Pakem Pemakaian Batik Dalam Upacara Kelahiran Adat Jawa

Ibu dan Bayi sumber:merdeka.com

Dari zaman dahulu hingga sekarang, masyarakat Jawa menggunakan batik dalam berbagai upacara adat. Kebudayaan Jawa mempunyai upacara adat yang lengkap terhadap perkembangan manusia. Dari masih di dalam kandungan hingga wafat ada ritualnya sendiri-sendiri. Penggunaan batik dikelompokan melalui motif atau ragam hias yang sesuai upacara adat tersebut. Hal itu terjadi dari generasi ke generasi sehingga terciptalah pakem pemakaian batik.

Upacara Tedhak SIten yang dilakukan pasangan selebritis Anang Hermansyah dan Ashanty. sumber: baabun.com

Upacara-upacara adat budaya Jawa yang umum dikenal antara lain:

  • Upacara adat kelahiran;
  • Upacara adat pernikahan;
  • Upacara adat kematian.

Pada setiap upacara adat, kain batik yang motifnya sesuai dengan upacara adat juga diturutsertakan. Hal itu karena motif atau ragam hias mempunyai makna tersendiri. Di dalam motif itu terdapat harapan dan simbol pengabdian hamba kepada Tuhan YME. Misalnya motif Cakar yang umum digunakan orang tua pada upacara adat pernikahan. Motif cakar dilambangkan kesiapan melepas anak ke jenjang pernikahan.

Pakem sendiri jika di dalam KBBI berarti (adjektiva) kuat mencekam (tentang rem motor). Jika diartikan ke dalam batik, menurut penulis pakem penggunaan batik adalah aturan dalam penggunaan batik yang mengikuti tradisi dan kebiasaan terdahulu yang memiliki kearifan dan nilai-nilai budaya.

Menurut penulis, budaya Jawa mempunyai peradaban yang tinggi dalam bidang batik karena pengetahuan dalam bidang batik sangat kompleks ,banyak dan melekat di kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, mari kita simak apa saja pakem pemakaian batik dalam upacara adat dan tradisi budaya Jawa!

Pakem Pemakaian Batik dalam Upacara Adat Kelahiran

Kelahiran tidak hanya kebahagian pada sepasang suami-istri dalam menyambut buah hatinya, namun memiliki kesakralan tentang proses terciptanya seorang manusia atas karunia Tuhan YME.

Kesakralan tersebut dapat terlihat dari beberapa upacara adat mengenai kelahiran yang dikenal oleh budaya Jawa.

Upacara adat tersebut terbagi dalam kategori sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan.

Upacara adat sebelum melahirkan, di antaranya:

  • Upacara tiga bulanan.

Upacara ini dilakukan ketika umur kehamilan telah mencapai 3 bulan. Pada saat itu dipercaya ketika ruh bayi ditiupkan pada janin. Biasanya upacara ini dilakukan dengan tasyakuran.

  • Upacara tingkepan atau Mitoni

Video ini menggambarkan prosesi upacara Mitoni. Dalam video ini sang Calon Ibu menggunakan kain batik pertama bermotif Sido Asih, ketiga Wahyu Temurun, yang keempat dan terakhir motif Babon Angrem. Sedangkan urutan kedua, keempat dan kelima penulis kurang jelas melihatnya

Upacara ini dilakukan ketika umur kehamilan telah mencapai 7 bulah. Kata mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh. Upacara adat ini berupa syukuran yang di dalamnya terdiri dari serangkaian acara, yaitu memasukan telur ayam kampung ke dalam kain calon ibu, dilanjutkan dengan siraman calon ibu, berganti nyamping dan pelafalan doa-doa.

Pada sesi berganti nyamping, sang calon ibu harus berganti-ganti mengenakan 6 kain batik dan 1 kain lurik. Pergantian batik-batik tersebut mempunyai aturan, bahwa batik yang terakhir dipakai adalah yang bermotif sederhana.

Motif-motif yang umum digunakan di antaranya:

Motif Wahyu Temurun khas Yogyakarta

Motif Wahyu Temurun khas Yogyakarta. sumber: tikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.co.id

Motif Wahyu Tumurun. Motif ini berisi harapan agar si jabang bayi memiliki kedudukan yang baik.

Motif Cakar khas Yogyakarta. sumber http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.co.id

Motif Cakar. Dengan motif ini diharapkan agar sang anak rajin mencari rezeki.

Motif Udan Liris. sumber: pinterest.com

Motif Udan Liris. Diharapkan sang anak akan mempunyai sifat tangguh.

Motif Kesatrian dalam pakem penggunaan batik diharapkan sang anak menjadi seorang kesatria.

Motif Kesatrian. sumber thekurniabatik.wordpress.com

Motif Kesatrian. Motif ini menyimbolkan agar anak memiliki sifat kesatria.

MOtif batik Sidomukti, termasuk motif pakem pemakaian batik.

Motif batik Sidomukti. sumber mbatikyuuuk.wordpress.com

Motif Sidomukti. Dengan motif ini diharapkan hidup sang anak akan baik dan terhormat.

Motif Babon Angrem. sumber: barangtempodoeloe.com

Motif Babon Angrem. Motif yang bergambar ayam betina yang sedang mengeram, menyimbolkan kasih sayang ibu kepada anaknya.

Lurik Lasem. sumber zipoer.wordpress.com

Kain terakhir adalah kain lurik Lasem. Pada kain lurik Lasem bergambar garis vertikal dan horizontal. Hal itu sebagai tanda hubungan dengan Tuhan TME dan dengan sesama manusia. Kesederhanaan kain lurik Lasem juga melambangkan hidup yang sederhana.

Pakem pemakaian batik juga memiliki beberapa alternatif selain ragam hias atau motif di atas. Beberapa di antaranya adalah Sido Mulya, Sida Asih, dan motif-motif lain yang melambangkan doa-doa dan harapan untuk kelahiran.

Ketika calon ibu masih mengandung, sudah ada dua upacara adat untuk mempersiapkan kelahiran. Setelah kelahiran pun masih ada beberapa upacara adat, di antaranya:

  • Mendhem Ari-ari

Pagar bambu, yang bentuknya seperti sangkar, diberikan lampu yang ditaruh di atas ari-ari yang telah dikubur. sumber: aslimalang.wordpress.com

Ari-ari atua yang juga dikenal dengan plasenta adalah organ yang berfungsi menyalurkan makanan dan oksigen dari ibu ke janin sewaktu di dalam rahim. Orang Jawa percaya bahwa ari-ari berjasa dan dianggap sebagai batir bayi (teman bayi). Dalam upacara ini, dilakukan oleh sang ayah. Biasanya ari-ari dikubur di dekat pintu utama rumah dengan diberi pagar bambu dan penerangan berupa lampu minya selama 35 hari.

  • Puputan

Upacara puputan adalah upacara yang dilakukan ketika tali pusar bayi sudah terputus/puput puser. Dahulu, masyarakat Jawa merayakannya dengan menyajikan berbagai macam saji. Namun, sekarang biasanya dilakukan ketika bersamaan dengan upacara selapanan atau sepasaran.

  • Brokohan

Brokohan biasanya dilakukan dengan syukuran dan pengajian bersama orang-orang sekitar. Dahulu, biasa dilakukan berturut-turut hingga 7 hari kelahiran.

  • Aqiqah

Upacara Aqiqah adalah hasil akulturasi antara budaya Jawa dan agama Islam. Upacara ini menyembelih 2 ekor kambing untuk anak laki-laki atau1 ekor kambing untuk anak perempuan.

  • Selapanan

Slametan potong rambut. sumber:kesolo.com

Upacara Selapanan dilakukan 35 hari (selapan) setelah kelahiran bayi.  Terdiri dari serangkaian acara seperti: bancakan weton, pemotongan rambut bayi dan pemotongan kuku bayi.

  • Tedhak Sinten

Upacara Tedhak Siten. Sang bayi sedang menginjak jenangan dan memakai motif batik Kesatria, Sumber: shintaayu.com

Upacara ini tidak hanya diikuti oleh jabang bayi, tapi juga orang tuanya. Diawali dengan kenduri kemudian injak jenang, naik tangga tebu wulung dan masuk kurungan. Pada upacara ini orang tua bayi menggunakan batik bermotif parang, sedangkan sang bayi memakai pakaian tradisional. Upacara ini empunyai perlengkapan di antaranya: pisang raja, kembang telon, tumpeng robyong, jenang tujuh warna, kurungan ayam, tangga dari tebu wulung dan aneka barang yang mendukung pekerjaan.

Upacara selapanan ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton (kenduri hari kelahiran), pemotongan rambut bayi hinngga gundul dan pemotongan kuku bayi. Pemotongan rambut dan kuku ini bertujuan untuk menjaga kesehatan bayi agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih. Sedangkan bancakan selapanan dimaksudkan sebagai rasa syukur atas kelahiran bayi, sekaligus sebah doa agar kedepannya si jabang bayi selalu diberi kesehatan, cepat besar, dan berbagai doa kebaikan lainnya.

Penutup

Batik sangat berarti bagi kehidupan khususnya masyarakat Jawa. Dengan peran batik yang begitu besar, sehingga batik diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNSECO. Beberapa pakem pemakaian batik di upacara adat lainnya akan segera kami tulis.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca.

 

Sumber:

www.beritasatu.com/mode/311385-cerita-filosofi-7-lembar-batik-di-upacara-mitoni.html

mbatikyuuuk.com/about/batik-dan-kehidupan-orang-jawa/

furniturebatik.wordpress.com/2011/07/04/motif-batik-bermakna-kelahiran/

kesolo.com/6-upacara-kelahiran-bayi-dalam-adat-jawa/amp/

 

Pesan, saran dan kritikmu turut membangun website ini!

error: Maaf, konten terproteksi.