Turut Peringati Hari Kemerdekaan Indonesiana” (Sumber: http://bali.tribunnews.com/2018/08/13/1100-penari-bawakan-tari-pendet-massal-turut-peringati-hari-kemerdekaan-indonesia)

W.B. Padmawiryanta “Perspektif Hindu Dalam Tari Bali dan Tari Pendet” (Sumber: https://bola.kompas.com/read/2009/09/18/01583199/Perspektif.Hindu.dalam.Tari.Bali.dan.Tari.Pendet)

 

error: Maaf, konten terproteksi.